Monday, February 27, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Ejekan 'Abdullah bin Shuriya



Ejekan Pendeta Yahudi, 'Abdullah bin Shuriya

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu hari 'Abdullah bin Shuriya bersama-sama dengan segolongan orang-orang Yahudi datang kepada Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam lalu berkata : ''Muhammad, saya hendak bertanya kepada engkau. Oleh karena tiap-tiap Nabi dan Rasulullah itu tentu ada penolongnya dari pada satu malaikat untuk menjadi perantara menyampaikan wahyu dari TUHAN, maka dari itu siapakah malaikat TUHAN yang menjadi penolong engkau, adanya jawaban engaku atas pertanyaan kami itulah nanti yang boleh jadi mempersatukan kami dan engkau atau memisahkan kami dan engkau.''

Pada saai itu Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam menjawab : ''Seorang malaikat yang menjadi kawanku sebagai penolongki ialah Jibril ; dan ALLAH tidak membangkitkan seorang Nabi dan PesuruhNya melainkan Jibrillah yang menjadi penolongnya dan menjadi perantara menyampaikan wahyu kepadanya.''

Mereka berkata : ''Maka karena Jibril itulah yang menjadikan kami harus berpisah daripada engkau dan pengikut-pengikut engkau. Seandainya yang menjadi penolong engkau itu selain Jibril, niscaya kita bersatu, dan kami harus membenarkan engkau serta mengikut engkau.''

Nabi berkata : ''Mengapa begitu? Apa yang melarang kamu sekalian membenarkan Jibril?''

Mereka menjawab : ''Ya, karena Jibril itu seteru kami!''

Dan ketika itu Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam diam. Dan seketika itu juga ALLAH menurunkan wahyu kepada beliau yang bunyinya :



''qul man k aa na 'aduwwan lijibriila fa-innahu nazzalahu 'al aa qalbika bi-i dz ni al l aa hi mu sh addiqan lim aa bayna yadayhi wahudan wabusyr aa lilmu/miniin a.''

''Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril,maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an) ke dalamhatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.''

Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 97

Sumber Al Qur'an terjemah bahasa Indonesia dari

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Ejekan Pendeta Yahudi, Salam bin Masykam



Ejekan Pendeta Yahudi, Salam bin Masykam

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam datang kepada Salam bin Masykam, sedang ketika itu Harits bin Rafi', Malik bin Shaif dan Rafi' bin Huraimilah sedang ada di rumah Salam dan mereka berempat itu tidak lain ialah pendeta-pendeta Yahudi. Setelah Nabi Muhammad berseru kepada mereka itu supaya mereka masuk mengikut Islam, mereka menjawab : ''Muhammad bukanlah engkau telah mengakui bahwa engkau memeluk agama Nabi Ibrahim, dan engkau telah percaya bahwa kitab agama yang ada di tangan kami dari pada Taurat itu benar, engkau pun telah menyaksikan bahwa Taurat itu dari pada kitab ALLAH dengan benar?''

Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam menjawab : ''Ya, sudah tentu. Tetapi, mengapa kamu mengingkari apa yang tersebut dalam Taurat, daripada apa yang telah di janjikan oleh ALLAH kepada kamu sebagaimana yang telah termaktub dalam Taurat itu, dan kamu menyembunyikan dari padanya segala apa yang telah di perintahkan kepada kamu, supaya kamu menerang-nerangkannya kepada manusia?''

Mereka menyahut : ''Oh, tidak begitu, Muhammad. Kami hanya mengikut akan segala apa yang telah ada di tangan kami, dan sesungguhnya kami telah mengikut akan petunjuk yang lurus (benar). Sebab itu kami tidak akan percaya kepadamu dan tidak pula akan mengikut seruanmu.''

Oleh sebab itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :



''qul y aa ahla a lkit aa bi lastum 'al aa syay-in h att aa tuqiimuu al ttawr aa ta wa a l-injiila wam aa unzila ilaykum min rabbikum walayaziidanna katsiiran minhum m aa unzila ilayka min rabbika th ughy aa nan wakufran fal aa ta/sa 'al aa a lqawmi a lk aa firiin a.''

''Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.''

Al Qur'an surat Al Maidah ayat 68

Sumber Al Qur'an terjemah bahasa Indonesia dari

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Ejekan Pendeta Yahudi, Nabbasy bin Qais



Ejekan Pendeta Yahudi Nabbasy bin Qais

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu hari seorang pendeta Yahudi yang bernama Nabbasy bin Qais datang kepada Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam dan berkata : ''Muhammad, mengapa engkau menyuruh kami supaya kami mengikut TUHAN-mu, sedang TUHAN-mu itu bakhil (kikir), bukan?''

Waktu itu perkataan Nabbasy semacam itu di biarkan saja oleh Nabi, dan seketika itu juga ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :



''waq aa lati a lyahuudu yadu al l aa hi maghluulatun ghullat aydiihim walu'inuu bim aa q aa luu bal yad aa hu mabsuu th at aa ni yunfiqu kayfa yasy aa u walayaziidanna katsiiran minhum m aa unzila ilayka min rabbika th ughy aa nan wakufran wa-alqayn aa baynahumu a l'ad aa wata wa a lbagh dhaa -a il aa yawmi a lqiy aa mati kullam aa awqaduu n aa ran lil h arbi a th fa-ah aa al l aa hu wayas'awna fii a l-ar dh i fas aa dan wa al l aa hu l aa yu h ibbu a lmufsidiin a.''

''Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu" [426], sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu [427] dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al-Qur'anyang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.
[426]. Maksudnya ialah kikir. [427]. Kalimat-kalimat ini adalah kutukan dari Allah terhadap orang-orang Yahudi berarti bahwa mereka akan terbelenggu di bawah kekuasaan bangsa-bangsa lain selama di dunia dan akandisiksa dengan belenggu neraka di akhirat kelak.''

Al Qur'an surat Al Maidah ayat 64

Sumber Al Qur'an terjemah bahasa Indonesia dari

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Ejekan Pendeta Yahudi, 'Azir bin Abi 'Azir



Ejekan Pendeta Yahudi, 'Azir bin Abi 'Aziz

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu ketika Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam di kunjungi oleh segolongan dari pendeta-pendeta Yahudi, di antaranya 'Azir bin Abi 'Azir, Nafi' bin Nafi', Huyayyi bin Akhthab dan lain-lainnya. Setelah berhadapan muka dengan Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam mereka bertanya tentang hal kepercayaan beliau kepada Pesuruh-Pesuruh ALLAH. Nabi bersabda :

''Kami percaya kepada ALLAH, dan segala apa yang diturunkan kepada kami, dan segala apa yang diturunkan kepada Nabi-Nabi Ibrahim, Ismail, Ya'qub dan keuarga dari keturunannya, dan segala apa yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa, dan kami percaya kepada kepada segala apa yang telah di berikan kepada Nabi-Nabi dari Tuhan mereka, dan kami tidak membeda-bedakan seorang Nabipun dari antara mereka ; dan kami daripada orang-orang yang menyerahkan diri kepada ALLAH.''

Pada saat Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam menyebut Nabi 'Isa bin Maryam, mereka mangingkari dan menolak sekeras-kerasnya akan kenabian 'Isa sambil berkata : ''Kami tidak percaya bahwa 'Isa bin Maryam itu Nabi, dan tidak percaya kepada orang-orang yang percaya kepadanya, Muhammad.''

Oleh sebab itu waktu itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :



''qul y aa ahla a lkit aa bi hal tanqimuuna minn aa ill aa an aa mann aa bi al l aa hi wam aa unzila ilayn aa wam aa unzila min qablu wa-anna aktsarakum f aa siquun a.''

''Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik ?''

Al Qur'an surat Al Maidah ayat 59

Sumber Al Qur'an terjemah bahasa Indonesia dari

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Ejekan Pimpinan Yahudi, Wahab bin Yahudza



Ejekan Pimpinan Yahudi Wahab bin Yahudza

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu waktu Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam berdakwah pula kepada kaum Yahudi, dan ketika itu beliau di iringkan oleh sahabat-sahabat Mu'adz bin Jabal, Sa'ad bin Ubadah, dan Uqbah bin Wahab. Setelah Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam berseru dengan panjang lebar kepada mereka, maka mereka menyangkalnya dan tidak mempercayainya. Lalu sahabat Muadz dan kawan-kawannya berkata kepada mereka : ''Oh kaum Yahudi, hendaklah kamu sekalian takut kepada ALLAH ! Demi ALLAH, sesungguhnya beliau (Muhammad) ini Pesuruh ALLAH. Kamu dulu pernah menyebut-nyebut nama beliau kepada kami, dan kamu dulu pernah juga menerangkan sifat-sifat beliau ini kepada kami, tetapi mengapa sekarang kamu ingkar dan tidak mau percaya kepada beliau?''

Tatkala itu Wahab bin Yahudza menyahut : ''Kami sekali-kali belum pernah berkata begitu kepada kamu ; dan ALLAH tidak akan menurunkan kitab lagi sesudah kitab Taurat, dan tidak akan pula membangkitkan seorang Pesuruh dan Nabi lagi sesudah Nabi Musa Alayhi wa Sallam. Perkataanmu itu seluruhnya bohong, dan dari perbuatan kamu sendiri serta sahabatmu (Muhammad).''

Oleh sebab itu ketika itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :



''y aa ahla a lkit aa bi qad j aa -akum rasuulun aa yubayyinu lakum 'al aa fatratin mina al rrusuli an taquuluu m aa j aa -an aa min basyiirin wal aa na dz iirin faqad j aa -akum basyiirun wana dz iirun wa al l aa hu 'al aa kulli syay-in qadiir un.''

''Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at Kami) kepadamuketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.''

