Sunday, August 26, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : MUKASYAFAH MELIHAT AHLI MAKSIAT GEMBONG MALING

Bismillahirrahmanirrahim..

Mudah2an kisah ini bermanfaat buatku pribadi dan sahabat semua...

Suatu ketika Syeh Abdul Karim Al Magribi Al Arif Billah Rahmatullah, yang lagi “mazdub”, masuk ke suatu kedai kecil di suatu kampung yang di beri nama desa itu ''TEGEL dan WANI'' artinya tega dan berani di jawa tengah

Beliau di Perlihatkan Allah Azza Wa Jalla akan basirohnya, ( Allah Maha Kuasa akan segala sesuatu dan Abdul karim tidak kuasa akan apapun )

Dia melihat lho kok banyak sekali ini orang-orang yang di warung ini makan-makanan haram di tubuhnya,

Lho kok banyak betul ini yang tercium tidak solat Lima waktu.

Lho kok ada juga yang lain banyak bolong solatnya nya,

Lho kok maling, lho kok sering mabok, judi, dan lho kok ke Perempuan juga lokalisasi.

Weleh-weleh-weleh, Tobat-tobat, Astaqfirullah''


Kemudian Syeh Abdul Kariem membari nasehat seketika dan 4 dari 5 orang insyaf kemudian di antarkan seketika ke ulama sekitar untuk di ajarkan ilmu ibadah dan taubat kepada Allah Azza Wa Jalla

Apa yang di ucapkan syeh Abdul kariem?

Inilah nasehatnya :


''Wahai hamba Allah
Ingatlah jika kalian tidak sampai taubat maka kalian akan di azab ribuan tahun oleh Allah yang amat pedih siksaanNya ingatlah umat Rosulullah generasi pertama yang timbangan jeleknya lebih berat dari timbangan baiknya mereka di siksa di dalam kuburnya kurang lebih 1500 tahun lantas bagaimana jika kiamat misalnya 50,100,1000,5000 th lagi berarti belum di akerat saja sudah ribuan tahun azabnya, apalagi diakerat di neraka. jika 50.000 tahun kalian di azab itu adalah paling ringan, adalagi yang selamanya di siksa,” naudlubillah himin dzalik”

Terus sampaian ingat berapa tahun umat nabi Ibrahim alaihi salam, yang timbangan jeleknya lebih berat dari amal baiknya, ketahuilah mereka sampai sekarang sudah di azab Allah Azza Wa Jalla, 5000 tahun,ingat itu semua belum kiamat lho ………………

maka jangan kamu tukar duniamu dengan akeratmu ARTINYA jangan di tukar hidup 70 th dgn 70.000 th atau selamanya di neraka

Apakah mungkin belum kiamat sudah di siksa dan di azab 5000 tahun dan di akerat di siksa dan di azab hanya sehari, setahun, atau kurang dari 5000 tahun, itu mustahil !!!

( bagi siapapun yang amal jeleknya lebih berat dari amal baiknya ) pesan penting yang harus kalian ingat selama-lamanya :



“ JIKA KALIAN TIDAK MATI-MATIAN IBADAH
MAKA KALIAN AKAN MENYESAL DAN BENAR-BENAR MATI BENER DI NERAKA DI AZAB ALLAH PULUHAN RIBU TAHUN LAMANYA”

INI BERLAKU UNTUK KALIAN DAN UNTUK SIAPAPUN

Lantas apa sampaian pernah menimbang ibadah kalian dengan dosa kalian

Jika kalian solat tidak pernah khusuk selama itu maka kalian termasuk di dalamnya yang di azab Allah

Jika kalian lebih banyak lupa dari pada Ingat atau Dzikrullah dalam 24 jam maka kalian kalian termasuk di dalamnya yang di azab Allah

Jika kalian tidak pernah Zikir nafas yaitu setiap nafas berzikir maka kalian celaka

Jika kalian tidak pernah Zikir setiap detak jantung maka kalian celaka

Jika kalian tidak pernah zikir dalam seluruh tubuh maka kalian celaka

Jika kalian dalam mengingat Allah Azza Wa jalla setiap hari tidak menangis karena takut pada Allah maka kalian juga Celaka


karena tiap detik waktu kalian jika tidak berzikir akan di tuntut Allah Azza Wa Jalla

Lantas siapa yang selamat

yaitu hamba-hamba Allah yang saking takutnya kepada Allah Azza Wa Jalla menangis

yaitu hamba-hamba Allah yang saking malunya kepada Allah Azza Wa Jalla menangis akan dosanya jika dilihatkan kepada semua orang di padang nanti semua dosanya maka ia menangis sejadi-jadinya

yaitu hamba-hamba Allah yang saking cintanya kepada Allah Azza Wa Jalla menangis sejadi-jadinya

yaitu hamba-hamba Allah yang saking rindunya kepada Allah Azza Wa Jalla menangis sejadi-jadinya

Cinta dan Rindu ini di wujudkan dengan mensyukuri kesempurnaan Dzat Allah Azza Wa Jalla sambil menangis sejadi-jadinya



Sumber dari : http://cintasuci.blog.com/2010/09/01/mukasyafah-terhadap-gembong-maling/


Muhammad Hilmi
Admin : Ingat Dosa Ingat Neraka Ingat Siksa Ingat Taubat (Eling lan Waspodo)
Sumber dari : http://ingatdosataubat.mywapblog.com/ingat-dosa-taubat-mukasyafah-melihat-ahl.xhtml

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : LARANGAN MENGGUNJING DAN SERUAN MENJAGA MULUT

Find True Love in God








Berturut-turut firman ALLAH, Surat Al-Hujurat 12, Al-Israk 36, Al-Qaf 18


1. Dari Abu Hurairah, Rasul Shallallahu 'Alaihi wassalam bersabda : ''Barang siapa beriman kepada ALLAH dan hari Akhir, berbicaralah yang baik-baik, kalau tidak mampu, maka diamlah saja.'' (HR. Bukhari-Muslim)


2. Dari Abu Musa, aku bertanya: ''Manakah orang Islam yang terbaik ya Rasul?'' Jawabnya: ''Yaitu orang yang selalu menjaga perkataan dan tindakannya, tidak sampai menyakiti (menyinggung) perasaan umat Islam.'' (HR. Bukhari-Muslim).


3. Dari Sahl bin Sa'ad, Rasul Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: ''Barang siapa sanggup mengendalikan mulut (perkataan) dan kemaluannya dari hal-hal yang dilarang oleh ajaranku (Islam), saya jamin sorga baginya.'' (HR. Bukhari-Muslim)


4. Dari Abu Hurairah, Rasul Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: ''Seseorang terkadang mengeluarkan perkataan yang tiada di perhatikan, tahu-tahu dirinya terperosok ke jurang neraka sedalam (yang jaraknya) sejauh antara timur dan barat.'' (HR. Bukhari-Muslim)


5. Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: ''Seseorang tiada terasa terkadang mengucapkan suatu kalimat yang menjadi faktor ia memperoleh ridla ALLAH, tahu-tahu derajatnya menanjak beberapa tingkat. Dan sebaliknya seseorang terkadang melontarkan suatu ucapan yang mengakibatkan datangnya murka ALLAH dengan tiada di perhatikan, tahu-tahu dirinya sudah jauh terperosok ke jurang neraka.'' (HR. Bukhari).


6. Dari Abu Adbirrahman (Bilal) bin Harits, Rasul bersabda: ''Seseorang terkadang mengucapkan suatu kalimat yang berisi keridhaan ALLAH, ia tidak mengira bakal sampai seperti itu, tahu-tahu oleh ALLAH sudah ditulis dalam keridlaan-Nya hingga menghadap-Nya kelak. Dan sebaliknya terkadang seseorang melontarkan suatu kalimat yang berisi kemarahan ALLAH, dengan tiada diduga bakal begini jadinya, tahu-tahu ALLAH menulisnya dalam kemarahan-Nya hingga ia menghadap-Nya kelak. (HR. Turmudzi-Malik)


7. Dari Sufyan bin Abdullah: ''Ya Rasul, jelaskanlah kepadaku suatu perkara yang dapat menjadi pedoman hidupku.'' jawabnya : ''Katakanlah: ''ALLAH adalah Tuhanku, kemudian pegang teguhlah pernyataanmu itu, di wujudkan dalam perbuatanmu''. Lalu aku bertanya: ''Apa yang engkau takuti dariku ya Rasul?'' Jawabnya: ''Ini (mulut), beliau sambil memegangnya.'' (HR. Turmudzi).


8. Dari Ibnu Umar, Rasul Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: ''Kalian jangan memperbanyak omongan selain omongan yang mengandung dzikrullah, sebab hal itu mengakibatkan kerasnya hati, dan manusia yang paling jauh dari rahmat ALLAH adalah yang keras hatinya.'' (HR. Turmudzi).


9. Dari Abu Hurairah, Rasul Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: ''Barang siapa oleh ALLAH dijaga mulut dan alat fitalnya dari hal-hal yang dilarang oleh agama, pasti masuk syurga.'' (HR. Turmudzi)


10. Dari 'Uqbah bin Amir: ''Ya Rasul, manakah amalan (jalan) yang dapat menyelamatkan diriku?'' Jawabnya: ''Kekanglah mulutmu, jangan sampai berbicara yang melanggar ketentuan agama, dan tetaplah dalam rumahmu, apabila tiada kepentingan yang bermanfaat, dan ratapilah perbuatan dosamu.'' (HR. Turmudzi).


11. Dari Abu Sa'id al-Hudri, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: ''Apabila waktu pagi tiba, anggota tubuh seseorang memberi peringatan pada mulut, katanya: ''Hai mulut, berhati-hatilah kamu dalam menjaga keselamatan kami, sebab selamat atau tidaknya kami tergantung kepadamu, jika kau selalu lurus, maka selamatkanlah kami, tetapi jika kau menyimpang (bengkok), maka kami pun salah pula''. (HR. Turmudzi).


12. Dari Mu'adz: ''Ya Rasul, jelaskanlah kepadaku tentang amal perbuatan yang mewajibkan aku masuk surga dan menjauhkannya dari api neraka?'' Jawabnya: ''Sungguh, yang kau tanyakan itu urusan yang sangat penting, dan hal itu akan terasa ringan bagi orang yang diberi pertolongan oleh ALLAH, yaitu: ''Hendaklah engkau menyembah ALLAH, tiada menyekutukan-Nya, dan menegakkan shalat, membayarkan zakat, berpuasa pada bulan ramadhan, dan apabila kau berkemampuan, tunaikanalah ibadah Haji ke Baitullah. Selanjutnya sabda beliau: ''Ketahuilah, akan kutunjukkan pintu-pintu kebaikan kepadamu? Yaitu, puasa merupakan benteng/perisai, shadaqah menghapus dosa, seperti air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam sunyi, lalu membaca Al-Qur'an, surat As-sadjah 16-17, kemudian beliau bersabda: ''Maukah kalian kutunjukkan pangkal segala perkara, tiang dan puncaknya? Jawabku: ''Baik Ya Rasul.'' Sabdanya: ''Pangkal segala perkara ialah agama Islam, tiangnya shalat lima waktu dan puncaknya ialah jihad. Lalu maukah kamu, kutunjukkan kunci pembuka semuanya?'' Jawabku: ''Baik ya Rasul.'' Dan sabdanya: ''Jagalah ini'' (mulut), sambil beliau pegang. Tanyaku: ''Ya Rasul, adakah tuntutan bagi perkataanku semuanya?'' Jawabnya: ''Celakalah kau, ketahuilah, kebanyakan manusia terjerumus ke jurang neraka, akibat ucapan yang keluar dari mulutnya.'' (HR. Turmudzi).


13. Dari Abu Hurairah, Rasul Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: ''Taukah kalian, apakah menggunjing/ghibah itu?'' Para sahabat menjawab: ''ALLAH dan Rasulnya lebih mengetahui.'' sabdanya: ''Ghibah yaitu mengungkap hal-hal yang dibenci oleh kawanmu. Lalu kalau memang sesuai dengan keadaan/perbuatannya?'' Jawabnya: ''Ya itulah yang disebut dengan ghibah atau menggunjing, bahkan apabila orang mengungkapkannya melebihi itu (tidak sesuai dengan kenyataan), bukan ghibah lagi, melainkan ''buhtan'' atau ''menfitnah''. (HR. Muslim).