Al Qur'an surat Al Maidah ayat 19

Sumber Al Qur'an terjemah bahasa Indonesia dari

Iman Hijrah dan Jihad : Ejekan Pimpinan Yahudi, Huyayyi bin Akhthab



Ejekan Pimpinan Yahudi, Huyayyi bin Akhthab

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu waktu Huyayyi bin Akhthab dan Ka'ab bin Ashraf pergi ke kota Mekah untuk bermusyawarah dan memuat perjanjian dengan kepala-kepala dan penganjur-penganjur Quraisy di Mekah untuk membunuh Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam. Disana di langsungkan pertemuan antara mereka dan mereka saling menanyakan tentang hal diri Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam kemudian kepala-kepala Quraisy bertanya kepada Huyayyi bin Akhthab dan kawan-kawannya : '' Kamu adalah ahli kitab (agama) yang lama, maka dari itu cobalah kamu khabarkan kepada kami tentang hal keadaan diri Muhammad!''

Huyayyi bin Akhthab berkata : '' Sebelum kai menerangkan pendapat kami, lebih dulu kami bertanya kepada kamu tentang hal keadaan diri Muhammad, karena ia itu adalah termasuk bangsa dan golongan kamu.''

Pemimpin-pemimpin Quraisy berkata : ''Menurut pendapat kami, Muhammad itu adalah seseorang dari bangsa kami yang lemah dan terasing dari golongan kami. Lagi pula ia suka memutus-mutuskan persaudaraan, suka mencaci-maki sanak-saudaranya yang tidak mau ikut kepadanya, dan ia suka melakukan kejahatan, suka menyertai pencuri-pencuri dan perampok-perampok orang-orang haji dari Banu Ghifar, dan lain sebagai-nya, yang kurang berguna bagi kami terangkan panjang lebar karena barang kali kamu sudah mengetahuinya.''

Huyayyi bin Akhthab berkata : ''Kalau begitu, sudah barang tentu kami lebih baik daripadanya.''

Kepala-kepala Quraisy berkata : ''Nah, sekarang bagaimana pendapat kamu tentang Muhammad dan pengikut-pengikutnya?''

Huyayyi bin Akhthab menjawab : ''Agama kamu lebih baik dan kamu lebih mendapat petunjuk ke jalan yang lurus dari pada Muhammad dan pengikut-pengikutnya.''

Oleh sebab itu waktu itu Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam menerima wahyu dari ALLAH yang bunyinya :



''alam tara il aa al la dz iina uutuu na sh iiban mina a lkit aa bi yu/minuuna bi a ljibti wa al ththaa ghuuti wayaquuluuna lilla dz iina kafaruu h aa ul aa -i ahd aa mina al la dz iina aa manuu sabiil aa n.''

'' Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab ? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut [309], dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.

Keterangan :
[309] Jibt dan thaghuut, ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.



''ul aa -ika al la dz iina la'anahumu al l aa hu waman yal'ani al l aa hu falan tajida lahu na sh iir aa n.''

''Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.''



''am lahum na sh iibun mina a lmulki fa-i dz an l aa yu/tuuna al nn aa sa naqiir aa n.''

'' Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia [310].

Keterangan
[310] Maksudnya : orang-orang yang tidak dapat memberikan kebaikan kepada manusia atau masyarakatnya, tidak selayaknya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan.''



''am ya h suduuna al nn aa sa 'al aa m aa aa t aa humu al l aa hu min fa dh lihi faqad aa tayn aa aa la ibr aa hiima a lkit aa ba wa a l h ikmata wa aa tayn aa hum mulkan 'a zh iim aa n.''

''ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia [311] yang Allah telah berikan kepadanya ? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim,dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.

Keterangan :
[311] Yaitu : kenabian, Al-Qur'an, dan kemenangan.

Al Qur'an surat An Nisa' Ayat 51-54

Sumber Al Qur'an terjemah bahasa Indonesia dari

Iman Hijrah dan Jihad : Ejekan Pimpinan Yahudi, Ka'ab bin Asad



Ejekan Pimpinan Yahudi, Ka'ab bin Asad

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam berdakwah kepada kepala-kepala (Pemimpin) kaum Yahudi, diantaranya Ka'ab bin Asad, Abdullah bin Shuriya dan lain-lainnya. Antara lain Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam bersabda : ''Hai segolongan orang-orang Yahudi ! Hendaklah kamu takut kepada ALLAH dan Islamlah kepadaNya. Demi ALLAH, sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa kedatanganku kepada kamu ini dengan membawa kebenaran. Mengapakah kamu menolak dan tidak mau percaya?''

Ketika itu Ka'ab bin Asad menjawab :''Muhammad, kami tidak mengenal segala apa yang kau katakan itu. Mengapa engkau berani berkata bahwa kami telah mengetahui kedatanganmu? Mengapa engkau berani berkata seperti itu?

Pendek kata mereka menyangkal sambil mengejek-ejek dan menghinakan seruan Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam. Oleh sebab itu waktu itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :



''y aa ayyuh aa al la dz iina uutuu a lkit aa ba aa minuu bim aa nazzaln aa mu sh addiqan lim aa ma'akum min qabli an na th misa wujuuhan fanaruddah aa 'al aa adb aa rih aa aw nal'anahum kam aa la'ann aa a sh - haa ba al ssabti wak aa na amru al l aa hi maf'uul aa n.''

''Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang [306] atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat ma'siat) pada hari Sabtu [307]. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.

Keterangan Ayat :
Ash-habus-Sabti artinya Orang-orang yang punya hari terluang, hari istirahat dari pekerjaan. Maksudnya ialah kaum Yahudi, yang pada zaman dahulu oleh Tuhan diperintahkan supaya pada tiap-tiap hari sabtu mereka hanya beribadat kepada Tuhan semata-mata, dan tidak di perkenankan mengerjakan selain itu. Perintah Tuhan itu di langgar atau tidak di kerjakan oleh segolongan dari mereka, sehingga mereka lalu di kutuk oleh Tuhan. Jadi Ash-habus-sabti yang tersebut dalam ayat tersebut di atas ialah mereka yang melanggar larangan Tuhan dai hari Sabtu.

Tentang adanya perintah TUHAN itu kepada kaum Yahudi pada masa itu, bagi siapa yang hendak membuktikannya, dapat melihat dan membacanya dalam kitab ''Perjanjian Lama'' atau Taurat'' bagian ulangan Pasal 5 ayat 12-14 dan lain-lainnya
[306] Menurut kebanyakan mufassirin, maksudnya ialah mengubah muka mereka lalu diputar kebelakang sebagai penghinaan.

Al Qur'an surat An Nisa' ayat 47

Sumber Al Qur'an terjemah bahasa Indonesia dari :

Iman Hijrah dan Jihad : Ejekan Pimpinan Yahudi, Rifa'ah bin Zaid



Ejekan Pimpinan Yahudi, Rifa'ah bin Zaid

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu waktu Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam berdakwah (berseru) kepada kaum Yahudi, sedang Rifa'ah bin Zaid adalah seorang dari kepala-kepala (pemimpin) mereka. Maka tatkala Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam tengah berdakwah dengan tiba-tiba ia berkata : ''Muhammad, tunggu sebentar, saya hendak mendengarkan seruanmu. Tunggu agar saya dapat mengerti apa yang kau ajarkan itu.'' Nabi Sallallaahu'Alayhi wa Sallam lalu menghentikan seruan beliau. Dan dalam waktu beliau berhenti lalu Rifa'ah bin Zaid mencela-cela Islam, mengejek-ejek seruan beliau. Jadi dakwah beliau selalu terganggu oleh perkataan-perkataannya. Oleh sebab itu pada waktu itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :



''alam tara il aa al la dz iina uutuu na sh iiban mina a lkit aa bi yasytaruuna al dhdh al aa lata wayuriiduuna an ta dh illuu al ssabiil a.''

'' Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al Kitab (Taurat) ? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar).''



''wa al l aa hu a'lamu bi-a'd aa -ikum wakaf aa bi al l aa hi waliyyan wakaf aa bi al l aa hi na sh iir aa n.''

''Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).''



''mina al la dz iina h aa duu yu h arrifuuna a lkalima 'anmaw aad i'ihi wayaquuluuna sami'n aa wa'a sh ayn aa wa i sma' ghayra musma'in war aa 'in aa layyan bi-alsinatihim wa th a'nan fii al ddiini walaw annahum q aa luu sami'n aa wa-a th a'n aa wa i sma' wa u n zh urn aa lak aa na khayran lahum wa-aqwama wal aa kin la'anahumu al l aa hu bikufrihim fal aa yu/minuuna ill aa qaliil aa n.''

'' Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya [302]. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya [303]. Dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa [304]. Dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina" [305], dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka.Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.''

Keterangan : [302] Maksudnya : mengubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi. [303] Maksudnya mereka mengatakan : "Kami mendengar", sedang hati mereka mengatakan : "Kami tidak mau menuruti". [304] Maksudnya mereka mengatakan : "Dengarlah", tetapi hati mereka mengatakan : "Mudah-mudahan kamu tidak dapat mendengarkan (tuli)".

Al Qur'an surat An Nisa' ayat 44-46

Sumber Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia dari :

Saturday, February 25, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Ejekan Pendeta Yahudi, Fanhash

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu saat ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam yang artinya : ''Barang siapa meminjamkan kepada ALLAH suatu pinjaman yang baik, maka Ia (ALLAH) melipatgandakan (pembayarannya) baginya beberapa lipat ganda yang banyak ; dan ALLAH itu memegang rizqi dan memberikan rizqi ; dan kepadaNyalah kamu di kembalikan.'' (surat Al Baqarah ayat 245)

Ayat wahyu ALLAH itu sudah barang tentu oleh Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam disiarkan kepada siapapun, oleh sebab itu tentu saja dengan sendirinya kaum Yahudi juga mendengar siaran Nabi tersebut.