14. Dari Abu Bakra: ''Pada hari raya kurban tepatnya Haji tahun terakahir (Haji Wada') bagi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, beliau menyampaikan amanatnya lewat mimbar, demikian isi amanat beliau: ''Sungguh, jiwa, harta dan kehormatan kalian haram dilanggar (jangan saling membunuh, merampas hak dan menodai kehormatan sesamanya), seperti haram (mulyanya) hari dan bulan serta negri ini. Camkanlah baik-baik, hal itu sudah kusampaikan.'' (HR. Bukhari-Muslim)


15. Dari Aisyah: ''Aku berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam: ''Cukuplah bagimu cela Shafiyah, demikian, demikian''. Lalu beliau Rasul bersabda: ''Sungguh kamu lontarkan ucapan yang cukup keji, seandainya di aduk denga air lautan pasti mengotori semuanya.'' Dan pada saat yang lain, Aisyah pernah mengungkap keburukan orang di hadapan beliau Rasul. Kemudian beliau Rasul bersabda: ''Aku sama sekali tidak setuju dengan hal semacam itu, sekalipun aku harus memperoleh bayaran sekian, sekian banyaknya.'' (HR. Abu Daud-Turmudzi)


16. Dari Anas, Rasul Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: ''Saat aku mi'raj melewati suatu kaum berkuku tembaga, muka dan dadanya diraut-raut (di cakar-cakar) dengan kukunya, lalu hal itu kutanyakan kepada Jibril, jawabnya: ''Mereka itulah orang-orang yang menyantap daging manusia, dan menjatuhkan martabat mereka atau mengurangi kehormatannya dengan menggunjing''. (HR. Abu Daud).




Maha Benar ALLAH dengan segala Firmannya, Ampunilah kami Ya ALLAH



Artikel Terkait :

Road To Hell : Apakah Isi Neraka Jahanam..?

Road To Hell : Masya Allah! Dasyatnya Pemandangan Neraka Jahanam


Walhamdulillahi Rabbil'alamin



Sembahlah ALLAH : "Sadarlah wahai umat-Ku, kau sudah Ku matikan. Sampaikan kepada umat-Ku, apa yang Ku perlihatkan. Sampaikan kepada umat-Ku

Sumber Dari : http://roadtohell.mywapblog.com/road-to-hell-larangan-menggunjing-dan-se.xhtml

Thursday, July 26, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Awal Mula Perintah Puasa Ramadhan

Syahdan, menurut riwayat, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ' Alaihi Wassalam dan sahabat-sahabatnya sebelum mendapat perintah dari hadlirat ALLAH supaya mengerjakan puasa dalam bulan Ramadhan, maka pada masa itu, Nabi dan sekalian kaum Muslimin telah mengerjakan puasa pada tiap-tiap bulan, tiga hari puasa. Yakni pada tiap-tiap tanggal 13, 14 dan 15 tiap-tiap bulan. Dan pada tiap tahun, tiap hari tanggal 10 bulan Muharram (Asyura). Kemudian setelah Nabi Muhammad Shallallahu ' Alaihi Wassalam hijrah ke Madinah berselang lebih kurang 18 bulan, ialah ketika bulan Syaban tahun ke dua hijrah. ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Shallallahu ' Alaihi Wassalam yang bunyinya :

a183.png

Dengarkansp1.gif

y aa ayyuh aa al la dz iina aa manuu kutiba 'alaykumu al shsh iy aa mu kam aa kutiba 'al aa al la dz iina min qablikum la'allakum tattaquun a

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

a184.png

Dengarkansp1.gif

ayy aa man ma'duud aa tin faman k aa na minkum marii dh an aw 'al aa safarin fa'iddatun min ayy aa min ukhara wa'al aa al la dz iina yu th iiquunahu fidyatun th a' aa mu miskiinin faman ta th awwa'a khayran fahuwa khayrun lahu wa-an ta sh uumuu khayrun lakum in kuntum ta'lamuun a

184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan [114], maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

[114] Maksudnya memberi makan lebih dari seorang miskin untuk satu hari.

a185.png

Dengarkansp1.gif

syahru rama daa na al la dz ii unzila fiihi a lqur- aa nu hudan li l nn aa si wabayyin aa tin mina a lhud aa wa a lfurq aa ni faman syahida minkumu al sysyahra falya sh umhu waman k aa na marii dh an aw 'al aa safarin fa'iddatun min ayy aa min ukhara yuriidu al l aa hu bikumu a lyusra wal aa yuriidu bikumu a l'usra walitukmiluu a l'iddata walitukabbiruu al l aa ha 'al aa m aa had aa kum wala'allakum tasykuruun a

185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Ayat tersebut berarti, bahwa orang-orang yang telah beriman itu diwajibkan puasa sebagaimana orang-orang dahulupun diwajibkan puasa juga. Dan dengan mengerjakan puasa itu, mereka akan terpelihara dari pada semua perbuatan jahat. Dan puasa yang wajib dikerjakan bagi masing-masing orang yang telah beriman itu adalah dalam beberapa hari yang dapat dihitung atau yang tertentu, ialah dalam bulan Ramadhan pada tiap-tiap tahun. Tetapi bagi orang-orang yang sedang sakit atau selama di dalam bepergian atau dalam perjalanan jauh; maka mereka itu tidak diwajibkan berpuasa selama di dalam sakit atau selama di dalam bepergian atau dalam perjalanan jauh; melainkan mereka masing-masing diwajibkan bayar puasa itu dengan puasa dilain hari bilamana sudah sembuh, atau bilamana telah pulang (tidak dalam bepergian). Adapun bagi orang-orang yang berkuasa mengerjakan puasa, tetapi dalan keadaan bersusah payah atau sengsara, maka mereka itu boleh tidak mengerjakan puasa, tetapi mereka di wajibkan menebus puasanya dengan memberi makan pada seorang miskin pada tiap hari yang ditinggalkan. Dan barang siapa menebus puasa dengan memberi tebusan yang lebih dari semestinya maka bagi mereka itu adalah lebih baik, dan berpuasa itu adalah suatu pekerjaan yang baik bagi orang-orang yang mengerti kebaikannya.

Bulan Ramadhan adalah adalah suatu bulan yang bagi orang-orang yang telah beriman di wajibkan puasa pada bulan itu; dan pada bulan itu suatu bulan yang di dalamnya suatu hari permulaan kitab suci Al-Qur'an diturunkan oleh ALLAH kepada Nabi Muhammad Shallallahu ' Alaihi Wassalam yang Al-Qur'an itu berisi keterangan-keterangan petunjuk bagi semua manusia, serta pembeda atau pemisah diantara barang yang benar dan barang yang salah; maka dari itu barang siapa diantara mereka yang beriman dan mengetahui bulan itu pada tiap-tiap tahun, wajiblah baginya mengerjakan puasa pada bulan itu (satu bulan).

Adapun bagi barang siapa di antara mereka yang sedang menderita sakit, atau tengah dalam bepergian jauh, maka boleh tidak mengerjakan puasa, tetapi mereka wajib mencatat dan menghitung sehari-harinya yang mereka tidak kerjakan itu, lalu ia wajib membayar dengan puasa dalam beberapa hari yang lain. Yang sedemikian itu karena ALLAH berkehendak meringankan bagi mereka, dan tidak berkehendak memberatkan atas mereka; dan orang-orang yang mengerjakan puasa itu supaya menyempurnakan dalam satu bulan dan sehabis mereka mengerjakan satu bulan berpuasa, maka mereka itulah sama memaha besarkan nama Tuhan dan berterimakasih kepada-NYA, karena Tuhanlah yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus atas mereka masing-masing. Lain tidak !!

Demikianlah singkatnya, keterangan ayat-ayat puasa diatas tadi. Dan diriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ' Alaihi Wassalam sesudah menerima wahyu sebagai tersebut maka ketika bulan Ramadhan tahun itu juga (2 Hijrah) lalu mengerjakan puasa bersama sekalian sahabatnya.

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Yang Harus KitaKetahui Tentang Puasa Ramadhan

Written by Abu Asma' Kholid bin Syamhudi

1. Definisi Puasa
1.1. Definisi Secara Bahasa
Ash-Shiyam (puasa) dalam bahasa Arab bermakna 'menahan diri', seperti firman Allah :
Aku telah bernazar kepada Allah untuk menahan diri (dari berbicara)
(Maryam, 19:26).

1.2. Definisi Secara Istilah Syar'i
Adapun secara istilah syari adalah 'menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat'.

2 Keutamaan-Keutamaan Puasa dan Bulan Ramadhan

2.1. Keutamaan Puasa

Telah ada perintah yang menunjukkan bahwa puasa merupakan satu ibadah yang dapat mendekatkan diri pelakunya kepada Allah. Di samping itu, telah dijelaskan keutamaan-keutamaannya, di antaranya adalah yang terkandung dalam firman Allah :
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki danperempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al-Ahzab, 33:35).

Dan juga firman Allah :
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. (Al-Baqarah, 2:184).

Rasulullah sendiri telah menjelaskan keutamaan puasa dalam hadits-haditsnya yang sahih, antara lain adalah:

a. Puasa merupakan benteng atau perisai sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah:
Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu yang telah memiliki kemampuan untuk menikah, maka hendaknya dia menikah karena nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Sedang barangsiapa yang tidak mampu, maka seharusnya dia berpuasa karena puasa itu adalah benteng atau perisai baginya. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim dari hadits Ibnu Masud).

Hadits ini menjelaskan bahwa puasa dapat mengekang syahwat dan memperlemahnya, sehingga dia bisa menjadi perisai seorang muslim dari syahwat dan hawa nafsu - dua hal yang selalu menggiring manusia ke neraka Jahannam. Oleh karena itu, Nabi bersabda dalam hadits yang lain,
Tidaklah ada seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah, melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dengan puasanya itu dari api neraka (sepanjang perjalanan) tujuh puluh tahun. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim dari hadits Abu Sa'id al-Khudriy).

b. Puasa dapat memasukkan pelakunya ke dalam surga, sebagaimana hadits Abu Umamah bahwa beliau pernah berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku satu amalan yang dapat memasukkan diriku ke dalam surga. Beliau menjawab,
Berpuasalah, tidak ada yang seperti puasa.
(Riwayat an-Nasaiy, Ibnu Hibban, dan al-Hakim dengan sanad yang sahih).

c. Orang yang berpuasa itu mendapat dua kebahagiaan,sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah , beliau berkata, Rasulullah bersabda:
Allah berfirman, 'Semua amalan Bani Adam untuknya, kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya.' Puasa itu perisai. Jika salah seorang dari kalian berpuasa pada satu hari, maka janganlah berkata-kata kotor dan keji. Jika ada orang yang mencelanya dan menyakitinya, hendaklah dia berkata, 'Aku sedang berpuasa.' Demi Zat Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada wangi misik. Orang yang berpuasa itu memiliki dua kebahagiaan yang membahagiakannya, yaitu jika berbuka, dia berbahagia, dan jika berjumpa dengan Rabnya dia berbahagia dengan puasanya. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).

Dalam hadits inipun terdapat dua keutamaan yang lain, yaitu:

d. Pahala orang yang berpuasa dilipatgandakan, dan

e. Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih baik di sisi Allah daripada wangi misik.

f. Orang-orang yang berpuasa diberikan pintu khusus di surga yang diberi nama ar-Rayyan, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah ,
Sesungguhnya di dalam surga terdapat pintu yang dinamakan ar-Rayyan . Masuk dari pintu itu orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat; tidak masuk dari pintu itu seorangpun selain mereka. Kalau mereka semua telah masuk (ke dalam surga), maka pintu itu ditutup sehingga tidak dapat lagi seorangpun masuk melaluinya. Maka jika telah masuk orang yang terakhir dari mereka, pintu itupun ditutup. Barangsiapa yang masuk, akan minum, dan barangsiapa yang minum tidak akan haus selamanya. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim dari Abu Sa'id Al Khudriy).

2.2 Keutamaan Bulan Ramadhan

a. Bulan Ramadhan adalah bulan Alquran karena Alquran diturunkan pada bulan tersebut sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Albaqarah ayat 185:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah dia berpuasa.Dalam ayat di atas, bulan Ramadhan dinyatakan sebagai bulan Alquran diturunkan, kemudian pernyataan tersebut diikuti dengan perintah yang dimulai dengan huruf –yang berfungsi menunjukkan makna 'alasan dan sebab'– dalam . Hal itu menunjukkan bahwa sebab dipilihnya bulan Ramadhan sebagai bulan puasa adalah karena di dalamnya diturunkan Alquran.

b. Dalam bulan ini, para setan dibelenggu, pintu neraka ditutup, dan pintu surga dibuka sebagaimana yang disabdakan Rasulullah,
Jika datang bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka serta dibelenggu para setan. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).

Oleh karena itu, kita dapati dalam bulan ini sedikit terjadi kejahatan dan kerusakan di bumi karena sibuknya kaum muslimin dengan berpuasa dan membaca Alquran serta ibadah-ibadah yang lainnya; dan juga dibelenggunya para setan pada bulan tersebut.

c. Di dalamnya terdapat satu malam yang dinamakan lailatul qadar, satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al-Qadr.

3 Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah atas orang-orang mukmin dan merupakan salah satu dari Rukun Islam yang Lima, sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam Alquran dan as-Sunnah serta ijmak kaum muslimin.
a. Dalil dari Alquran:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. (Al-Baqarah, 2:183-185).

b. Dalil dari as-Sunnah:

1. Hadits Thalhah bin Ubaidullah. Beliau berkata, Seorang arab pedalaman datang kepada Nabi dalam keadaan kusut rambutnya - dan terdapat - laki-laki itu, 'Beritahulah aku apa yang diwajibkan atasku dari puasa.' Rasulullah menjawab, 'Ramadhan, kecuali kalau engkau ingin tambahan.' (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).

2. Hadits Ibnu Umar. Beliau berkata, Rasulullah bersabda, Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu: syahadatain, menegakkan solat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa bulan Ramadhan. (Riwayat al-Bukhariy).

c. Dalil dari Ijmak kaum muslimin:
Kaum muslimin telah menyepakati kewajiban puasa Ramadhan sejak dahulu sampai sekarang.

4 Persiapan Menghadapi Ramadhan

4.1 Menghitung Bulan Syakban
Salah satu bentuk persiapan dalam menghadapi Ramadhan yang seharusnya dilakukan oleh kaum muslimin adalah menghitung bulan Syakban, karena satu bulan dalam hitungan Islam adalah 29 hari atau 30hari sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam hadits Ibnu Umar, beliau bersabda:
Satu bulan itu 29 malam. Maka jangan berpuasa sampai kalian melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya), maka genapkanlah 30 hari. (Riwat al-Bukhariy).
Maka tidaklakh kita berpuasa sampai kita melihat hilal (tanda masuknya bulan). Oleh karena itu, untuk menentukan kapan masuk Ramadhan diperlukan pengetahuan hitungan bulan Syaban.

4.2 Melihat hilal Ramadhan
Untuk menentukan permulaan bulan Ramadhan diperintahkan untuk melihat hilal, dan itulah satu-satunya cara yang disyariatkan dalam Islam sebagaimana yang dijelaskan oleh an-Nawawi dalam al-Majmu' (6/289-290) dan oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughniy (3/27). Dan ini adalah pendapat Ibnu Taimiyah yang berkata, Kita sudah mengetaui dengan pasti bahwa termasuk dalam agama Islam beramal dengan melihat hilal puasa, haji, atau iddah (masa menunggu ), atau yang lainnya dari hukum-hukum yang berhubungan dengan hilal. Adapun pengambilannya dengan cara mengambil berita orang yang menghitungnya dengan hisab, baik dia melihatnya atau tidak, maka tidak boleh. [Lihat: Majmu' al-Fatawa 25/132).

Kemudian perkataan beliau ini merupakan kesepakatan kaum muslimin. Sedang munculnya masalah bersandar dengan hisab dalam hal ini baru terjadi pada sebagian ulama setelah tahun 300-an. Mereka mengatakan bahwa jikalau terjadi mendung (sehingga hilal tertutup )boleh bagi orang yang mampu menghitung hisab untuk beramal dengan hisabnya itu hanya untuk dirinya sendiri. Jika hisab itu menunjukkan rukyah, maka dia berpuasa, dan jika tidak, maka tidak boleh. (Lihat: Majmu' al-Fatawa 25/133). Lalu, bagaimana keadaan kita sekarang?

Adapun dalil tentang kewajiban menentukan permulaan bulan Ramadhan dengan melihat hilal sangat banyak, diantaranya adalah:
1. Hadits Ibnu Umar terdahulu.

2. Hadits Abu Hurairah. Beliau berkata, Rasulullah bersabda,
Berpuasalah kalian karena melihatnya dan berbukalah kalian (untuk idul fithri) karena melihatnya. Jika (hilal) tertutup oleh mendung, maka sempurnakanlah Syakban 30 hari.
(Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).

3. Hadits 'Adi bin Hatim , beliau berkata, Rasulullah bersabda,
Jika datang Ramadhan maka berpuasalah 30 hari kecuali kalian telah melihat hilal sebelumnya.
(Riwayat ath-Thahawy dan ath-Thabrany dalam al-Kabir 17/171, dan dihasankan Syaikh al-Albany dalam Irwa' al-Ghalil nomor hadits 901).

4.3 Puasa pada Hari yang Diragukan
Berpuasa pada hari yang diragukan, apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum, adalah terlarang sebagaimana di sebutkan dalam hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
Janganlah mendahului puasa Ramadhan dengan puasa satu hari atau dua hari (sebelumnya), kecuali orang yang (sudah biasa) berpuasa satu puasa (yang tertentu), maka hendaklah dia berpuasa. (Riwayat Muslim).

Penentuan bulan Ramadhan dengan cara melihat hilal dapat ditetapkan dengan persaksian seorang Muslim yang adil sebagaimana yang dikatakan Ibnu Umar :
Manusia sedang mencari hilal, lalu aku khabarkan Nabi bahwa aku telah melihatnya maka beliau berpuasa dan memerintahkan manuasia untuk berpuasa. (Riwayat Abu Dawud, ad-Darimy, Ibnu Hibban, al-Hakim, dan al-Baihaqy).

5 Amalan -Amalan Yang Berhubungan Dengan Puasa

5.1 Niat
Jika telah masuk bulan Ramadhan, wajib atas setiap muslim untuk berniat puasa pada malam harinya karena Rasulullah bersabda,
Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tiada baginya puasa itu. (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, dan al-Baihaqy dari Hafshah binti Umar).
Dan niat tempatnya di hati sedang melafalkannya itu termasuk kebid'ahan. Dan berniat puasa pada malam hari khusus untuk puasa wajib saja.

5.2. Waktu Puasa
Adapun waktu puasa dimulai dari terbit fajar subuh sampai terbenam matahari dengan dalil firman Allah,
Dan makan dan minumlah kalian sampai jelas bagi kalian putihnya siang dan hitamnya malam dari fajar.(Al-Baqarah, 2:186).

Dan perlu diketahui bahwa Rasulullah telah menjelaskan bahwa fajar ada dua:
a. Fajar kazib (fajar awal). dalam waktu ini belum boleh dilakukan solat subuh dan dibolehkan untuk makan dan minum bagi yang berpuasa.

b. Fazar shodiq (fajar yang kedua/subuh) sebagaimana hadits Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda,
Fajar itu ada dua. Adapun yang pertama, maka dibolehkan makan dan tidak boleh melakukan solat, sedang yang kedua, maka diharamkam makan dan dibolehkan solat. (Riwayat Ibnu Khuzaimah, al-Hakim, ad-Daruqutny, dan al-Baihaqy dengan sanad yang sahih)

Untuk mengenal keduanya dapat dilihat dari bentuknya. Fajar yang pertama, bentuknya putih memanjang vertikal seperti ekor serigala. Sedangkan fajar yang kedua, berwarna merah menyebar horisontal (melintang) di atas lembah-lembah dan gunung-gunungdan merata di jalanan dan rumah-rumah, dan jenis ini yang ada hubungannya dengan puasa.

Jika tanda-tanda tersebut telah tampak, maka hentikanlah makan dan minum serta bersetubuh. Sedangkan adat yang ada dan berkembang saat ini – yang dikenal dengan nama imsak – merupakan satu kebidahan yang seharusnya ditinggalkan. Dalam hal ini, al-Hafizh Ibnu Hajar – seorang ulama besar dan ahli hadits yang bermazhab Syafi'i yang meninggal tahun 852 H – berkata dalam kitabnya yang terkenal Fath al-Bary Syarh al-Jami' ash-Shohih (4/199),

Termasuk kebid'ahan yang mungkar adalah apa yang terjadi pada masa ini, yaitu mengadakan azan yang kedua kira-kira sepertiga jam sebelum fajar dalam bulan Ramadhan dan mematikan lentera-lentera sebagai alamat untuk menghentikan makan dan minum bagi yang ingin berpuasa, dengan persangkaan bahwa apa yang mereka perbuat itu demi kehati-hatian dalam beribadah. Hal seperti itu tidak diketahui, kecuali dari segelintir orang saja. Hal tersebut membawa mereka untuk tidak azan, kecuali setelah terbenam beberapa waktu (lamanya) untuk memastikan (masuknya) waktu-menurut persangkaan mereka- lalu mengakhirkan bukapuasa dan mempercepat sahur. Maka mereka telah menyelisihi sunnah Rasulullah. Oleh karena itu, sedikit sekali kebaikan mereka dan lebih banyak kejelekan pada diri mereka.

Setelah jelas waktu fajar, maka kita menyempurnakan puasa sampai terbenam matahari lalu berbuka sebagaimana disebutkan dalam hadits Umar bahwa Rasulullah bersabda,
Jika telah datang waktu malam dari arah sini dan pergi waktu siang dari arah sini serta telah terbenam matahari, maka orang yang berpuasa telah berbuka. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim)

Waktu berbuka tersebut dapat dilihat dengan datangnya awal kegelapan dari arah timur setelah hilangnya bulatan matahari secara langsung. Semua itudapat dilihat dengan mata telanjang tidak memerlukan alat teropong untuk mengetahuinya.

5.3 Sahur

5.3.1 Hikmahnya

Setelah mewajibkan berpuasa dengan waktu dan hukum yang sama dengan yang berlaku bagi orang-orang sebelum mereka, maka Allah mensyariatkan sahur atas kaum muslimin dalam rangka membedakan puasa mereka dengan puasa orang-orang sebelum mereka, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah dalam hadits Abu Sa'id al-Khudriy:
Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur. (Riwayat Muslim).

5.3.2 Keutamaannya

Keutamaan sahur antara lain:
1. Sahur adalah berkah sebagaimana sabda Rasulullah:
Sesungguhnya dia adalah berkah yang diberikan Allah kepada kalian, maka jangan kalian meninggalkannya. (Riwayat an-Nasai dan Ahmad dengan sanad yang sahih)..Sahur sebagai suatu berkah dapat dilihat dengan jelas karena sahur itu mengikuti sunnah dan menguatkan orang yang berpuasa serta menambah semangat untuk menambah puasa dan juga mengandung nilai menyelisihi ahli kitab.

2. Salawat dari Allah dan malaikat bagi orang yang bersahur, sebagaimana yang ada dalam hadits Abu Sa'id al-Khudry bahwa Rasulullah bersabda,
Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur. (Riwayat Ibnu Abu Syaibah dan Ahmad).

5.3.3 Sunnah Mengakhirkannya
Disunnahkan memperlambat sahur sampai mendekati subuh (fajar) sebagaimana yang dilakukan Rasulullah didalam hadits Ibnu Abbas dari Zaid bin Tsabit, beliau berkata,
Kami bersahur bersama Rasulullah , kemudian beliau pergi untuk solat. Aku (Ibnu Abbas) bertanya, Berapa lama antara azan dan sahur? Beliau menjawab, Sekitar 50 ayat. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).

5.3.4 Hukumnya
Sahur merupakan sunnah yang muakkad dengan dalil:
a. Perintah dari Rasulullah untuk itu sebagaimana hadits yang terdahulu dan juga sabda beliau :
Bersahurlah karena dalam sahur terdapat berkah.
(Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).

b. Larangan beliau dari meninggalkannya sebagaimana hadits Abu Sa'id yang terdahulu. Oleh karena itu, al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fath al-Bary (3/139) menukilkan ijmak atas kesunahannya.

5.4. Perkara-Perkara yang Membatalkan Puasa

Di dalam puasa ada perkara-perkara yang merusaknya,yang harus dijauhi oleh seorang yang berpuasa pada siang harinya. Perkara-perkara tersebut adalah:

a. Makan dan minum dengan sengaja sebagaimana yang difirmankan Allah :
Dan makanlah dan minumlah kalian sampai jelas baggi kalian benang putih siang dari benang hitam malam dari fajar. (Al-Baqarah, 2:186).
b. Sengaja untuk muntah ( muntah dengan sengaja).
c. Haid dan nifas.
d. Injeksi yang berisi makanan (infus).
e. Bersetubuh.

Kemudian ada perkara-perkara lain yang harus ditinggalkan oleh seorang yang berpuasa, yaitu:

1. Berkata bohong sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
Barangsiapa yang tidak meninggalkan berkata bohong dan beramal dengannya, maka Allah tidak butuh dengan usahanya meninggalkan makan dan minum. (Riwayat al-Bukhariy).