Pada suatu hari sahabat Abu Bakar radhiAllahu ' anhu datang ke tempat belajar mereka (Madrasah kaum Yahudi). Kebetulan waktu itu mereka sedang berkumpul di tempat itu, tengah belajar pengetahuan agama kepada pendeta-pendeta, dari para pendeta-pendeta yang sedang mengajar ini ada seorang pendeta yang bernama Fanhash. Setelah sahabat Abu Bakar radhiAllahu ' anhu bertemu dengan dia , ia berkata : ''Oh Fanhash, kasihanilah engkau itu ! Hendaklah engkau takut kepada ALLAH dan Islamlah kepadaNya ! Kau tentunya sudah tahu bukan? Sungguh ia(Muhammad) sekarang telah datang kepadamu dari sisi ALLAH , dan engkau tentu telah mendapati namanya tercatat di dalam kitabmu (Taurat), bukan? Maka dari itu hendaklah kamu semua mengikut seruannya !''

Fanhash menjawab : ''Oh, Abu Bakar, demi ALLAH ! Kami tidak akan berhajat kepada ALLAH-mu dan sahabatmu (Muhammad), karena Tuhan ALLAH-mu sendiri berhajat kepada kami. Dan kami tidak akan menundukkan diri kepadaNya, seperti Dia telah menundukkan diri kepada kami. Sebab kami lebih kaya daripadaNya, dan Dia tidak lebih kaya dari kami bukan? Karena seandainya Tuhan ALLAH-mu itu lebih kaya daripada kami, tentulah ia tidak akan meminta pinjaman kepada kami, sebagaimana anggapan sahabatmu (Muhammad) Tuhan ALLAH telah melarang riba kepada kami, tetapi Ia memberikan riba kepada kami. Andaikata Tuhan ALLAH-mu itu lebih kaya, tentulah ia tidak akan meminta pinjaman dan memberikan riba kepada kita.

Mendengar jawaban Fanhash seperti itu sahabat Abu Bakar Radhiallahu ' anhu tidak dapat menahan kemarahannya dan segera ia menampar muka Fanhash sekeras-kerasnya seraya berkata : ''Demi Dzat yang menguasai diriku dengan tangan kekuasaannya, seumpama tidak ada perjanjian yang kokoh di antara kami dan kamu, sudah tentu kepalamu saya pukul, hai seteru ALLAH ! kamu keterluan, ya!

Fanhash tidak berani membalas, baik berupa perkataan maupun pukulan, karena ia takut melihat kemarahan sahabat Abu Bakar radhiAllahu ' anhu

Tetapi tidak beberapa lama kemudian ia keluar dan pergi ke rumah Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam mengadukan kejadian itu kepada beliau. Dalam pada itu ia di ikuti oleh sahabat Abu Bakar. Setelah Fanhash selesai menuturkan kejadian itu kepada Nabi, sahabat Abu Bakar radhiAllahu ' anhu mendekatkan diri di hadapan beliau, kemudian beliau bertanya kepadanya : ''Apa yang baru saja kau perbuat, hai Abu Bakar?''

Dengan tenang dan tegak sahabat Abu Bakar menjawab : ''Hai Rasulullah ! Memang benar seteru ALLAH itu mukanya saya tampar. Karena ia berkata-kata dengan perkataan yang sangat berbahaya, dan ia menghinakan ALLAH. Ia menyangka bahwa ALLAH itu miskin, dan ia sendiri dan sekomplotannya mampu(kaya), dan ia berkata bahwa ALLAH meminta pinjaman dan memberi riba kepada dia sekomplotannya. Setelah ia berbicara semacam itu lalu saya tampar mukanya ; saya marah kepadanya karena ALLAH !''

Mendengar jawaban sahabat Abu Bakar radhiAllahu ' anhu itu Fanhash menyangkalnya dengan keras dan berkata : ''Saya tidak berkata begitu! Saya tidak menyangka begitu begitu terhadap ALLAH ! Sahabatmu itu berdusta dan berbohong, Muhammad !''

Sangkaan Fanhash itu di terima oleh sahabat Abu Bakar radhiAllahu ' anhu dengan diam lagi tenang. Dan pada saat itu juga ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :



''laqad sami'a al l aa hu qawla al la dz iina q aa luu inna al l aa ha faqiirun wana h nu aghniy aa un sanaktubu m aa q aa luu waqatlahumu a l-anbiy aa -a bighayri h aqqin wanaquulu dz uuquu 'a dzaa ba a l h ariiq i.''

''Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar.'' (Al Qur'an surat Ali Imran ayat 181)

Kemudian ALLAH menurunkan pula wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :



''latublawunna fii amw aa likum wa-anfusikum walatasma'unna mina al la dz iina uutuu a lkit aa ba min qablikum wamina al la dz iina asyrakuu a dz an katsiiran wa-in ta sh biruu watattaquu fa-inna dzaa lika min 'azmi a l-umuur i.''

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.'' (Al Qur'an surat Ali Imran ayat 186)



''wa-i dz akha dz a al l aa hu miits aa qa al la dz iina uutuu a lkit aa ba latubayyinunnahu li l nn aa si wal aa taktumuunahu fanaba dz uuhu war aa -a zh uhuurihim wa i sytaraw bihi tsamanan qaliilan fabi/sa m aa yasytaruun a.''

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu [258] ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.''
(Al Qur'an surat Ali Imran ayat 187)
Keterangan : [258] Di antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam.



''l aa ta h sabanna al la dz iina yafra h uuna bim aa ataw wayu h ibbuuna an yu h maduu bim aa lam yaf'aluu fal aa ta h sabannahum bimaf aa zatin mina a l'a dzaa bi walahum 'a dzaa bun a liim un.''

''Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas darisiksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.''

Sumber Al Qur'an dari :

Iman Hijrah dan Jihad : Ejekan Pendeta Yahudi, Abu Rafi' Al Quradli

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu hari berkumpullah ulama-ulama dan pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani dari ahli Najran di hadapan Nabi Muhammad s.a.w. dimana Nabi lalu berseru kepada mereka supaya mereka mengikut Islam. Pada saat itu seorang pendeta Yahudi yang bernama Abu Rafi' Al Quradli berkata kepada Nabi : ''Apakah engkau berkehendak supaya engkau kami sembah, Muhammad, sebagaimana kaum Nasrani menyembah 'Isa bin Maryam. ''Waktu itu seorang pendeta Nasrani dari ahli Najran yang bernama Rabis berkata kepada Nabi : ''Apakah memang demikian yang kamu kehendaki Muhammad? Dan seruanmu kepada kami begitu, apakah untuk maksud itu?

Perkataan-perkataan mereka itu di jawab Nabi Muhammad s.a.w. : ''Kami memohon perlindungan kepada ALLAH, jika kami menyembah kepada selain ALLAH, atau jika kami sampaikan perintah kepada kamu semua menyembah kepada selain ALLAH ! Dan ALLAH pun tidak memerintah demikian kepadaku.''

Oleh sebab itu pada saat itu juga ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. Yang bunyinya :



''m aa k aa na libasyarin an yu/tiyahu al l aa hu a lkit aa ba wa a l h ukma wa al nnubuwwata tsumma yaquula li l nn aa si kuunuu 'ib aa dan lii min duuni al l aa hi wal aa kin kuunuu rabb aa niyyiina bim aa kuntum tu'allimuuna a lkit aa ba wabim aa kuntum tadrusuun a.''

''Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani [208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
Keterangan : [208] Rabbani ialah orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah s.w.t.''



''wal aa ya/murakum an tattakhi dz uu a lmal aa -ikata wa al nnabiyyiina arb aa ban aya/murukum bi a lkufri ba'da i dz antum muslimuun a.''

''dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?"



''wa-i dz akha dz a al l aa hu miits aa qa al nnabiyyiina lam aa aa taytukum min kit aa bin wa h ikmatin tsumma j aa -akum rasuulun mu sh addiqun lim aa ma'akum latu/minunna bihi walatan sh urunnahu q aa la a-aqrartum wa-akha dz tum 'al aa dzaa likum i sh rii q aa luu aqrarn aa q aa la fa i syhaduu wa-an aa ma'akum mina al sysy aa hidiin a.''

''Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian daripara nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya" [209]. Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu".
Keterangan : [209] Para nabi berjanji kepada Allah s.w.t. bahwa bilamana datang seorang Rasul bernama Muhammad mereka akan iman kepadanya dan menolongnya. Perjanjian nabi-nabi ini mengikat pula para ummatnya.



''faman tawall aa ba'da dzaa lika faul aa -ika humu a lf aa siquun a.''

''Barang siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik [210].''
Keterangan : [210] Fasik ialah orang yang tidak mengindahkan perintah Allah s.w.t.(durhaka)

Al Qur'an surat Ali Imran ayat 79-82

Sumber Al Qur'an dari :

Friday, February 24, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Ejekan Rafi' bin Kharijah, Ejekan Nu'man bin 'Amr dan Ejekan 'Abdullah bin Shaif

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan bahwa pada suatu waktu Nabi Muhammad s.a.w. berseru kepada ulama-ulama dan pendeta-pendeta kaum Yahudi, mengajak mereka supaya mengikut Islam. Tetapi di tengah beliau berseru, maka menjawablah seorang dari mereka yang bernama Rafi' bin Kharijah : ''Muhammad, kami mengikut segala apa yang telah kami dapati dari nenek moyang kami dan orang-orang tua kami, karena mereka itulah yang lebih baik daripada kami.'' Hal itu waktu itu di biarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. Dan seketika itu juga ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang bunyinya :



''wa-i dzaa qiila lahumu ittabi'uu m aa anzala al l aa hu q aa luu bal nattabi'u m aa a lfayn aa 'alayhi aa b aa -an aa awa law k aa na aa b aa uhum l aa ya'qiluuna syay-an wal aa yahtaduun a.''

''Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak),tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".



''wamatsalu al la dz iina kafaruu kamatsali al la dz ii yan'iqu bim aa l aa yasma'u ill aa du' aa -an wanid aa -an sh ummun bukmun 'umyun fahum l aa ya'qiluun a.''

''Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja [107]. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.''

Ejekan Nu'man bin 'Amr

Diriwayatkan bahwa pada suatu waktu Nabi Muhammad s.a.w. datang di tempat belajar kaum Yahudi, dengan maksud hendak berseru kepada mereka supaya mereka mengikut Islam. Disana Nabi bertemu dengan salah seorang pendeta mereka yang bernama Nu'man bin 'Amr. Dan beliau lalu di tanya oleh Nu'man bin 'Amr : ''Muhammad, sesungguhnya engkau itu memeluk agama apa?'' beliau menjawab : ''Aku memeluk agama Ibrahim. Nu'man berkata : ''Jadi engkau memeluk agama Ibrahim, padahal Ibrahim beragama Yahudi.''

Nabi berkata : ''Kalau benar perkataanmu, bahwa Nabi Ibrahim itu beragama Yahudi, cobalah buka kitab Taurat, karena kitab itu ada diantara kami dan kamu.''

Mereka tidak mau mengabulkan permintaan Nabi, karenanya waktu itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang bunyinya :



''alam tara il aa al la dz iina uutuu na sh iiban mina a lkit aa bi yud'awna il aa kit aa bi al l aa hi liya h kuma baynahum tsumma yatawall aa fariiqun minhum wahum mu'ri dh uun a.''

''Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran).''



''dzaa lika bi-annahum q aa luu lan tamassan aa al nn aa ru ill aa ayy aa man ma'duud aa tin wagharrahumfii diinihim m aa k aa nuu yaftaruun a.''

''Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung". Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan.''

Ejekan 'Abdullah bin Shaif

Diriwayatkan bahwa pada suatu hari 'Abdullah bin Shaif bersama kawannya yang bernama 'Ady bin Zaid dan Harits bin 'Auf datang di hadapan Nabi Muhammad s.a.w. dan mereka satu sama lain bercakap-cakap sendiri yang antara lain demikian : ''Marilah kita beriman kepada segala apa yang telah diturunkan Muhammad dan sahabat-sahabatnya dalam tempo pagi hari, kemudian kita berkufur dalam tempo petang hari dan demikianlah seterusnya, sehingga kita dapat bercampur dalam agama mereka, agar mereka lambat laun berbuat berbuat seperti kita, dan akhirnya mereka sama kembali tidak percaya (murtad) kepada agama mereka.'' Demikianlah, setengah dari percakapan mereka. Oleh sebab itu ketika itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang bunyinya :



''y aa ahla a lkit aa bi lima talbisuuna a l h aqqa bi a lb aath ili wataktumuuna a l h aqqa wa-antum ta'lamuun a.''

''Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil [203], dan menyembunyikan kebenaran [204], padahal kamu mengetahuinya?''



''waq aa lat th aa -ifatun min ahli a lkit aa bi aa minuu bi a lla dz ii unzila 'al aa al la dz iina aa manuu wajha al nnah aa ri wa u kfuruu aa khirahu la'allahum yarji'uun a''

''Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaansiang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu'min) kembali (kepada kekafiran).''



''walaa tu'minuu illaa liman tabi'a diinakum qul innal hudaa hudallaahi ayu' taa ahadun mitsla maa uutiitum aw yuhaajjuukum 'inda rabbikum qul innal fadhla biyadillaahi yu'tiihi man yasyaau wallaahu waa si'un 'aliim.''

''Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu [205]. Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui";



''yakhtashshu birahmatihi man yasyaau wallaahu dzuulfadhlil 'azhiim.''

'' Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.''

Thursday, February 23, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Ejekan Rafi' bin Huraimilah, Ejekan Wahab bin Zaid dan Ejekan Shaluba Al Fathyuny

Iman Hijrah dan Jihad - Diriwayatkan bahwa pada suatu waktu Rafi' bin Huraimilah seorang pendeta Yahudi datang menemui Nabi Muhammad s.a.w. lalu berkata : ''Hai Muhammad jika engkau itu betul-betul Pesuruh ALLAH, sebagaimana pengakuan engkau, maka katakanlah kepada ALLAH : Mengapa ALLAH tidak berbicara sendiri kepada kita sehingga kita mendengar sendiri pembicaraanNya, atau engkau mendatangkan tanda bukti dari ALLAH yang menyatakan bahwa engkau itu sungguh-sungguh Pesuruh ALLAH.''

Ketika itu Nabi tinggal diam, dan seketika juga ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang bunyinya :

''Wa qaalalladziina laa yaqlamuuna laulaa yukallamunaa allahu auta'tiina aayat kadzalika qaalalladziina min qablihim mitsla qaulihim. Tasyaabahat quluubuhum qadbayyannal ayaati liqaumi yuuqinuun.''

''Dan orang-orang yang tidak mengerti berkata :'' Mengapa ALLAH tidak berkata-kata kepada kami atau engkau datangkan tanda bukti kapada kami?'' Begitulah kata orang dahulu sebelum mereka seperti perkataan mereka, berkesamaan hati-hati mereka itu. Sungguh Kami (ALLAH) telah menampakkan beberapa tanda bukti kepada orang-orang yang suka di yakinkan.''

Ejekan Wahab bin Zaid

Diriwayatkan bahwa pada suatu waktu Wahab Zaid dan Rafi' bin Huraimilah berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w. : ''Muhammad kami tidak akan percaya akan terutusnya engkau' kecuali jika engkau mendatangkan catatan dari langit kepada kami, dan kami dapat membacanya, atau jika engkau bisa memancarkan beberapa sungai di tanah Arab buat kami. Maka kalau engkau telah dapat berbuat begitu, barulah nanti kami percaya dan mengikut seruan engkau.'' Oleh sebab itu pada saat itu juga ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang bunyinya :

''Amturiiduuna antas aluu rasuulakum kamaa suila muusaa min qablu. Wa mayyatabaddalil kufra bil iimaani faqad dhalla sawaa assabiil.''

Ejekan Shaluuba Al Fathyuny

Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Shaluba Al-Fathyuny datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. sambil berkata : ''Muhammad, jikalau engkau itu benar-benar Pesuruh ALLAH, mengapa kedatanganmu kepada kami tidak dengan membawa tanda bukti yang kami kenal dan mengapa ALLAH tidak menurunkan tanda-tanda bukti yang menunjukkan bahwa engkau itu Pesuruh ALLAH?''

Pada waktu itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang bunyinya :

''Walaqad anzalnaa ilaika aayaati bayyanaat, wamaa yakfuru biha illal faasiquun.''

''Dan demi sesungguhnya Kami (ALLAH) telah menurunkan beberapa tanda bukti yang nyata ; dan tidak akan berkufur kepadanya melainkan orang-orang yang durhaka.'' (Al-Baqarah ayat 99)

Wednesday, February 22, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Berbagai-bagai Ejekan Ulama-ulama atau Pendeta-pendeta kaum Yahudi kepada Nabi Muhammad S.A.W. dan Agama Islam, dan Islamnya Abdullah bin Salam

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Demi sesungguhnya, sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dibangkitkan oleh ALLAH menjadi pesuruhNya, para ulama dan pendeta Yahudi telah mengetahui dan telah berkeyakinan pula akan terutusnya Nabi. Karena dalam kitab suci mereka (Taurat) telah dinyatakan atau di nubuatkan dengan sejelas-jelasnya tentang akan di bangkitkannya Nabi oleh Tuhan di tanah Arab, dan sifat-sifatnya pun telah di jelaskan juga. Jadi mereka telah mengenal pula benar-benar akan sifat-sifat Nabi Muhammad s.a.w. Bahkan ada di riwayatkan dalam kitab-kitab tarikh dan kitab-kitab tafsir, bahwa sebelum Nabi Muhammad s.a.w. di bangkitkan, manakala kaum Yahudi hendak memusuhi bangsa Arab Jahiliyah, mereka selalu mangharap-harapkan pertolongan Nabi. Mereka berkata pada masa itu kepada bangsa Arab Musyrikin : ''Sesungguhnya seorang Nabi yang akan di bangkitkan sekarang telah dekat masanya. Maka dari itu bilamana Nabi itu telah di bangkitkan kita akan mengikutnya dan membantunya untuk memerangi kamu sekalian, sebagaimana kami memerangi kaum 'Ad dan kaum Iram.''

Demikianlah setengah daripada perkataan-perkataan mereka kepada bangsa Arab Jahiliyah sebelum Nabi di bangkitkan.

Tetapi apakah kenyataannya? Entah apa sebabnya, setelah Nabi yang mereka harap-harapkan bangkitnya itu telah datang mereka ingkar, tidak sudi percaya, mendustakan segala apa yang telah di ketahuinya dan dipercayainya sendiri, bahkan bersikap memusuhi seruan Nabi. Oleh sebab itu, untuk melengkapkan tarikh Nabi ini, perlulah kiranya kami riwayatkan sebagian dari pada ejekan-ejekan ulama-ulama atau pendeta-pendeta Yahudi, perbuatan-perbuatan mereka dan tipu daya mereka, dalam menghalang-halangi seruan Nabi Muhammad s.a.w. dan agama Islam yang sedang berkumandang dan berkobar-kobar pada masa itu.

Selamat Membaca Post Berikutnya kategori Ejekan Pendeta dan Ulama Yahudi

Tuesday, February 21, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Musuh Islam dan Kaum Mukmin bertambah besar

Sekalipun kaum Yahudi di Madinah telah di ajak berdamai oleh Nabi Muhammad s.a.w. tetapi rupanya mereka tidak puas. Mereka sengaja hendak memperlihatkan permusuhan mereka kepada Islam dan kaum Muslimin, mereka senantiasa berdaya upaya hendak memadamkan atau membasmi cahaya Islam yang sedang bersinar-sinar menjalar di mana-mana. Dengan demikian nyatalah pada Nabi Muhammad s.a.w. bahwa Islam dan kaum Muslimin akan menghadapi musuh yang lebih besar dan lebih berbahaya dari pada yang sudah-sudah. Musuh-musuh Islam pada masa itu adalah terdiri dari dua golongan :

1. Kaum Yahudi,
2. Kaum Munafiq.

Kaum Yahudi memusuhi ''Islam'' karena dengki semata-mata. Sebabnya mereka khawatir dan takut kalau-kalau rahasia mereka terbongkar, kedoknya terbuka dan pengaruhnya jatuh serta tipu daya dan kepalsuan mereka dalam mengerjakan agama mereka akan tertampak.

Kaum Munafiq memusuhi ''Islam'' karena disebabkan oleh kesakitan hati mereka semata-mata. Adapun asal mula kaum Munafiq itu ialah orang-orang dari bangsa Arab di kota Madinah dari golongan Khazraj.

Waktu itu mereka di kepalai oleh seorang yang terkenal dan berpengaruh besar di antara golongannya, ialah Abdullah bin Ubayya bin Sulul.

Sebelum Nabi Muhammad s.a.w. berhijrah di Madinah, Abdullah itu adalah seorang yang berpengaruh besar dalam kalangan segenap penduduk kota Madinah. Sehingga seakan-akan hampir saja ia di angkat menjadi raja buat penduduk Madinah. Tetapi setelah Nabi Muhammad s.a.w. datang di Madinah, dengan sekonyong-konyong pengaruhnya merosot dan kedudukannya jatuh. Oleh sebab itu timbullah dalam diri Abdullah rasa sakit hati terhadap pimpinan Nabi Muhammad dan Islam. Ia cenderung berpihak pada kaum Yahudi. Akan tetapi, hendak melawan dengan terang-terangan dan berhadapan muka kepada Islam dan Nabi, ia tidaklah berani. Karenanya ia lalu berpura-pura mengikut Islam dan mencari jalan dan berdaya upaya hendak merusakkan dan memadamkan cahaya Islam. Jadi caranya memusuhi Islam adalah dari dalam. Musuh Islam yang begini inilah yang lebih berbahaya bagi Islam dan kaum Muslimin. Tetapi waktu itu mereka di awasi benar-benar oleh Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslimin, karena Nabi mengetahui dan mengerti bahwa mereka itu musuh Islam dan berpihak pada kaum Yahudi. Kendatipun sehari-hari mereka bergaul dengan kaum Muslimin, tetapi sebenarnya mereka itu lawan dan bukanlah kawan.

Adapun nama-nama ulama-ulama dan penganjur-penganjur kaum Yahudi yang memusuhi Islam waktu itu antara lain sebagai berikut :

Dari banu Nadhir : Huyayyi bin Akhthab, Akhwal bin Akhthab, Wajad bin Akhthab, Salam bin Masykam, Kinanah bin Rabi', 'Amr bin Jahsy, Rabi' bin Rabi', Ka'ab bin Asyraf, Hajjaj bin 'Amr dan Kardam bin Qais.

Dari banu Qainuqa : Zabid bin Lushait, Sa'ad Haif, Mahmud bin Sabhan, 'Aziz bin Abi 'Aziz, 'Abdullah bin Shaif, Suwaid bin 'Harts, Rifa'ah bin Qais, Asyba' bin Nu'man, Bahri bin 'Amr, Syasy bin 'Ady, Syasy bin Qais, Zaid bin Harts, Nu'man bin 'Amr, Ady bin Zaid, Mahmud bin Dilyah, Malik bin Shaif dan Hushain bin Salam.

Hushain bin Salam adalah seorang ulama Yahudi di kota Madinah waktu itu, beberapa bulan sesudah ia menerima seruan Nabi Muhammad s.a.w. ia menjadi pemeluk Islam. Sesudah masuk Islam, lalu namanya di ganti oleh Nabi dengan nama 'Abdullah bin Salam hingga kini. Di antara ulama Yahudi hanya ia sendirilah yang tunduk dan memeluk Islam. Adapun sebab-sebab ia masuk Islam kelak akan kami terangkan seperlunya.

Dari Banu Quraidlah : Zubair bin Batha, Azza bin Samual, Ka'ab bin Asad, Syahwil bin Zaid, Jabal bin Amr, Nahham bin Zaid, Qardam bin Ka'ab. Wahab bin Zaid, Usamah bin Habib, Rafi' bin Zamilah, Wahab bin Yahudza, Jabal bin Abi Qusyar.

Dari banu Tsala'bah : 'Abdullah bin Shuria, Mukhairiq dan Ibnu Shaluba.

Mukhairiq adalah seorang ulama Yahudi yang paling alim tentang kitab Taurat di daerah Hijaz, dan ia adalah seorang hartawan pula, di Madinah banyak kebun-kebun kepunyaannya. Ia telah mengetahui sifat-sifat dan nubuat-nubuat tentang diri Nabi Muhammad sebagaimana telah termaktub dalam kitab Taurat. Maka ketika Nabi beserta kaum Muslimin berangkat ke perang uhud, ia telah berkata kepada kaumnya bahwa kemenangan pasti jatuh di tangan Muhammad, dan ia berjanji kepada kaumnya bahwa apabila ia diserang oleh musuh dalam perang uhud itu, maka seluruh harta benda kepunyaanya akan di serahkan kepada Nabi, supaya harta benda itu di pergunakan oleh Nabi menurut sekehendak ALLAH. Demikianlah ketika ia itu bertempur dalam perang uhud, ia diserang oleh musuh sampai ia menemui ajalnya. Dan terjadilah bahwa seluruh harta benda kepunyaanya di ambil oleh Nabi dan kemudian di pergunakan untuk bersedekah di kota Madinah.

Adapun nama-nama penganjur-penganjurnya kaum Munafiqiin waktu itu adalah sebagai berikut :

Dari banu 'Auf : Abdullah bin Ubayya, Malik bin Abi Qauqal, Suwaid bin Dais, dan Rafi' bin Huraimilah.

Dari banu 'Amr : Zurri bin Harts.

Dari banu Habib : Jallas bin Suwaid dan Harts bin Suwaid.

Dari Banu Tsala'bah : Jariyah bin 'Amr, Zaid bin Jariyah, Mujammi' bin Jariyah.

Dari banu Dhabi'ah : Bajad bin 'Utsman, Nabtal bin Al-Harts, Abu Habibah bin 'Adzar, Tsa'labah bin Hathib, Mu'atab bin Qusyair, Harts bin Hathin, 'Ubbad bin Hanif, 'Amr bin Khadzam, 'Abdullah bin Nabtal.

Dari banu Umayyah : Wadi'ah bin Tsabit.

Dari banu Nabit : 'Amr bin Khalid, Aus bin Qaidli dan Murabba' bin Qaidli, Basyar bin Ubairaq, Qazman.

Dari bani 'Ubad : Khadzam bin Malik, Basyar bin Zaid, Rafi' bin Zaid.

Dari banu Jusyam : Jad bin Qais.

Dari banu Najjar : Rafi' bin Wadi'ah, Zaid bin 'Amr, 'Amr bin Qais dan Qais bin 'Amr.

Inilah di antara nama-nama musuh-musuh Islam dari kaum Yahudi dan kaum Munafiqiin pada masa itu. Para pembaca yang hendak mengetahui lebih lanjut tentang nama-nama musuh-musuh Islam dari kedua golongan tersebut, kami persilahkan membuka kitab Sirah Ibnu Hisyam jilid pertama.

Wa'llahu a'lam !

Sunday, February 19, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Bunyi Naskah Perjanjian Perdamaian antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi.

Adapun bunyi naskah perjanjian perdamaian persahabatan yang di buat oleh Nabi Muhammad s.a.w. di kala itu sepanjang yang di riwayatkan oleh Imam Ibnu Hisyam dalam kitab ''Sirah''-nya adalah sebagai berikut :

''Dengan Nama ALLAH Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.''
''Surat perjanjian ini dari Muhammad - Nabi Muhammad S.A.W. - Antara orang-orang beriman yang beriman dan orang-orang Islam yang berasal dari Quraisy Mekah dan Yatsrib, dan orang-orang yang mengikut mereka lalu menyusul mereka dan berjuang beserta mereka.''

''Bahwa mereka adalah umat yang satu, bukan orang lain.''

''Bahwa orang-orang Muhajirin yang dari Quraisy tetap diatas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang mereka yang mati terbunuh antara sesama mereka dan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang dari qabilah bani 'Auf tetap di atas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang yang mati terbunuh antara sesama mereka, dan tiap-tiap golongan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang dari qabilah bani Saa'idah tetap di atas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang yang mati terbunuh antara sesama mereka, dan tiap-tiap golongan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang dari qabilah bani Harist tetap di atas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang yang mati terbunuh antara sesama mereka, dan tiap-tiap golongan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang dari qabilah bani Najjar tetap di atas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang yang mati terbunuh antara sesama mereka, dan tiap-tiap golongan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang dari qabilah bani Jusyam tetap di atas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang yang mati terbunuh antara sesama mereka, dan tiap-tiap golongan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang dari qabilah bani 'Amer bin 'Auf tetap di atas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang yang mati terbunuh antara sesama mereka, dan tiap-tiap golongan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang dari qabilah bani Nabiet tetap di atas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang yang mati terbunuh antara sesama mereka, dan tiap-tiap golongan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang dari qabilah bani Aus tetap di atas keadaan mereka, adat istiadat mereka, mengambil dan membayar tebusan orang-orang yang mati terbunuh antara sesama mereka, dan tiap-tiap golongan harus menebus tawanan mereka sendiri dengan secara yang baik dan adil antara sesama orang-orang yang beriman.''