2. Berbuat kesia-siaan dan kejahatan (kejelekan) sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
Bukanlah puasa itu (menahan diri) dari makan dan minum. Puasa itu hanyalah (menahan diri) dari kesia-siaan dan kejelekan, maka kalau seseorang mencacimu atau berbuat kejelekan kepadamu, maka katakanlah, 'Saya sedang puasa. Saya sedang puasa.' (Riwayat Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim).

5.5. Perkara-Perkara yang Dibolehkan
Ada beberapa perkara yang dianggap tidak boleh padahal dibolehkan, di antaranya:

a. Orang yang junub sampai datang waktu fajar sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah dan Ummu Salamah, keduanya berkata:
Sesungguhnya Nabi mendapatkan fajar (subuh) dalam keadaan junub dari keluarganya kemudian mandi dan berpuasa. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).
b. Bersiwak.
c. Berkumur dan memasukkan air ke hidung ketika bersuci.
d. Bersentuhan dan berciuman bagi orang yang berpuasa dan dimakruhkan bagi orang-orang yang berusia muda.
e. Injeksi yang bukan berupa makanan.
f. Berbekam.
g. Mencicipi makanan selama tidak masuk ke tenggorokan.
h. Memakai penghitam mata (celak) dan tetes mata.
i. Menyiram kepala dengan air dingin dan mandi.

5.6 Orang-Orang yang Dibolehkan Tidak Berpuasa

Sesungguhnya agama Islam adalah agama yang mudah. Oleh karena itu, ia memberikan kemudahan dalam puasa ini kepada orang-orang tertentu yang tidak mampu atau sangat sulit untuk berpuasa. Mereka itu adalah sebagai berikut:

1. Musafir (orang yang sedang dalam perjalanan/bepergian ke luar kota).
2. Orang yang sakit.
3. Wanita yang sedang haid atau nifas.
4. Orang yang sudah tua dan wanita yang sudah tua dan lemah.
5. Wanita yang hamil atau menyusui.

5.7. Berbuka Puasa

5.7.1 Waktu berbuka
Berbuka puasa dilakukan pada waktu terbenam matahari dan telah lalu penjelasannya pada pembahasan waktu puasa.

5.7.2. Mempercepat Buka Puasa
Termasuk dalam sunnah puasa adalah mempercepat waktu berbuka dalam rangka mengikuti contoh Rasulullah e dan para sahabatnya sebagaimana yang dikatakan oleh Amr bin Maimun al-Audy bahwa sahabat-sahabat Muhammad saw adalah orang-orang yang paling cepat berbuka dan paling lambat sahurnya. (Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam al-Musannaf nomor 7591 dengan sanad yang disahihkan Ibnu Hajar dalam Fath al-Bary 4/199).

Adapun manfaatnya adalah:
1. Mendapatkan kebaikan
sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Sahl bin Saà d bahwa Rasulullah bersabda,
Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka mempercepat buka puasanya. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).

2. Merupakan sunnah Nabi .

3. Dalam rangka menyelisihi ahli kitab sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
Agama ini akan senantiasa menang selama manusia (kaum muslimin) mempercepat buka puasanya karena orang-orang Yahudi dan Kristen (Nashrani) mengakhirkannya. (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Hibban dengan sanad hasan).
Buka puasa dilakukan sebelum solat maghrib karena itu merupakan akhlak para nabi. Sedangkan Rasulullah memotivasi kita untuk berbuka dengan kurma dan kalau tidak ada kurma, maka memakai air. Ini merupakan kesempurnaan kasih sayang dan perhatian beliau e terhadap umatnya.

5.8 Adab Orang yang Berpuasa.
Disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk beradab dengan adab-adab yang syari, di antaranya:

1. Memperlambat sahur.
2. Mempercepat berbuka puasa.
3. Berdoa ketika berpuasadan ketika berbuka .
4. Menahan diri dari perkara-perkara yang merusak puasa.
5. Bersiwak.
6. Berderma dan tadarus Alquran.
7. Bersungguh-sungguh dalam beribadah khususnya pada sepuluh hari terakhir.

Demikianlah makalah seputar puasa Ramadhan ini dibuat. Mudah-mudahan dapat berguna bagi saya khususnya dan bagi kaum muslimin umumnya.

Rujukan:
1. Shifat shaum Nabi Oleh Salim Al Hilaly dan Ali Hasan
2. Fatawa Romadhon

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Puasa Ramadhan : Pendalaman Qiyam Ramadhan

1. Keutamaannya

Qiyam Ramadhan adalah menegakkan malam-malam Ramadhan dengan ibadah solat. Amalan ini memiliki keutamaan-keutamaan bagi pelakunya, yaitu:

a. Mendapat pengampunan dari Allah sebagaimana sabda Rasulullah :

Barangsiapa yang menegakkan (malam-malam) bulan Ramadhan dengan keimanan dan mencari keridhaan Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Lalu Rasulullah meninggal sedang perintah tersebut (meninggalkan jamaah taraweh) masih berlaku, demikian juga pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan pertengahan kekhalifahan Umar sebagaimana riwayat Muslim.

b. Mendapat keutamaan shiddiqin dan syuhada sebagaimana hadits Amr bin Murroh:

Datang kepada Rasulullah seorang laki-laki Bani Qudhaah, lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku telah bersyahadat tiada sesembahan yang hak, kecuali Allah, dan bersyahadat bahwa engkau adalah utusan-Nya, aku solat lima waktu, puasa satu bulan (Ramadhan), dan aku telah menegakkan (malam-malam) Ramadhan serta aku tunaikan zakat?' Maka Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa yang mati atas hal ini, dia termasuk dalam(kelompok) shiddiqin dan orang-orang yang syahid.' (Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih keduanya dan oleh selainnya dengan sanad yang sahih).

2. Persyariatan Qiyam Ramadhan dengan berjamaah

Disyariatkan berjamaah dalam melaksanakan qiyam Ramadhan, bahkan berjamaah itu lebih utama dibandingkan mengerjakannya sendirian karena Rasulullah telah melakukan hal tersebut dan menjelaskan keutamaannya sebagaimana dalam hadits Abu Dzar:

Kami berpuasa bersama Rasulullah Ramadhan. Beliau tidak melaksanakan qiyam (solat taraweh) bersama kami selama bulan itu kecuali sampai tinggal tujuh hari. Saat itu, beliau tegak (solat taraweh) bersama kami sampai berlalu sepertiga malam. Pada hari keenam (tanggal 24) beliau tidak solat bersama kami. Baru kemudian pada hari kelima (tanggal 25) beliau solat lagi(solat taraweh) bersama kami sampai berlalu 1/2 malam. Saat itu aku berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, seandainya engkau menambah solat pada malam ini.' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya jika seseorang solat bersama imamnya sampai selesai, niscaya ditulis baginya amalan Qiyamul Lail.' Lalu pada malam keempat (tanggal 26) kembali beliau tidak solat bersama kami. Dan pada malam ketiga (tanggal 27), beliau kumpulkan keluarga dan istri-istrinya serta manusia, lalu menegakkan (malam tersebut) bersama kami sampai kami takut kehilangan kemenangan. Berkata (rawi dari Abu Dzar), Aku bertanya, 'Apa kemenangan itu?' Beliau (Abu Dzar) menjawab, 'Sahur. Kemudian beliau tidak menegakkannya setelah itu. (Riwayat Ashhabus Sunan)

Rasulullah tidak melakukannya secara berjamaah terus menerus disebabkan beliau takut hal itu diwajibkan atas kaum muslimin lalu mereka tidak mampu untuk mengerjakannya sebagaimana dalam hadits Aisyah (dalam shahihain):
Bahwasanya Rasululloh keluar pada suatu malam lalu sholat di masjid,dan sholat bersamanya beberapa orang dengan sholatnya,lalu pada pagi harinya manusia membicarakan hal itu,maka berkumpullah orang lebih banyak dari mereka, lalu (Rasulullah) sholat dan sholat bersamanya orang-orang tersebut. lalu keesokan harinya manusia membicarakan hal itu,maka banyaklah ahli masjid pada malam ke tiga, lalu Rasululloh keluar dan sholat bersama mereka.ketika malam ke empat masjid tidak dapat menampung ahlinya sehingga beliau keluar untuk sholat shubuh, ketika selesai shubuh,beliau menghadap manusia,lalu bertsyahud dan berkata:Adapun kemudian,tidaklah mengkhawatirkanku kedudukan kalian, akan tetapi aku takut diwajibkan hal ini atas kalian lalu kalian tidak mampu melaksanakannya.Lalu Rasululloh meninggal dan perkara tersebut tetap dalam keadaan tidak berjamaah. (HR Al Bukhory dan Muslim).

Dan sebab tidak diperintahkan berjamaah dalam qiyam Romadhon ini hilang dengan wafatnya beliau setelah disempurnakannya agama ini dengan demikian tinggallah hukum disyariatkannya berjamaah dalam qiyam ramadhan yang hal itu dihidupkan oleh Umar bin al-Khaththab pada kekhalifaannya. Kemudian disyariatkan juga hal itu untuk wanita, bahkan boleh menjadikan imam khusus untuk mereka, sebagaimana yang dilakukan Umar dengan menjadikan Ubai bin Kaab sebagai Imam untuk laki-laki dan Sulaiman bin Abu Hatsmah untuk perempuan dan demikian juga Ali bin Abu Thalib telah memerintahkan manusia untuk qiyam Ramadhan dan menjadikan bagi laki-laki seorang imam dan bagi wanita urfuzah ats-Tsaqafi sebagai imam (diriwayatkan oleh al-Baihaqiy).

3. Jumlah rakaatnya

Adapun jumlah rakaatnya adalah 11 rakaat menurut yang rajih insyallah dan boleh kurang darinya dan Rasulullah tidak menentukan banyaknya dan panjang bacaannya.

4. Waktunya

Waktunya dimulai dari setelah sholat 'Isya' sampai munculnya fajar shubuh,dengan dalil sabda Rasululloh :
Sesungguhnya Allah telah menambah kalian satu sholatdan dia adalah witir maka sholatlah kalian antara sholat 'Isya sampai shlat Fajar. (HR Ahmad dari Abi Bashroh,dan dishohihkan Al Albany dalam Qiyamur Romadhon 26).

Dan sholat malam diakhir malam lebih utama bagi yang mampu untuk bangun diakhir malam ,dengan dalil sabda Rasululloh :
Barang siapa yang takut tidak bangun di akhir malam,maka berwitirlah di awalnya,dan barang siapa yang tamak untuk biasa bangun di akhirnya,maka hendaklan berwitir di akhir malam,karena sholat di akhir malam itu dipersaksikan, dan itu lebih utama.(HR Muslim).

Tetapi kalau terdapat sholat teraweh berjamaah di awal malam maka itu lebih utama dari sholat taraweh di akhir malam sendirian.





5. Rincian Rakaat Sholat Taraweh.
 
Adapun sholat taraweh yang dilakukan Rasululloh adalah dengan perincian sebagai berikut:

1. 13 Rakaat dengan perincian:2 rakaat-2 rakaat dan dengan satu witir.


2. 13 Rakaat dengan perincian : 8 rakaat ditutuup dengan salam pada setiap dua rakaat,ditambah 5 rakaat witir dengan tidak duduk dan salam kecuali di rakaat yang kelima.

3. 11 rakaat dengan perincian: dua-dua rakaat dan ditutup dengan satu witir.

4. 11 Rakaat dengan perincian: empat-empat dan ditutup dengan 3 rakaat witir.

5. 11 Rakaat dengan perincian: 8 rakaat tanpa duduk kecuali di rakaat yang kedelapan,lalu bertasyahud dan sholawat serta berdiri tanpa salam,lalu berwitir serakaat dan salam dan ditambah 2 rakaat dilakukan dalam posisi duduk.

6. 9 Rakaat dengan perinciaan : 6 rakaat dilakukan tanpaduduk kecuali di rakaat keenam,lalu bertasyahut dan bersholawat tanpa salam,kemudian berdiri untuk witir serakaat lalu salam,kemudian sholat 2 rakaat dengan duduk.

7. Qunut.

Setelah selesai dari membaca surat dan sebelum ruku' kadang-kadang beliau berqunut,dan boleh dilakukan setelah ruku'

8. Bacaan Setelah Witir.

Apabila telah selesai dari witir maka hendaklah membaca: Subhanal Malikul kuddus 3x dengan memanjangkan suara dan meninggikannya pada yang ketiga.