''Bahwa orang-orang beriman tidak boleh membiarkan siapa-siapa di antara mereka yang kesusahan memikul denda atau pinjaman yang banyak ; tetapi mereka harus menolongnya dengan cara yang baik untuk membayar denda atau pinjamannya itu.''

''Bahwa seorang yang beriman tidak boleh mengikat janji dengan seorang yang beriman yang lain.''

''Bahwa seorang yang beriman serta bertaqwa wajiblah atas mereka itu membasmi orang yang melakukan kejahatan di antara mereka sendiri, atau orang yang berkelakuan penganiaya, berbuat kejahatan, atau permusuhan atau berbuat kerusakan di antara orang-orang yang beriman sendiri. Mereka wajiblah bersatu tangan untuk memusnahkan orang yang berbuat jahat itu, walaupun ia anak dari salah seorang mereka sendiri.''

''Bahwa seorang yang beriman tidak boleh membunuh pada seorang yang beriman lantaran - membunuh seorang kafir ; dan seorang yang beriman tidak boleh menolong orang kafir untuk mengalahkan orang yang beriman.''

''Bahwa jaminan ALLAH itu satu Dia melindungi orang-orang yang lemah atas orang-orang yang kuat mereka.''

''Bahwa orang-orang yang beriman itu sebagiannya menjadi penolong kepada sebagian yang lain.''

''Bahwa siapa dari pada golongan kaum Yahudi yang telah mengikut kami, maka baginya berhak mendpat pertolongan dan persamaan ; ia tidak boleh di aniaya dan tidak boleh menganiaya.''

''Bahwa perjanjian damai orang-orang yang beriman itu satu, tidak boleh seorang yang beriman membuat perjanjian damai sendiri dengan meninggalkan seorang yang beriman lainnya di dalam berperang dalam agama ALLAH ; karena mereka itu diatas hak yang sama dan keadilan yang sama pula.''

''Bahwa tiap-tiap orang yang berperang, yang ia berperang bersama kami, sebagiannya dengan sebagian yang lain saling bergiliran, ganti berganti.''

''Bahwa orang-orang yang beriman itu wajib membela dan menebus darah saudaranya (yang beriman) yang telah tewas karena membela agama ALLAH.''

''Bahwa orang-orang yang beriman serta bertaqwa wajiblah atasnya berjalan di atas petunjuk yang sebaik-baiknya dan selurus-lurusnya.''

''Bahwa orang musyrik tidak boleh melindungi dan menyelamatkan harta benda orang Quraisy dan tidak boleh pula melindungi jiwa mereka ; dan ia tidak boleh menghalang-halangi orang beriman.''

''Bahwa barang siapa yang melakukan kejahatan membunuh orang yang beriman dengan cukup bukti, maka ia wajib di bunuh pula, kecuali jika keluarga yang di bunuh suka rela menerima denda (tebusan).''

''Bahwa orang yang beriman dengan serentak wajib menetang kepada si pembunuh, dan tidak halal (haram) bagi mereka itu membiarkan begitu saja.''

''Bahwa orang yang beriman yang telah mengakui apa yang tersebut dalam naskah perjanjian ini, padahal ia beriman kepada ALLAH dan hari akhir, maka tidak halal (haram) baginya menolong orang yang berbuat menyalahi pimpinan Nabi dan tidak halal pula melindunginya.''

''Bahwa barang siapa yang menolongnya atau melindunginya, maka ia tetap memperoleh kutuk ALLAH dan murka-Nya kelak pada hari qiyamat, dan ia tidak akan mendapat ke ampunan-Nya.''

''Bahwa bagaimanapun terjadi perselisihan di antara kamu tentang sesuatu urusan, maka tempat kembalinya kepada ALLAH dan kepada Muhammad.''

''Bahwa orang-orang Yahudi wajib mengeluarkan belanja bersama-sama orang-orang beriman selama mereka berperang, memerangi musuh mereka.''

''Bahwa orang-orang Yahudi bani 'Auf adalah satu umat bersama-sama orang-orang yang beriman. Bagi orang-orang Yahudi itu agama mereka, dan bagi orang-orang Islam agama mereka. Mereka masing-masing wajib di lindungi kawan-kawan mereka dari diri-diri mereka, kecuali orang yang berbuat aniaya dan durhaka. Karena orang yang seperti itu berarti tidak merusakkan melainkan pada diri sendiri dan keluarganya.''

''Bahwa orang-orang Yahudi dari Bani Najjar mempunyai kewajiban seperti Yahudi bani 'Auf.''

''Bahwa orang-orang Yahudi dari Bani Harits mempunyai kewajiban seperti Yahudi bani 'Auf.''

''Bahwa orang-orang Yahudi dari Bani Sa'idah mempunyai kewajiban seperti Yahudi bani 'Auf.''

''Bahwa orang-orang Yahudi dari Bani Jusyam mempunyai kewajiban seperti Yahudi bani 'Auf.''

''Bahwa orang-orang Yahudi dari Bani 'Aus mempunyai kewajiban seperti Yahudi bani 'Auf.''

''Bahwa orang-orang Yahudi dari Bani Tsala'bah mempunyai kewajiban seperti Yahudi bani 'Auf.''

Semuanya itu kecuali barang siapa berbuat aniaya atau berdurhaka, maka perbuatannya itu berarti tidak membinasakan melainkan pada diri sendiri dan keluarganya.''

''Bahwa orang-orang Yahudi dari cabang bani Tsala'bah mempunyai kewajiban seperti Yahudi bani Tsala'bah sendiri.''

''Bahwa orang-orang Yahudi dari Bani Syuthibah mempunyai kewajiban seperti Yahudi bani 'Auf.''

''Karena kebajikan itu bukan seperti kejahatan.''

''Bahwa kawan-kawan pengikut Yahudi bani Tsala'bah mempunyai kewajiban seperti kaum bani Tsala'bah sendiri.''

''Bahwa kawan-kawan yang rapat perhubungan dengan orang-orang Yahudi itu mempunyai kewajiban seperti kaum Yahudi sendiri.''

''Bahwa seorangpun dari mereka itu tidak boleh keluar melainkan dengan seidzin Muhammad (Nabi Muhammad S.A.W.)

''Bahwa setiap orang tidak boleh di halang-halangi menuntut haknya karena di lukai ; karena barang siapa berbuat demikian, maka ia harus di balas atas dirinya sendiri dan ahli rumahnya (keluarganya), kecuali orang yang berbuat aniaya. Dan sesungguhnya ALLAH jualah yang membalaskan kebajikan tentang ini.''

''Bahwa orang-orang Yahudi berkewajiban memikul belanja mereka, dan orang-orang Islam berkewajiban memikul belanja mereka juga ; karena di antara kedua belah pihak(mereka) berkewajiban menolong (tolong menolong) dan bekerja bersama-sama untuk memerangi yang memerangi salah satu fihak yang telah terikat dalam perjanjian yang telah tertulis dalam naskah ini.''

''Bahwa kedua belah pihak (Yahudi dan Muslimin) berkewajiban nasihat-menasihati dan saling berbuat baik serta menjauhkan segala perbuatan yang menimbulkan dosa.''

''Bahwa seseorang tidak boleh berbuat kesalahan atas kawannya yang tersebut dalam perjanjian ; dan barang siapa teraniaya wajib di tolong dengan arti yang sebenarnya.''

''Bahwa orang-orang Yahudi wajib mengeluarkan biaya bersama-sama orang beriman selama mereka dalam berperang.''

''Bahwa kota Yatsrib (Madinah) menjadi sebuah kota yang terhormat bagi orang yang sudah terikat dalam perjanjian ini.''

''Bahwa orang yang bertetangga itu seperti diri sendiri, tidak boleh di buat melarat (disakiti) dan tidak boleh di buat salah.''

''Bahwa kota Yatsrib (Madinah) tidak boleh di diami siapapun melainkan dengan seidzin penduduknya.''

''Bahwa jika orang-orang yang terikat dalam perjanjian ini terjadi satu peristiwa baru atau terjadi perselisihan yang di kuatirkan akan menimbulkan kebinasaannya, maka tempat kembalinya kepada ALLAH dan kepada Muhammad Rasulullah. Bahwa sesungguhnya ALLAH itu beserta orang yang setia dan yang menepati janji yang tersebut dalam naskah ini.''

'' Bahwa orang-orang Quraisy (di Mekah) dan orang-orang yang menolong mereka, tidak boleh menjadi tetangga.''

''Bahwa antara kedua belah pihak yang tertulis dalam naskah perjanjian ini, wajib bekerja bersama-sama untuk melawan orang yang menyerang kota Yatsrib (Madinah) ini.''

Bahwa apabila mereka di ajak damai oleh pihak penyerang, maka sambutlah ajakan untuk berdamai itu.''

''Bahwa orang-orang yang beriman, apabila di ajak berdamai oleh fihak penyerang kota Madinah, maka wajiblah mereka itu menerima dan memberikan perdamaian kepada mereka, kecuali kepada orang yang memerangi agama (Islam).''

''Bahwa atas tiap-tiap orang ada bagiannya dari orang yang dari pihak sebelahnya.''

''Bahwa orang-orang Yahudi bani 'Aus dan segenap kawan mereka serta pengikut mereka mempunyai kewajiban seperti kewajiban orang yang telah terikat dalam naskah perjanjian ini ; dan bagi mereka itu berhak memperoleh kebajikan dari kedua belah pihak yang tertulis dalam naskah perjanjian ini.''

''Bahwa kebajikan itu bukan kejahatan. Tiap-tiap orang yang melakukan kejahatan, maka dosanya terpikul atas dirinya sendiri. Dan ALLAH itu beserta orang yang berlaku benar dan berbuat lurus atas perjanjian ini.''