9. Penutup.

Demikian tulisan ini dibuat,mudah-mudahan bermanfaat.
Rujukan :
1. Qiyamur Ramadhon oleh Syikh Muhammad Nashiruddin Al Albany.
2. Sifat Shaum Nabi oleh Salim Al Hilaly dan Ali Hasan.


ditulis oleh Kholid Syamhudi


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Tuesday, July 10, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com ; Persatuan : Landasan Karakter Luhur Bangsa



''Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity,'' begitu pernyataan Presiden AS Barack Obama, dalam kunjungannya ke Indonesia November tahun 2010 lalu. Presiden Barack Obama menyampaikan ini untuk memuji nilai-nilai dasar negara yang dipegang bangsa Indonesia untuk menyatukan keragaman budaya maupun agama dari Sabang sampai Merauke.


Penjelmaan persatuan dan kesatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia di simpulkan dalam PP. No 66 Tahun 1951, 17 Oktober dan diundangkan 28 November 1951 dan termuat dalam lembaran Negara No. II/ Tahun 1951.


Hakikat Bhinneka Tunggal Ika yang memberikan suatu pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat, kebudayaan serta karakter yang berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah Nusantara. Namun persatuan keseluruhannya adalah merupakan suatu persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Perbedaan ini merupakan bawaan suatu kodrat manusia sebagai makhluk Yuhan Yang Maha Esa, namun perbedaan itu untuk dipersatukan disentesakan dalam suatu sintesa yang positif dalam suatu negara kebersamaan, negara persatuan Indonesia (Notonegoro, 1975:106)


''From Sabang to Merauke, from Java to Aceh to Papua,'' tutur Obama dalam potongan kata-kata yang dipersatukananya dalam kalimat pidatonya untuk menegaskan bahwa segenap rakyat Indonesia berhak mendapatkan perlakuan yang sama tanpa memandang dari mana mereka berasal.


Obama menilai kemampuan Indonesia menyatukan perbedaan yang ada dengan landasan Bhinneka Tungggal Ika telah mengantarkan Indonesia berhasil tidak hanya membangun bangsanya sendiri tetapi juga menjadi teladan bagi negara-negara di ASEAN maupun Asia Pasifik. Landasan ini juga yang dinilaio Obama mampu menyatukan Indonesia dalam keberagaman agama sebagai suatu kekuatan dan bukan pemecah bangsa. ''Bhinneka Tunggal Ika - persatuan dalam keberagaman. Ini merupakan dasar dari contoh Indonesia kepada dunia dan inilah mengapa Indonesia akan memainkan peranan sedemikian pentingnya dalam abad ke-21,'' sebut Obama.


Moto bangsa Indonesia yang bermakna berbeda-beda tetapi satu jua, memang bak mantra ampuh yang mampu menyatukan bangsa ini, dan sebagai landasan untuk membangun karakter bangsa berperan besar dalam mempertahankan eksistensi dari bangsa tersebut. Cukup banyak faktor empiris yang membuktikan bahwa karakter bangsa yang kuat berperan besar dalam mencapai tingkat keberhasilan dan kemajuan atau proses pembangunan.


Idiologi pembangunan (developmentalisme) yang dilaksanakan di beberapa negara di dunia menyandarkan pada pandangan yang optimistis terhadap ciri-ciri, watak dan karakter manusia (masyarakat), yang selalu mengalami perubahan (change), pertumbuhan (growth), perkembangan (progress), agar terwujud keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. ''Developmentalism humanis'' menekankan pentingnya harkat dan martabat manusia agar lebih bermakna dalam kehidupan, (Mangunhardjana, 1997).


Menurut (Moeljarto,1985), dalam membangun karakter bangsa aspek-aspek sosial budaya harus ditempatkan sebagai bagian yang amat penting agar manusia menjadi lebih manusiawi (in order to be more human)
. Pembangunan yang berwajah manusiawi, harkat, martabat, kehormatan diri, identitas (identity), kemulian (dignity), kehormatan (respect), kebebasan (freedom), dan pengakuan (recognition). Karena itu karakter bangsa dalam Antropologi (khususnya masa lampau) dipandang sebagai tata nilai budaya dan keyakinan yang mengejawantah dalam kebudayaan dalam suatu masyarakat dan memancarkan ciri-ciri khas keluar sehingga dapat ditanggapi orang luar sebagai kepribadian masyarakat tersebut.


Gagasan pembangunan karakter bangsa unggul telah ada semenjak di proklamirkannya republik ini. Presiden Soekarno dengan sangat jelas menginginkan Indonesia menjadi bangsa bukan hanya besar tetapi juga kuat karakternya seperti terungkap dalam pidatonya pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, 1963 berjudul ''Genta Suara Revolusi Indonesia'' ada dua maksud yang terkandung dalam isi pidato Presiden Soekarno tersebut yaitu membangun bangsa (nation building) dan membangun karakter (character building). Dalam amanatnya, Presiden Soekarno menegaskan ''saya telah mengemukakan pikiran-pikiran yang mendasari proses, ''National Buliding,'' yaitu adanya keinginan bersama untuk membangunkan jiwa bangsa yang bersatu (persatuan karakter) karena persamaan nasib dan patriotisme.''


Dari ungkapan tersebut dapat dikatakan bahwa pembangunan bangsa dilakukan dengan pembangunan karakternya. Nilai-nikai yang ada pada nilai-nilai dasar negara merupakan nilai dasar yang perwujudannya menjadi karakter bangsa Indonesia. Beberapa tokoh Nasional bangsa seperti Ki Hadjar Dewamtoro juga menyebutkan tentang perlunya character buliding sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.


Sejarah mencatat bahwa kunci sukses suatu bangsa bukan ditentukan kekayaan bangsa tersebut akan sumber daya alamnya, tetapi justru oleh sejauh mana karakter yang kondusif untuk maju. Karakter bangsa yang kuat yang dilandasi jiwa persatuan berperan besar dalam mencapai keberhasilan dan kemajuan atau progress pembangunan. Indonesia pernah membuktikan itu. Karena di landasi persatuan dan rela berkorban untuk kepentingan tanah air dan bangsa seluruh kekuatan bangsa dikerahkan untuk menggapai kedaulatan. Begitu Cina, negeri ini bisa dikatakan tidak lebih makmur dibandingkan dengan Indonesia di era 70-an. Namun dalam kurun waktu 30 tahun, dengan disiplin baja dan kerja keras, Cina berhasil bangkit menggerakkan mesin produksi nasionalnya.


Contoh lain adalah India. Negara ini sekarang telah berhasil menjadi salah satu negara yang sanggup berswasembada pangan. Dengan jumlah penduduk kedua terbanyak di dunia, maka mencapai posisi kesanggupan memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri merupakan prestasi yang membanggakan. Keberhasilan ini didorong oleh karakter kuat bangsa India untuk maju dan membangun dengan kemampuan sendiri atau dikenal dengan istilah budaya swadeshi. Prinsip inilah yang membuat India tumbuh menjadi negara paling mandiri di Asia saat ini. Berbagai kebutuhan hidup mulai dari yang sederhana seperti sabun mandi hingga mobil, mesin-mesin industri, kapal laut bahkan pesawat terbang di buat sendiri. Semua itu bisa terjadi dengan semangat persatuan.


Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia (when character is lost thene everything is lost). Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar : kedamaian (peace)
, menghargai (respect), kerjasama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happinnes), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance) dan persatuan (unity)

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Wednesday, June 20, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot[dot]Com ; Pahlawan Tauhid : Pemberantas Mitos di Nageri para Berhala



Di negeri berhala berkembang mitos kemusyrikan. Umar Ra pernah tertawa sendiri, ia teringat pada masa jahiliyah ketika ia membuat patung tuhannya sendiri dari roti. Suatu saat ia lapar namun tidak ada makanan, tuhannya itu dia makan sendiri. Alangkah bobroknya tauhid masyarakat waktu itu.



Sahdan ribuan tahun sebelum itu, di negeri Babilonia. Seorang pemuda yang sangat pemberani sendirian menghancurkan berhala-berhala di tempat penyembahan. Ia sisakan patung yang paling besar dan di lehernya di kalungkan kapak.

Raja dan tentara Namruz menangkap Ibrahim sang pemuda pemberani. ''Mengapa Anda menghancurkan Tuhan kami?''

Sang Nabi menjawab, ''Tanyakan saja pada patung yang paling besar itu!''

''Bagaimana kami akan bertanya pada patung itu?''

Ayah para Nabi inipun berkata, ''Benda yang tidak bisa menjawab pertanyaan, mengapa kalian sembah?''

Selanjutnya pahlawan Tauhid ini berkata, ''Tanyakan saja pada patung yang tersisa itu, bukankan di lehernya ada kapak? Hanya dia saja yang ingin disembah maka patung-patung yang lain di hancurkannya!''



Kemudian misi ajaran tauhid ini dilanjutkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Ajaran tauhid ini tidak lain untuk menghancurkan berhalaisme patung-patung. Penyembahan patung-patung ini sebagai gambaran pola kehidupan materialistis. Paham materialistis yang respulsif telah menutup matahati masyarakat. Matahati itu telah menggoncangkan Mekah. ''Para budak menyerahkan keringatnya untuk memperkaya tuan-tuan. Tertindas di bawah kaki tuan-tuan yang telinganya tak mau mendengar rintihan kesengsaraan.''



Rasul sebagai pahlawan Tauhid ingin menghilangkan itu. Ia ingin merubah negara berhala yang penuh mitos menjadi negeri Qur'ani yang penuh Tauhid. Tidak mencuri, tidak berzinah, tidak membunuh anak kandung sendiri dan tidak musyrik merupakan materi sumpah setia yang di ucapkan penduduk Yatsrib kepada Nabi dalam Baiat Al Aqobah. Sumpah setia ini di ikrarkan untuk menciptakan umat yang bertauhid.



Melihat kisah diatas yang ternyata, para pahlawan Tauhid, dari dahulu sampai dengan sekarang hanya membawa satu misi la ilaha illallah. Ia merupakan konsep tertinggi tentang ketuhanan. The highest conception of godhead. Juga merupakan jalan utama menuju kebahagiaan.



Nabi bersabda, ''Segala sesuatu ada jalannya dan jalan ke surga adalah La illaha illallah.''



ALLAH berfirman, ''Janganlah kamu adakan Tuhan lain selain ALLAH, agar kamu tidak tercela dan di tinggalkan,'' Qs. Al Isra:22



Alangkah Naifnya hidup dalam keadaan tercela dan tidak di sukai lalu di jauhi ALLAH.



Tuhan itu dekat. Semakin kita dekat akan semakin dekat pula IA kepada kita. Jika yakin bahwa Tuhan itu dekat maka tumbuhlah rasa percaya diri. Bagai seorang tentara, bila pistol ada pada tubuhnya maka ia akan bertambah rasa percaya dirinya. Tapi bila senjatanya tidak dekat darinya maka hilanglah rasa percaya dirinya. Karena itulah pahlawan tauhid akan kuat jiwanya, berkat keyakinan yang kokoh bahwa ALLAH selalu bersamanya, bahkan lebih dekat dari urat nadi dirinya.



Dekat kepada ALLAH perlu pengorbanan. Pengorbanan ini di ajarkan dengan cara berkurban pada hari raya ied al kurban. Kurban itu sendiri bermakna dekat. Ibrahim AS dan Muhammad SAW adalah dua figur yang telah mencontohkan kurban dan pengorbanan. Dari dua contoh tersebut, kita dapat memaknai kurban secara kualitatif bahwa kita harus mengorbankan keinginan kita sendiri, bahkan mimpi-mimpi kita. Tidak semua kehendak dan mimpi-mimpi kita tercapai.



Sebagai pahlawan apalagi pahlawan Tauhid pendekatan pengorbanan kepada ALLAH wajib di laksanakan.



Nabi Muhammad Sang Pahlawan Tauhid



Diridlai dan dicintai ALLAH, sebuah mutiara yang amat mahal harganya. Demi mendapat ridla ALLAH, kita harus menyatukan keinginan kita dengan keinginan ALLAH.

ALLAH berfirman dalam kitab sucinya, ''Kamu lihat mereka sujud dan ruku mencari karunia dan ridla ALLAH, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka dari bekas sujud.'' Qs 48:29.



Selanjutnya ALLAH bertanya, ''Apakah orang yang mengikut keridlaan ALLAH sama dengan orang mendapat kemurkaan.'' Qs. 3:162.