''Bahwa orang yang tidak menepati perjanjian tersebut dalam naskah ini, maka ia berarti menganiaya diri dan berdosa.''

''Bahwa barang siapa yang keluar dari kota Madinah, maka terpeliharalah keamanannya ; dan barang siapa tinggal dalam kota Madinah, maka terpeliharalah keamanannya, kecuali orang yang berbuat aniaya dan dosa. Sesungguhnya ALLAH itu melindungi pada orang yang berbuat kebajikan dan ber-taqwa.''

''Dari Muhammad Rasulullah S.A.W.''

Keterangan : Yang di maksud dengan orang beriman dalam naskah perjanjian ini adalah orang-orang yang beriman, kemudian berhijrah bersama Nabi dari Mekah ke Madinah dan berjihad dengan harta dan dirinya ; atau pun orang-orang beriman yang kemudian menyusul hijrah ke Madinah, dengan tujuan jihad dengan harta dan jiwanya untuk menegakkan agama-Nya.

Dalam Al-Qur'an surat Al-Anfaal ayat 72 :

''Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan Jiwanya(dirinya) pada jalan ALLAH dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi)

Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu nelindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.

(akan tetapi) Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan) pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap orang yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka.

Dan ALLAH Maha melihat apa yang kamu kerjakan.''

Jadi orang-orang beriman itu ada dua golongan, yaitu :

1. Orang beriman yang sudah hijrah ke Madinah mengikuti Nabi, dan berjihad bersama Nabi Muhammad di jalan agama ALLAH dengan harta dan jiwanya.

2. Orang beriman yang yang belum berhijrah dan akhirnya tidak bisa berjihad, karena alasan keduniaan. Orang beriman dalam golongan ini karena takut akan kehilangan hartanya(kikir) dan takut hijrah ke Madinah dan akhirnya menetap Mekah. Dan oleh orang Musyrik Mekah, mereka (orang-orang beriman yang belum hijrah ini) di paksa berperang membela orang musyrik.

Berhijrah adalah cara ALLAH untuk menguji keimanan orang beriman, dan Berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan ALLAH adalah cara ALLAH juga untuk membuktikan keimanan dan kecintaan orang beriman kepada Nabi dan Rasul-Nya serta kepada agamanya. Jadi orang beriman akan kelihatan dengan sebenarnya, baik di ucapan dan di hati serta di buktikan dengan harta dan diri.

Al-Qur'an Surat Al-Anfaal ayat 74 :

''Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan ALLAH, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (Kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki(ni'mat) yang mulia.

Saturday, February 18, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Nabi Muhammad S.A.W. Mengadakan Perjanjian dengan kaum Yahudi

Telah kami paparkan berulang-ulang bahwa di Madinah sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke sana dan waktu ruh Islam belum masu ke sana, adalah dua golongan bangsa Arab yang terbesar yang telah lama ada di bawah pengaruh kaum Yahudi yang diam di sana. Kedua golongan itu ialah golongan Aus dan golongan Khazraj yang telah lama bermusuhan sampai berpuluh-puluh tahun dan masing-masing ada di bawah pengaruh kaum Yahudi. Adapun kaum Yahudi yang ada di Madinah pada masa itu adalah terdiri dari tiga golongan, yaitu Bani Quraidlah, Banu Nadhir dan Bani Qainuqa'.

Waktu itu golongan Aus bersahabat dengan dan di bawah pengaruh Yahudi Banu Nadhir. Setelah ketiga golongan kaum Yahudi itu melihat bahwa kedua golongan bangsa Arab yang terbesar yang telah lama bermusuhan itu sesudah mendapat pimpinan(petunjuk) Islam lalu bersatu dan persatuan mereka mengakibatkan tersiarnya propaganda Islam, lebih-lebih persatuan mereka dengan kaum Muslimin dari Mekah yang mengakibatkan kemajuan Islam di segenap penjuru kota Madinah sudah sukar sekali di halang-halangi, maka mereka kaum Yahudi itu mendirikan persatuan sendiri, dengan tujuan merintangi kemajuan Islam.

Waktu itu Nabi Muhammad s.a.w. telah mengetahui bahwa ketiga golongan kaum Yahudi itu dan golongan-golongan lainnya sama berdaya-upaya hendak menghalang-halangi kemajuan Islam dan kaum Muslimin. Oleh sebab itu beliau mengajak mereka berdamai, agar mereka jangan terus menerus mendengki dan membenci Islam dan orang-orang yang menjadi pingikutnya dan jangan pula mereka merintangi propaganda Islam yang sedang di siarkan oleh kaum Muslimin. Beliau mengirimkan kepada mereka sepucuk surat yang berisi perjanjian, yang isinya dengan singkat adalah sebagai berikut :

1. Janganlah kaum Yahudi mendengki kaum Muslimin dan sebaiknya janganlah kaum Muslimin mendengki mereka.

2. Janganlah kaum Yahudi membenci kaum Muslimin dan sebaliknya janganlah kaum Muslimin membenci mereka.

3. Bahwa hendaknya kaum Yahudi dan kaum Muslimin hidup bersama-sama sebagai satu bangsa.

4. Bahwa kaum Yahudi dan kaum Muslimin masing-masing merdeka mengerjakan agamanya dan masing-masing janganlah ganggu mengganggu.

5. Jikalau kaum Yahudi di serang oleh musuh dari luar, wajiblah bagi kaum Muslimin membantu mereka ; dan sebaliknya jikalau kaum Muslimin di serang oleh musuh dari luar, wajiblah bagi kaum Yahudi membantu mereka.

6. Bahwa jikalau kota Madinah di serang oleh musuh dari luar maka kaum Yahudi dan kaum Muslimin harus mempertahankannya bersama-sama.

Demikianlah singkatnya surat perjanjian Nabi Muhammad s.a.w. dengan kaum Yahudi. Kemudian pada bagian terakhir dari perjanjian itu Nabi menyatakan : ''Bahwa jika di antara kaum Yahudi dan kaum Muslimin timbul perselisihan maka Nabi Muhammad s.a.w. lah yang akan menjadi hakim untuk perkara itu.''

Surat perjanjian yang mengandung arti sedemikian tadi adalah perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekelilingnya. Dalam surat perjanjian itu jelas ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan tiap-tiap golongan memeluk dan mengerjakan agamanya masing-masing ; dan dalam pada itu mereka masing-masing bertanggung jawab atas keamanan kota Madinah dan tempat-tempat di selilingnya.

Inilah salah satu perjanjian perdamaian yang mengandung siasat yang cerdik. Tindakan yang seperti itu belum pernah di kerjakan oleh para Nabi dan Rasul ALLAH yang terdahulu, baik Musa dan Nabi Isa dan lain-lainnya.

Perlu diketahui, bahwa para Nabi dan Rasul ALLAH yang terdahulu dalam menyampaikan atau mengembangkan agama yang di bawa kepada ummat mereka masing-masing, hanya memperingatkan dan memperlihatkan mu'jizat mereka saja. Kemudian penyiaran dan perkembangan agama itu selnjutnya di serahkan kepada kerajinan dan kebijaksanaan para pengikut mereka masing-masing yang datang di masa setelah mereka.

Tetapi tidak demikian keadaan Nabi Muhammad s.a.w. Ketika menyiarkan dan mengembangkan agama yang di bawa olehnya kepada ummatnya. Beliau dengan rajin serta giat mengembangkan kepemimpinan agamanya sampai berkembangbiak dengan merata ke seluruh pelosok negara-negara Arab di kala itu. Disamping itu kedudukan beliau, pada masa itu sebagai seorang Nabi dan Rasul ALLAH yang ahli tentang politik dan di plomatik.

Sebagai contoh dan bukti bahwa pribadi Nabi Muhammad s.a.w. di kala itu sebagai seorang yang ahli di lapangan politik dan di plomatik, ialah adanya perjanjian persahabatan dan perdamaian yang di buat oleh beliau untuk kepentingan antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekelilingnya tadi, dimana di akui hak kemerdekaan beragama, hak kebebasan berfikir, hak kehormatan berharta dan bernegara dan hak kehormatan jiwa. Perjanjian perdamaian tadi adalah yang pertama sekali di buat oleh Nabi Muhammad s.a.w. setelah berhijrah ke Madinah ; dan perjanjian itu adalah suatu peristiwa yang baru dalam lapangan politik, yang pada masa itu udara kekuasaan negara pada umumnya masih di keruhkan oleh tangan kesewenang-wenangan dan penindasan serta kekejaman.

Dengan perjanjian persahabatan dan perdamaian sebagai tersebut itu, dan perjanjian lain yang seperti itu wujudnya, yang dibuat oleh Nabi Muhammad s.a.w. dengan kaum Yahudi banu Quraidlah, banu Nadhir dan banu Qainuqa' di kala itu sebagaiman pernah di uraikan oleh yang mulia Doktor Husain Haikal maka kota Madinah dan sekelilingnya menjadi sebuah kota terhormat, menjadi satu kota yang segenap penduduknya bertanggung jawab dan memikul kewajiban guna menyelenggarakan keamanan, guna menjamin keselamatan dan guna membela atau menangkis setiap serangan musuh yang datang dari manapun juga. Dan dengan perjanjian persahabatan itu pula, segenap penduduk kota Madinah dan sekelilingnya, tolong menolong, bantu-mambantu dan hormat-menghormati antara seorang dengan seorang yang lain, dan antara segolongan dengan segolongan yang lain, terutama dalam memelihara hak-hak mereka masing-masing.

Adapun pribadi Nabi Muhammad s.a.w. di kala itu kecuali sebagai seorang Nabi dan Rasul ALLAH yang pada setiap harinya harus menyampaikan seruan agamanya kepada orang banyak, juga beliau seolah-olah adalah sebagai kepala umat dan pemimpin masyarakat di kota Madinah.