Selain itu, agar keinginan kita tercapai, memperoleh kemudahan, dan rezeki yang luas. Resepnya mudah. Anda harus mencintai ALLAH, nanti ALLAH dan seluruh mahluk akan mencintaimu. Jika ALLAH dan seluruh mahluk mencintai kita maka segala masalah akan terselesaikan. Untuk dicintai ALLAH kita juga harus menolong-Nya.



ALLAH berfirman, ''Jika kamu menolong ALLAH maka ALLAH akan menolong kamu.'' Qs. 47:7, dan Tuhan Yang Maha Tinggi ini pun menyatakan, ''Sesungguhnya ALLAH akan menolong orang-orang yang menolong-Nya.'' Qs. 22:40.



Tetapi ingat bahwa ALLAH tidak memerlukan pertolongan, menolong ALLAH bermakna menolong agama ALLAH, mengagungkan ALLAH dengan pengagungan Tauhid yang sebenarnya.

ALLAH SWT berfirman, ''Dia bukan pula hina yang memerlukan pertolongan.'' Qs. 17:111.

Ibnu Jarir berkata, ''Ayat ini menjawab perkataan Shabiin dan Majusi bahwa Tuhan itu hina dan lemah bila tidak ada yang membela. Maka turunlah ayat tersebut.



Selanjutnya, agar dicintai ALLAH kita juga harus mencintai Rasul. Rasul wajib di bela dan dianut . Dialah yang mengaplikasikan seluruh petunjuk ALLAH. Beliau di program oleh ALLAH untuk menjadi pahlawan Tauhid. Bahkan sejak dulu kala namanya tertulis di dalam kitab-kitab kuno. Sampai detik inipun namanya tercantum sebagai orang nomor satu di jajaran 100 tokoh dunia.

Al-Qur'an menyatakan, ''Dan kami angkat namamu menjadi sangat populer?'' Qs. Al Insyiroh:4. Kitab-kitab kuno yang mencantumkan informasi tentang beliau antara lain :



Kitab Bavishya Purana



Dalam kitab hindu ini disampaikan bahwa Rasul yang akan datang ini adalah ummi (buta huruf) dan jelas-jelas di sebut nama Muhammad di dalamnya.



''Kemudian seorang dengan julukan ''orang yang tak berilmu'', Muhammad namanya dan seorang penduduk Arab datang dengan sahabat-sahabatnya. Hai penduduk dari tanah Arab dan tuan dari seluruh dunia kepadamulah persembahan saya! (Bavishya-Purana, Purwa 3, Khand 3, Adiya 3, Salob 3, 7, 8).



Kitab dasatir XIV



Kitab agama Persia ini menggambarkan akan datang seseorang dari tanah Arab yang akan menghancurkan negara super power baik Persia maupun Romawi.



''Apabila orang-orang Parsi terjerumus ke dalam budi pekerti yang begitu rendah. Seorang akan di lahirkan di tanah Arab, yang pengikut-pengikutnya akan membikin terbaliknya takhta kerajaan mereka, agama dan segala barang.

Seorang yang berkepala batu yang amat berkuasa dari Parsi itu akan di kalahkan. Rumah yang yang dibikin itu (yang di maksud disini ialah Nabi Ibrahim AS yang membangunkan Ka'bah), dan dimana berhala-berhala banyak terdapat disitu, akan disucikan dari berhala-berhala itu dan orang banyak akan menjalankan shlatnya dengan menghadap Ka'bah itu. Pengikut-pengikut akan menawan kota-kota orang Parsi dan Thaus dan Balkh dan lain-lain tempat yang besar-besar di sekelilingnya. Rakyat akan menjadi kacau satu persatu. Orang-orang yang pintar dari tanah Parsi dan lain-lainnya akan menggolong kepada pengikut-pengikutnya.''



Kitab Injil Barnabas



Barnabas adalah murid langsung Nabi Isa AS. Dalam kitabnya tercantum tantang Nabi Muhammad. Kitab itu memberitakan.



''Bahwasanya nama yang diberkati itu ialah Muhammad.''

Ketika orang banyak sama mengangkat suaranya sambil berkata, ''Ya ALLAH ! Utuslah oleh-Mu Utusan-Mu kepada kami ! Ya Muhammad, marilah segera datang untuk melepaskan dunia ini !''
Barnabas, 97:18 dan 19.



Sang pahlawan tauhid ini harus dicintai, diikuti, dan di taati. Sesungguhnya, ALLAH dan malaikat-Nya melestarikan ajaran Tauhid yang di bawa Nabi Muhammad. Maka orang-orang yang beriman wajib melestarikan dan menyerahkan dirinya pada ajaran tauhid ini.



Ajaran tauhid wajib dilestarikan, dengan cara mencontoh budi pekerti Rasul. ''Budi pekerti beliau adalah Al-Qur'an, beliau marah karena kemarahan Al Qur'an dan beliau ridla karena keridlaan Al Qur'an. (HR. Muslim). Keridlaan dan kemarahan Nabi Muhammad di dasarkan kepada Al-Qur'an.''



Insya ALLAH, jika berbekal Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, berhalaisme akan lenyap dari bumi ini, amin.



Post Terkait :

Tuesday, June 19, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot[dot]Com : Lima Huruf Sebagai Bekal Perjalanan (Kaf Ha Ya' 'Ain Shad)

Bismillahirrahmairrahim

Suatu ketika, Malik bin Dinar sedang berjalan untuk menunaikan ibadah haji. Ditengah perjalanan, ia melihat seorang pemuda tengah berjalan kaki tanpa membawa bekal dan kendaraan. Anehnya, ,eski menempuh perjalanan yang sangat jauh, sipemuda tak membawa air sekedar menghalau haus selama di perjalanan. Namun begitu, si pemuda terlihat tenag-tenang saja.


Aneh. Begitu yang terlintas di benak Malik bin Dinar mengetahui si pemuda tidak membawa bekal apapun. Padahal, perjalanan yang ia tempuh sangat jauh. Makanya Malik bin Dinar menyambangi si pemuda. Kepada sipemuda , Malik bin Dinar menyapa terlebih dahulu seraya mengucapkan seuntai kata salam untuknya. ''Assalamu'alaikum.'' Tanpa rasa canggung, sipemudapun menjawab uluk salamnya. ''Wa'alaikumsalam''. Selanjutnya, perbincangan di antara keduanya pun berlanjut.


''Wahai pemuda, dari manakah engkau datang''? Tanya Malik bin Dinar.
''Dari sisi-Nya,'' jawab si pemuda.
''Mau kemana?''
''Mau ke sisi-Nya.''
''Mana bekalmu?'' Malik bin Dinar melanjutkan pertanyaannya.
''Dalam tanggungan-Nya,'' jawab si pemuda
''Jalan ini tidak bisa di tempuh tanpa bekal dan air,'' kata Malik bin Dinar.
''Baiklah,'' Malik bin Dinar melanjutkan, ''Apakah engkau mempunyai sesuatu?''
''Kaf Ha Ya' 'Ain Shad,'' jawab si pemuda.
Si pemuda melanjutkan, ''ketika aku memulai perjalanan, aku telah membawa lima huruf sebagai bekal.''
Malik bin Dinar bertanya,''Lima huruf yang manakah itu?''
SiPemuda menjawab, ''Allah swt berfirman : ''Kaf Ha Ya' 'Ain Shad.''
''Apa maknanya?'' tanya Malik bin Dinar.

''Kaf artinya Kafi (Dzat Yang Mencukupi). Ha artinya Hadi (Pemberi Hidayah). Ya' artinya Mu'wi (Dzat Pemberi Tempat). 'Ain artinya 'Alim (Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu) dan Shad artinya Shadiq (Yang Benar dalam Janj-Nya,'' si pemuda menjelaskan.


''Maka,'' lanjut si pemuda, ''barang siapa yang temannya adalah Dzat Yang Mencukupi, Memberi Petunjuk, Memberi Tempat, Mengetahui Segala Sesuatu, dan Benar dalam Janji-Nya, Apakah masih memerlukan orang lain dan apakah masih takut kepada orang lain? Dan apakah masih perlu membawa bekal dan air bersama-Nya?''


Mendengar ucapannya, Malik bin Dinar bermaksud memberikan baju miliknya kepada si pemuda. Tetapi si pemuda menolaknya. Ia mengelak. ''Telanjang dari baju dunia itu lebih baik. Kalau halal pasti di hisab dan kalau haram pasti pasti akan mendatangkan azab,'' ucap si pemuda.


Ketika malam mulai gelap, si pemuda menengadahkan wajahnya kelangit. Selanjutnya ia memanjatkan doa, ''Wahai Yang Maha Suci, yang gembira dengan ketaatan hamba-Nya, dan tidak rugi oleh dosa-dosa hamba-Nya, berikanlah kepadaku yang menyebabkan Engkau senang, yakni taat. Dan ampunilah sesuatu yang karenanya Engkau tidak rugi, yakni dosa.''


Lalu ketika orang-orang memakai pakaian ihram dan mengucapkan Labbaik, si pemuda diam saja.


Malik bin Dinar penasaran. Makanya, ia bertanya, ''Mengapa engkau tidak mengucapkan Labbaik?''


Si pemuda menjawab, ''Aku takut bila aku mengucapkan Labbaik wa la Sa'daik (labbaik-mu tidak diterima dan Sa'daik-mu tidak di terima). Yakni, Dia tidak mau mendengarkan suaraku dan Dia tidak akan memandangku.''


Setelah itu si pemuda pergi. Sepanjang perjalanan, Malik bin Dinar tidak menjumpai si pemuda. Malik bin Dinar baru melihat kembali si pemuda ketika berada di Mina.


Di Mina, si pemuda tampak tengah membaca beberpa syair yang maknanya, ''Dia adalah kekasih yang menyukai darahku di alirkan. Darahku ditanah Haram pun Halal untuk-Nya. Dan di luar tanah Haram pun, demi ALLAH, seandainya ruhku tahu bahwa ia bergantung kepada Dzat Yang Maha Suci, maka ia akan berdiri dengan kepala, bukan dengan kaki

Dan orang yang biasa mencaci maki, janganlah mencaciku karena mencintai-Nya. Seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, maka sekali-kali kalian tidak akan mencaciku.


Orang-orang berthawaf di sekeliling Baitullah, seandainya mereka berthawaf di sekeliling ALLAH, maka mereka tidak akan bergantung kepada tanah Haram.


Pada hari raya orang-orang berkurban kambing. Akan tetapi pada hari itu Kekasihku mengorbankan jiwaku. Orang-orang telah telah selesai menuniakan ibadah haji, dan hajiku adalah sesuatu yang membuatku tenang. Orang-orang telah berkurban. Aku berkurban dengan darah dan nyawaku.''


Selanjutnya si pemuda berdo'a, ''Ya ALLAH, orang yang telah mendekatkan diri kepada-Mu melalui berkurban. Dan aku tidak mempunyai sesuatu yang bisa aku kurbankan. Aku memilki nyawa. Aku persembahkan nyawaku kepada-Mu. Maka, terimalah, ya ALLAH.''


Tak lama setelah memanjatkan do'a, si pemuda menjerit dan jatuh. Ia meninggal dunia. Tak lama berselang terdengar suara gaib. Suara itu berkata demikian, ''Ia adalah temannya ALLAH swt''


Lalu, Malik bin Dinar mengurusi pengebumiannya. Sepanjang malam Malik bin Dinar memikirkan tentang si pemuda yang di jumpainya itu. Dalam keadaan seperti itu. Dan dalam tidurnya, Malik bin Dinar bermimpi bertemu dengan si pemuda.
''Bagaiamana keadaanmu?'' tanya Malik bin Dinar.
Aku telah di perlakukan seperti para syuhada Badar, bahkan di lebihkan dari mereka,'' jawab si pemuda.
''Mengapa engkau di lebihkan dari mereka?'' lanjut Malik bin Dinar.
''Mereka Syahid dengan pedang musuh, dan aku syahid oleh pedang kerinduan kepada ALLAH swt,'' jawab si pemuda.
*****


Allah yang menciptakan manusia. Allah pula yang menjamin rezekinya. Bahkan seekor binatang melatapun, mahluk yang tidak di lengkapi dengan akal dan jauh dari kesempurnaan fisik layaknya manusia, telah di tentukan rezekinya masing-masing. Dalam hal ini, firman-Nya dalam surat Hud ayat 6, ''Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan ALLAH-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).''


Karenanya, sejatinya manusia tidak perlu cemas memikirkan apa yang akan ia makan hari ini. Ia tidak perlu risau rezeki apa yang akan ia dapatkan sebagai bekal menyambung hidupnya. Atau, tidak perlu terjun ke dunia maksiat untuk meraup rezeki-Nya. Tidak perlu terjadi cekcok antar teman, tidak perlu sinis terhadap tetangga, bahkan tidak terjadinya perang hanya karena soal perut.


Urusan rezeki sudah di tentukan untuk setiap masing-masing kita. Kecemasan hanya akan memperkeruh pikiran dan mengundang lahirnya kegelisahan yang lain. Apalagi, jika tidak di barengi dengan tindakan nyata. Sejauh ada kemampuan untuk berusaha, ALLAH akan membukakan jalan untuk setiap usaha kita. Dimana ada kemauan, disitu pula ada jalan. Demikian kata pepatah. Keberuntungan tidak pernah datang kepada orang yang tidak pernah menumpahkan keringatnya.


Perlu perjuangan untuk sampai di sebuah tempat wisata yang indah yang terletak di puncak gunung. Sepanjang jalan menuju kesana, kondisi jalan tak selalu rata. Terkdang kita harus melintas di jalan berkelok. Tak jarang kita di hadapkan dengan kontur jalan yang menanjak. Belum lagi harus melawan panasnya terik atau melawan stres yang mungkin hinggap sepanjang mengendara. Akan tetapi, bukankah semua itu terasa indah setelah kita sampai di tempat tujuan?


Jika diibaratkan bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan, maka segala bentuk kesulitan maupun kesenangan yang mungkin pernah kita kecap tak ubahnya pemandangan yang mewarani perjalanan yang kita tempuh. Dan boleh jadi, karena dua sisi yang berbeda itu hidupu kita menjadi lebih berwarna dan penuh makna. Dengan bekal yang cukup, kita tak perlu takut menghadapi hidup. Berbekal Iman kepada ALLAH dan menyandarkan segala urusan hanya kepada-Nya menjadi kekuatan untuk menjalani hidup menjadi lebih hidup.

Wallahu'alam bil Shawab.

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot[dot]Com : KEBANGKITAN ISLAM : ''Indonesia Hari Ini''



Indonesia yang luas daratannya 1.992.570 Km2 (16 besar) berpenduduk :



75.000.000             jiwa tahun  1950



92.701.000             jiwa tahun  1960



119.467.000           jiwa tahun  1970



146.449.000           jiwa tahun  1980



178.302.000           jiwa tahun  1990



209.342.000           jiwa tahun  2000



237.973.000           jiwa proyeksi tahun  2010



261.802.000           jiwa proyeksi tahun  2020



 



Prosentasi pembagian umur (sensus 1990) :



0 – 14 = 36,6%                       15 – 29 = 28,3%



30 – 44 = 18,1%                    45 – 59 = 10,6%



60 – 74 = 5,2%                                   75 = 1,1%



 



Dari data kependudukan seperti ini, kita dapat meletakkan visi kita untuk Indonesia masa depan agar dapat bangkit, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah di tataran dunia antar bangsa. Membangkitkan Indonesia dari keterpurukan adalah diterobos mutlak melalui perbaikan kwalitas bangsa, tak ada jalan lain hanya melalui peningkatan pendidikan. Jumlah Sumber Daya Insani yang harus mendapatkan perhatian serius ternyata sangat signifikan jumlahnya, mencapai hampir 65%. Jika Indonesia gagal menata generasi angkatan pertama dan dua ini (0-14 tahun dan 15-25 tahun), sudah barangpasti 20 tahun mendatang nasib bangsa Indonesia tidak dapat dibayangkan betapa nistanya di pergaulan antar bangsa, atau mungkin Indonesia hanya akan menjadi kenangan. Namun jika ditangani pendidikannya secara tepat dan serius, maka kegemilangan Indonesia akan menjadi kenyataan.



Melalui pendidikan yang benar dan tepat, budaya baru Indonesia dapat ditumbuhkan. Budaya Indonesia hari ini, cenderung tidak dapat bersatu, tidak mempunyai etos kerja yang tinggi, tidak mandiri dalam membangun diri, kurang berorientasi pada ilmu pengetahuan, sumber daya tenaga kerja lemah dan rendah, tidak produktif, dan lain-lain lagi. Semuanya itu merupakan indikator kemunduran kwalitas bangsa (Ummat). Karenanya, harus diciptakan kontra budaya, dan sekali lagi jalan satu-satunya adalah pendidikan. Bangsa Indonesia harus sanggup menyisihkan segala yang dimiliki untuk mendidik bangsa. Memang terasa aneh, berbangsa dan bernegara kok hanya berbicara pendidikan. Bagi kelompok yang berfikir instan, memang hal itu merupakan keanehan, namun bagi bangsa yang berfikir kebaikan masa depan bangsanya yang hari ini sedang sengsara dilanda keterpurukan, maka perkara itu bukan merupakan hal yang aneh. Bangsa yang arif akan memilih jalan perbaikan pendidikan secara mutlak bagi bangsanya, sekalipun hasil yang akan diraihnya menunggu waktu yang sangat lama. Namun bila dilaksanakan dengan tekun dan penuh kesabaran, hasil yang diidam-idamkan, yakni kesejahteraan dan perubahan budaya dari budaya negatip menjadi budaya positip sudah pasti akan dirasakan. Masa 20 tahun memang panjang, namun masa menunggu perubahan budaya yang diakibatkan perbaikan pendidikan akan dapat dirasakan walau sebelum 20 tahun.



Kelak jika pendidikan dibangun dengan serius, budaya bangsa Indonesia akan menjadi cinta kesatuan dan persatuan karena manusia terdidik yang baik akan mendahulukan urusan kebersamaan (kekitaan) daripada urusan pribadi dan golongannya. Manusia terdidik dengan baik akan bersikap mendahulukan kepentingan bangsa dan negaranya. Bangsa yang terdidik individu-individunya akan mempunyai etos kerja yang tinggi, karena semua yang mereka lakukan berdasar kalkulasi riel. Bangsa yang terdidik dengan baik akan menjadi bangsa yang mandiri. Maknanya tatkala mereka berkepentingan dengan bangsa lain, mereka akan mampu merumuskan dengan produk yang mereka hasilkan dan bukan mengandalkan hutang karena sememangnya kehidupan ini saling ketergantungan. Bangsa yang terdidik dengan baik akan dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan bagi pencerahan dunia masa depan, bersama-sama bangsa-bangsa dunia lainnya, sehingga mampu berinteraksi ilmu pengetahuan dan teknologi di tataran antar bangsa. Bangsa yang terdidik akan mempunyai tenaga kerja yang kuat dan produktif, karena lapisan dasar tenaga kerjanya terdiri dari sumber daya yang pengetahuannya sesuai dengan pekerjaannya. Bangsa yang terdidik dengan baik, akan menjadi bangsa yang amanah dan terhormat sehingga tanpa diminta, bangsa lain akan menghormatinya, dan mereka akan berhitung seribu kali jika akan mengambil kebijakan yang tidak tepat kepadanya, apatah lagi menghinanya. Dan bangsa yang terdidik dengan baik pasti akan menjadi bangsa yang kaya dan sejahtera, karena mereka sanggup mensyukuri nikmat Tuhan yang selalu diberikan kepadanya. Dan itulah Budaya Baru Indonesia yang harus diwujudkan dan itu juga yang kita maksudkan dengan kontra budaya itu. Indonesia Cerdas, Indonesia Toleran, Indonesia Damai, dan Indonesia yang Cinta Hukum.



Jika seperti itu kontra budaya yang kita ciptakan melalui Budaya Baru Indonesia, maka kebangkitan Dunia Islam melalui dan dimulai dari Indonesia (kata banyak orang) bukan merupakan hal yang mustahil. Oleh karenanya, kita sebagian kecil dari bangsa Indonesia memulai ke arah itu. Kita katakan dengan bahasa lisanul hal, kita mulai melangkah membangun dan merealisir visi Budaya Baru Indonesia (kontra budaya). Dari desa yang sunyi ini, kita ubah suatu paradigma bahwa hanya kotalah yang mampu mewujudkan fasilitas pendidikan yang memadai. Ternyata desa jika ditata dan di-manage dengan amanah dan jujur perkembangannya jauh lebih cepat daripada kota yang tidak berbudaya.



Membangun pendidikan yang baik berarti mendidik berorientasi masa kini dan masa depan. Itu pula yang dinamakan modern. Karenanya pendidikan modern  tidak dapat difasilitasi dengan fasilitas yang tidak mempunyai nilai kekinian.



Fasilitas modern bukan terbatas hanya dalam bidang fisik, namun segala yang memehuni persyaratan modern. Modern bermakna visioner, karenanya visi pendidikan mesti diarahkan kepada kebangkitan Indonesia yang dapat berdiri sama tinggi duduk sama rendah di tataran antarbangsa. Pendidikan modern bermakna pendidikan yang berprogram jelas. Program pencapaian pendidikan Indonesia harus diarahkan membangkitkan bangsa Indonesia menjadi setara dengan bangsa-bangsa lain dalam segala bidang dan aspek kemajuan dan perkembangan bangsa-bangsa menjadi bangsa yang arah berfikirnya berwawasan antar bangsa. Pendidikan modern mesti berorientasi pada dunia ilmu pengetahuan dan perkembangannya. Budaya Indonesia ke depan adalah ditentukan oleh hasil pendidikan yang berorientasi ilmu pengetahuan yang tak kunjung henti, ilmu pengetahuan yang tidak pernah kenal titik berhenti. Pendidikan modern harus mempunyai sarana disiplin. Dalam kehidupan modern, disiplin merupakan sesuatu yang mesti diwujudkan. Disiplin bukan milik kalangan militer atau sipil, semua bangsa modern pasti konsisten dengan disiplin. Bangsa akan hancur jika disiplin disepelekan dalam kehidupan kesehariannya. Disiplin inilah yang akan menghantarkan suatu bangsa akan kenal prosedur hidup bermasyarakat dan berbangsa. Disiplin pula yang akan membawa bangsa akan mencintai kehidupan bertatahukum yang rapi. Masyarakat atau bangsa yang berdisiplin sebagai cermin masyarakat yang dapat menghormati hukum dan menegakkannya dalam tatanan hidup kesehariaannya, baik untuk dirinya maupun masyarakat dan negaranya. Dalam kehidupan pendidikan modern, diperlukan sarana yang dapat membawa kepada tingkatan hidup yang mengarah kepada etos kerja yang tinggi. Tanda masyarakat modern adalah mempunyai etos kerja tinggi dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.



Karenanya, semua sarana yang diperlukan untuk menunjang kehidupan pendidikan modern seperti itu harus kita adakan jika kita menginginkan Indonesia ini menjadi bangsa yang maju dan modern di masa kini dan mendatang. Tatkala bangsa Indonesia sudah memasuki era pendidikan modern seperti yang telah diuraikan tadi, tentu bangsa ini akan tampil dengan gagah, bangga menjadi bangsa Indonesia dengan kebanggaan yang beralasan. Bangsa Indonesia akan menjadi cinta persatuan dan kesatuan, sebab pikirannya sudah menjadi cerdas, wawasannya menerobos cakrawala yang tak terbatas oleh kekangan-kekangan tetek-bengek yang mematikan makna persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang sanggup hidup berdampingan dengan sesama bangsanya dan bangsa-bangsa dunia lainnya. Solidaritasnya tak terbatas hanya oleh kepicikan isme-isme dan madzhab-madzhab yang membelenggu kehidupan. Bangsa Indonesia yang terdidik ini akan menjadi bangsa yang sanggup berkorban demi kemajuan bangsa dan ummat manusia secara keseluruhan.



Tentang pengorbanan, bangsa di dunia manapun pada taraf kehidupan adapun, di negara maju pun mereka masih tetap dituntut untuk mempunyai jiwa pengorbanan yang tinggi terhadap perjuangannya. Dalam kesempatan mengisi dan memaknai perjalanan abad kebangkitan ini, kita sekelompok bangsa-bangsa yang sadar akan hakekat masa depan Dunia Islam, kita sedang mengasah terus jiwa kesadaran kita terhadap makna pengorbanan itu; di tengah-tengah keadaan yang serba terbatas, kita memberanikan diri untuk tampil menata kehidupan pendidikan bangsa dan ummat. Ini adalah manifestasi dan bentuk sebuah pengorbanan. Dan pengorbanan kita ini takkan berbatas dengan suatu titik pencapaian. Katakanlah dengan izin Allah kita dapat menyelesaikan proyek pembangunan pendidikan di tempat ini, maka kita akan melangkah ke berbagai tempat sesuai dengan program yang telah kita tentukan bersama. Untuk itu ada baiknya jika pada kesempatan ini kita bertanya kepada diri kita masing-masing. Sudah lelahkah kita untuk berkorban demi kejayaan dan kebangkitan pendidikan dan kemajuan Dunia Islam? Bila kita tidak merasa lelah apa yang dapat kita buktikan untuk itu semua ?. Bangsa yang selalu siap dengan pengurbanan, itu tandanya bahwa umur bangsa ini akan menjadi panjang dan tak terbatas.



Selanjutnya melalui mimbar ini,



Kepada ummat Islam Bangsa Indonesia dan segenap undangan lainnya, kami bertanya:



Sanggupkah kita dengan segala daya dan upaya kita berperan aktif membangun Bangsa Indonesia, demi kejayaan dan kegemilangan masa depan ?



Sanggupkah kita mendanai tanpa hutang luar negeri untuk program pembangunan pendidikan Bangsa dan Ummat ?



Baiklah ini adalah statement dan pernyataan kita, des itu adalah program yang harus kita lakukan secara konsekuen, sampaikanlah program pembangunan bangsa ini kepada segenap sahabat yang tidak berkesempatan hadir di majlis peringatan tahun baru 1423 H ini.



Sekali lagi kita berdo’a,



Semoga dalam seluruh hari di tahun 1423 H ini kita dapat mengabdikan diri kita demi kebangkitan kembali bangsa dari keterpurukan, dan semoga dengan tekad dan kesanggupan kita untuk berbuat ini Allah melapangkan segala cita-cita kebangkitan Bangsa Indonesia, Kebangkitan Ummat, dan Kebangkitan Dunia Baru Islam yang penuh Toleransi dan Perdamaian yang dapat dirasakan oleh segala lapisan Ummat Manusia tanpa kecuali. Amin.



Post Terkait :

Kebangkitan Islam yang ALLAH janjikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam



KEBANGKITAN ISLAM : ABAD XV HIJRAH MERUPAKAN ABAD KEBANGKITAN ISLAM?



KEBANGKITAN ISLAM : Dunia Islam Setelah Wafat Rasulullah



KEBANGKITAN ISLAM : ABBASIYAH ( BANI ABBAS)



KEBANGKITAN ISLAM : DINASTI UTSMANI : 1300-1922 M



Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot[dot]Com ; KEBANGKITAN ISLAM : BAGAIMANA DENGAN ''DUNIA ISLAM?''



Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita memberikan tanggapan dan pendapat atas kemampuan dua Blok Besar dunia yang telah kita gambarkan terdahulu. Kemampuan mereka mencapai prestasi seperti itu adalah dikarenakan pencapaian mereka di berbagai bidang aspek kemajuan, terutama kemajuan ilmu dan teknologi yang telah mereka kuasai dalam kehidupan ini, sehingga terkuasainya ilmu dan teknologi mampu memberikan kekuatan yang berarti dalam kehidupan secara individu maupun berkelompok,yang akibatnya mampu menguasai perjalanan sejarah dunia di mana mereka hidup.



Berbagai kejayaan yang pernah dicapai Ummat Islam dalam beberapa abad yang lalu baik sejak Dinasti Umayyah sampai Abbasiyah maupun Utsmaniyah, kuncinya adalah penguasaan ilmu dan teknologi juga.



Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan muslim pada masa lalu menjadi penyumbang kemajuan peradaban dunia, dicatat oleh sejarah peradaban manusia hingga kini. Semua itu telah berlalu ditelan masa, sedangkan apa yang dialami oleh Dunia Islam masa kini berbicara lain, masih jauh dari makna kemajuan. Sehubungan dengan itu, pada waktu tibanya abad XV Hijriyah dua dasawarsa yang lalu, tepatnya pada bulan November 1980 M, bertepatan dengan pergantian abad hijriyah memasuki abad ke-15, ummat Islam menyambutnya dengan suatusikap dan tekad, bahwa abad ke-15 Hijrah adalah merupakan abad kebangkitan Ummat Islam. Di sana-sini, di berbagai negara-negara Muslim Ummat Islam menyambutnya dengan gegap gempita sebagai abad Kebangkitan Ummat. Banyak orang menandai Abad 15 ini sebagai Abad Kebangkitan adalah dengan tampilnya Revolusi Iran yang mampu merobohkan kekuatan Kerajaan menjadi Republik Islam.



Dan apa yang diyakini sebagai abad kebangkitan Islam ini ternyata masih dirajut dengan berbagai konflik antar negara-negara Islam itu sendiri, baik diakibatkan oleh konflik intern maupun ekstern. Abad Kebangkitan Ummat Islam diawali denqan konflik besar antara Republik Irak dengan Republik lslam Iran, peperangan dahsyat yang menelan waktu selama 7 tahun, mengorbankan nyawa ratusan ribu muslimin dan memusnahkan berbagai sumber daya lainnya, perang berhenti hanya karena masing-masing sudah kehabisan tenaga. Awal tahun 1980, Uni Soviet mengadakan invasi ke Afganistan, salah satu negara berpenduduk mayoritas Islam. Selama hampir 10 tahun Afganistan dibuat porak poranda oleh kekuatan negara adidaya komunis itu.



Pada bulan Agustus 1990, Irak menyerbu Kuwait dan mendeklarasikan bahwa Kuwait sebagai propinsi ke-19 bagi negara Irak. Januari 1991 pasukan koalisi pimpinan Amerika menyerang Irak dan memporak-porandakan Irak dan mengusir pasukan Irak dari Kuwait. Afganistan yang belum sembuh dari akibat invasi mendiang Uni Soviet, sepuluh tahun kemudian (akhir 2001) dibumihanguskan kembali oleh pasukan sekutu, di bawah pimpinan Amerika Serikat. Afganistan lumpuh, Irak lumpuh, Iran pun belum bangkit sepenuhnya dari akibat peperangan dengan Irak.



Belum lagi pergolakan di Palestina, yang setiap saat diselenggarakan perjanjian perdamaian antara masing-masing yang bersengketa namun sampai detik ini tak dapat diwujudkan perdamaian itu. Keganasan yang nyata-nyata dilakukan oleh kekuatan Yahudi seperti menjadi hal yang lazim, dunia tutup mata, kekuatan adidaya pun bersikap ganda. Dan konflik sepertinya tidak berhenti sampai di sini, sebab pertempuran hidup mati yang tidak seimbang terus berjalan di Palestina antara Israel dan Palestina.



Organisasi Konferensi Islam (OKI), perserikatan negara-negara berpenduduk Islam didirikan pada tanggal 25 September 1969 yang kini beranggotakan lebih dari 50 negara-negara berpenduduk Muslim, merupakan akibat dari aksi kekerasan yang dilakukan oleh Israil. Suatu gagasan konsolidasi Ummat lslam sedunia untuk membebaskan Yerusalem dari genggaman Israil.



Selain kegiatan politik, selanjutnya OKI juga menangani berbagai permasalahan yang lebih luas berkenaan dengan politik, ekonomi dan sosial budaya. Namun organisasi perserikatan ini sampai memasuki abad XV Hijriyah ini belum dapat dirasakan kesannya bagi kemajuan negara-negara anggotanya (yakni negara-negara Islam sedunia), hal ini sangat terasa tidak adanya pengaruh keberadaannya bagi kebrutalan tindakan negara Israil terhadap Palestina.



Abad XV Hijrah yang disambut sebagai abad kebangkitan Islam ini, sampai dengan tahun ini, yang hampir memasuki seperempat abad, ternyata belum menunjukkan adanya indikasi yang menunjang ke arah kebangkitan itu sendiri. Dunia Islam masih tampak stagnan, sementara masyarakat dunia di luarnya semakin bergerak maju, tanpa berhenti. Namun dibalik itu semua, masih ada suatu optimisme (yang beralasan), sedikitnya dunia Islam telah menorehkan kesadaran bahwa Abad ini disikapi sebagai Abad Kebangkitan, paling tidak, sikap dan kesadaran itu dapat mendorongnya menuju kebangkitan yang dicita-citakan.



Kebangkitan seperti apa yang dicita-citakan itu ? Belajar dari sejarah perjalanan panjang ummat manusia, kebangkitan itu harus diberi pigura yang jelas. Kebangkitan yang dicita-citakan adalah bangkit untuk ikut menata dunia bersama masyarakat lainnya menujutercapainya kesejahteraan dan perdamaian dunia (Q.S 106:3-4).



Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka`bah).

Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Qs. Al-Quraisy:3-4)



Bangkit menata masyarakat adalah mengerahkan daya dan upaya untuk terus berpikir dan berbuat bagaimana mengembangkan diri dan membawa anggota masyarakat menjadi warga masyarakat yang cerdas, dengan kecerdasannya mereka mampu menguasai sain dan teknologi yang terus berkembang maju tanpa berhenti. Berfikir dan berbuat tanpa henti untuk meningkatkan produk yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai lapisan masyarakat, sehingga dapat memiliki andil dalam kebersamaan meminimalkan beban akibat kemiskinan. Berfikir dan berbuat tanpa henti untuk mewujudkan kebajikan dan kebijakan politik yang mampu mensejahterakan tatanan kehidupan ummat manusia. Kebangkitan seperti itulah yang harus dijadikan ukurannya.



Sekarang, pertanyaannya adalah dari mana kita memulainya ? Tentunya, sebagai jawabannya adalah kita mulai dari diri kita sendiri. Kita adalah warga masyarakat dunia yang bermustautin di sebuah negara.Negara yang kita berada di dalamnya dapat dinamakan Indonesia, Malaysia, dan lain sebagainya. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus memulai semua itu dari titik Indonesia. Kita mempersiapkan semua bentuk kebangkitan yang dicita-citakan itu adalah dari Indonesia. Artinya, sebagai Ummat Islam Bangsa Indonesia, kita harus berani mereformasi diri dalam arti kata yang sebenar-benarnya dan seluas-luasnya.



Bukan reformasi tradisionalistis yang hanya dilandasi oleh keyakinan luas bahwa lembaga dan praktek kita lebih unggul daripada apa pun yang dikembangkan di berbagai negara maju (Barat). Bukannya dimaknai bahwa lembaga kita (Islam) adalah merupakan spirit dan kekuatan yang harus diwujudkan dalam sebuah tatanan hidup yang practicable ((صالح untuk setiap zaman dan tempat. Reformasi tradisionalistis yang menjurus kepada upaya memulihkan cara-cara lama, menghukum person-person yang dianggap menyeleweng dan tidak cakap.



Mereformasi diri yang kita maksudkan, bukan seperti itu. Reformasi tradisionalistis itu mesti dimodifikasi menjadi suatu reformasi diri yang aktual, yaitu : Suatu pengakuan (اعتراف) yakni kesediaan mengakui bahwa pencapaian Barat atau kekuatan lainnya (dalam berbagai aspek kehidupan) telah jauh meninggalkan kita. Mestinya kita tidak meletakkan Barat sebagai momok yang harus kita jauhi, hanya karena kita berkeyakinan bahwa kita sebagai manusia Timur.



Bukankah ajaran yang telah sampai kepada kita bahwa lembaga kita (Islam) adalah bukan Kebaratan dan juga bukan Ketimuran (Q.S. 24/35, Q.S. 2/177, Q.S. 21/107).



Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atascahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Nur:35)



Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah:177)



Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya:107)



Mereformasi diri juga berkenaan dengan sikap mental yang selama ini kita bersikokoh untuk bersikap dependent dalam mengurus dan mendanai perjalanan perjuangan bangsa (membangun). Mereformasi diri dari sisi etos kerja yang selama ini kita menjadi kelompok bangsa yang etos kerjanya sangat rendah.



Jika kita berbicara penataan kembali Dunia Islam dan memulainya dari Indonesia, bukan hanya karena kita adalah orang Indonesia, namun ada juga alasan yang lain, bahwa Indonesia adalah anggota masyarakat Dunia Islam yang terbesar jumlah penduduknya (hampir 25% penduduk negara-negara OKI tinggal di Indonesia), dan juga karena sumber daya yang tersimpan di bumi Indonesia adalah merupakan kekayaan yang sangat mungkin dapat menjadi sumbangsih bagi masyarakat Dunia Islam dan seluruh dunia pada umumnya sebagai kebajikan bangsa Indonesia bagi ummat manusia kelak. Karenanya, menata Indonesia menjadi negara yang stabil dalam segala bidang kehidupan, akan mengangkat harkat dan martabat Dunia Islam. Sebagai catatan, jumlah penduduk dunia yang beragama Islam, tidak kurang dari 1.188.242.000 jiwa. Sedangkan penduduk Muslim Indonesia berjumlah tidak kurang dari 16% dari semua jumlah Muslim sedunia.



Follow @ImanHijrah



Tweet



Tweet #TwitterStories



Tweet to @ImanHijrah