Thursday, February 16, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Kemajuan Islam dan Kaum Muslimin di Kota Madinah

Di atas telah kami riwayatkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. telah dibina persatuan dan persaudaraan antara para sahabat Muhajirin dan Anshar. Persatuan dan persaudaraan antara para sahabat Muhajirin itu makin hari makin erat, bertambah lama bertambah kokoh. Demikianlah tiap seorang Muhajair bersaudara dengan seorang Anshar.

Dalam pada itu, tiap seorang Anshar mengajak saudaranya seorang Muhajir supaya bertempat tinggal di rumahnya, menyerahkan separuh dari halaman rumahnya, sepruh dari barang-barang kepunyaannya, separuh dari binatang-binatang ternaaknya, serta separuh harta bendanya kepada saudaranya seorang Muhajir itu. Dan ada pula seorang sahabat Anshar yang telah mempunyai istri lebih dari seorang, lalu salah seorang dari pada mereka di cerainya, dan sesudah habis masa idahnya di suruh menikah dengan saudaranya seorang Muhajir. Persaudaraan semacam ini makin hari makin makin kokoh, sehingga mengalahkan atau melebihi persaudaraan antara orang-orang yang seibu dan sebapak. Sebagai bukti, pada waktu itu apablia seorang Anshar meninggal dunia, maka segala barang dan harta peninggalannya tidaklah di warisi oleh para anggota keluarganya, melainkan di warisi oleh saudaranya yang seagama dan sependirian. Hal demikian itu sampai berjalan bertahun-tahun, hingga akhirnya hal itu di rubah oleh ALLAH. Tentang riwayat perubahannya kelak akan kami paparkan seperlunya.

Terutama tentang diri orang-orang dari golongan Aus dan golongan Khazraj, yang telah berabad-abad lamanya selalu bermusuhan, sesudah mereka memeluk Islam, lenyaplah dengan sendirinya semua rasa permusuhan yang lama itu dari dada mereka masing-masing. Pendek kata persaudaraan kaum Muslimin pada masa itu sangat bulat dan hebatlah adanya. Dan dengan ada-nya persatuan dan persaudaraan yang begitu hebat dan mengagumkan itu maka tertampaklah kemajuan Islam, berseri-serilah cahaya Islam dan berkibarlah bendera Islam di segenap penjuru kota Madinah, hal inilah yang dituju dan di maksudkan oleh firman ALLAH yanag bunyinya :

''Wallafa baina quluu bihim, lau anfaqat maa fiil ardhi jamii'aa mal-lafta baina quluu bihim, walakinnallaha allafa bainahum innahu 'azizun hakiim.''
''Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (Kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi ALLAH telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijakasana.''

Oleh para ahli tafsir diterangkan bahwa turunnya ayat ini adalah berkenan juga dengan adanya persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Jadi ayat itu berarti bahwa yang menghimpun atau mempersatukan hati-hati mereka itu adalah TUHAN sendiri, disebabkan oleh tauhid dan iman mereka kepada ALLAH. Dan andaikata Nabi Muhammad s.a.w. mengurbankan seluruh harta-benda yang terdapat di muka bumi ini untuk menghimpun dan mempersatukan mereka itu, selama mereka belum bertauhid dan beriman sungguh-sungguh kepada ALLAH, selama itu pula tidak akan mereka itu dapat bersatu dan tidak akan hati-hati mereka itu menjadi terhimpun seerat-eratnya. Dengan adanya tauhid dan iman mereka kepada ALLAH itulah maka dengan sendirinya mereka menjadi bersatu dan hati-hati mereka menjadi terhimpun. Artinya, ALLAH-lah yanag mempersatukan mereka itu.

Riwayat sesingkat ini cukuplah menjadi petunjuk bagi kita umat Islam bahwa dengan adanya tauhid dan iman mereka kepada ALLAH. persatuan bangsa dan umat akan lekas terwujud, dan dengan adanya persatuan yang suci dan tulus ikhlas maka golongan yang hendak memusuhi akan merasa cemas dan lemah dengan sendirinya. Sebab persatuan yang suci dan tulus ikhlas dapat menimbulkan keyakinan pada diri mereka masing-masing bahwa dari mereka masing-masing adalah hamba-hamba ALLAH semata-mata, masing-masing mempunyai kewajiban yang sama. Maka dengan adanya persatuan semacam itulah maka waktu itu Islam memperoleh kemajuan yang amat pesat.

Iman Hijrah dan Jihad : Penjelasan Riwayat tentang Adzan dan Iqamat

Agar supaya lebih jelas tentang riwayat asal mulanya azan dan qamat itu, yakni supaya tidak berhenti menjadi riwayat belaka, yaitu riwayat tinggal riwayat, dengan tidak memikirkan lebih jauh teladan dan tuntunan yang terdapat di dalamnya, maka dari itu disini perlu sekali kami memberikan penjelasan tentang riwayat itu sekalipun dengan singkat, yang demikian agar menjadi i'tibar atau contoh dan menjadi pelajaran yang utama bagi kita sekalian umat Islam, pengikut-pengikut Nabi Muhammad s.a.w.

Dari riwayat tersebut dapatlah kami mengambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :

Pertama : Riwayat itu menunjukkan bahwa kita umat Islam jika hendak mengerjakan suatu hal yang kiranya berguna bagi kemaslahatan umum, sedang pekerjaan itu tidak ada keterangan dari ALLAH, maka pekerjaan itu supaya di permusyawaratkan lebih dulu kepada saudara-saudara kita kaum Muslimin. Dalam permusyawaratan itu harus harus di himpunkan orang-orang yang terpandang, yaang dapat ikut memikirkan perkara yang di musyawarahkaan itu.

Kedua : orang-orang yang berniat ikut bermusyawarah masing-masing harus mengemukakaan buah pikirannya dan atau hasil penyelidikkannya. Adapun benar atau salahnya itu menurut suara terbanyak dan telah di setujui oleh bagian yang mengerti atau kebenaran.

Ketiga : Kemudian orang-orang yang memikul keputusan-keputusan yang telah di tetapkan oleh permusyawaratan itu haruslah menyerahkan dirinya bulat-bulat kepada ALLAH dengan memohonkan kebaikan kepada-Nya dengan harapan mudah-mudahan saja Tuhan memberikan petunjuknya yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu agar supaya perkara yang telah menjadi keputusan itu jika di kerjakan tidaklah menjadi suatu pekerjaan yang menyesatkan orang banyak.

Keempat : Mengenai segala perbuatan yang berkenan dengan urusan ta'abuud (persembahan kepada ALLAH), maka umat Islam tidaklah di perkenankan menjalankan perbuatan yang serupa dengan perbuatan kaum yang bukan Islam. Umapamanya tadi : Untuk tanda atau untuk memanggil orang bershalat apabila telah datang waktu shalat, supaya orang-orang yang berkepentingan datang bersama-sama, maka tidaaklah di perkenankan dengan menyalakan api, karena perbuatan itu adalah serupa dengan perbuatan kaum Majusi, tidaklah di perkenankan dengan meniup terompet karena perbuatan itu adalah serupa dengan perbuatan kaum Yahudi, dan tidaklah di perkenankan dengan memukul genta atau lonceng, karena perbuatan itu adalah serupa dengan perbuatan kaum Nasrani dan seterusnya.

Kelima : Oleh karena adzan dan qamat itu adalah untuk mengumumkan waktu shalat dan untuk memanggil orang bershalat padahal orang-orang yang berkepentingan boleh jadi lupa bahwa waktu shalat telah tiba dan boleh jadi ia sedang tidur dan sebagainya, maka dari itu jika kita kaum Muslimin hendak menetapkan seorang penyeru adzan (muadzin), haruslah menetapkan seseorang yang suaranya keras dan nyaring lagi lantang serta lidahnya fasih sebagaimana Nabi Muhammad s.a.w. Menetapkan sahabat Bilal menjadi penyeru adzannya.

Keenam : Riwayat tersebut cukup menjadi petunjuk bagi kita bahwa di adakannya adzan dan qamat di dalam Islam itu adalah untuk memaklumkan datangnya waktu shalat dan untuk memanggil bershalat kepada orang-orang yang berkepentingan. Jadi nyata-nyata di kerjakannya adzan azan dan qamat itu sekali-kali bukan untuk mengiringkan orang mati yang hendak di kuburkan, menolak bahaya api yang membakar rumah, bukan untuk menolak datangnya air bah dan lain-lainnya dan bukan pula untuk shalat yang selain shalat lima waktu.

Demikianlah singkatnya pelajaran-pelajaran dan teladan-teladan yang terkandung dalam riwayat asal-mula adanya adzan dan qamat itu.

Wednesday, February 15, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Riwayat permulaan adzan dan iqamat

Sebelum Nabi Muhammad s.a.w. berhijrah ke Madinah, ALLAH telah memerintahkan kepada beliaudan umatnya supaya mengerjakan shalat pada tiap-tiap sehari semalam lima kali, dalam lima waktu yang telah di tetapkan. Maka shalat itu selain untuk menuntut kaum Muslimin selalu pada setiap saat ingat akan kebesaran ALLAH dan kekuasaanya, dengan tujuan supaya mereka menjadi manusia yang utama, juga untuk membimbing kaum Muslimin supaya menjadi umat yang bersatu, seia dan sekata. Maka oleh sebab itu Nabi Muhammad memberikan pimpinan kepada para pengikutnya supaya mereka mengerjakan shalat itu bersama-sama (berjama'ah), dengan demikian itu supaya persatuan dan rasa persaudaraan kaum Muslimin makin meresap dan mendalam, satu sama lain dapat mengetahui hajat mereka masing-masing, dan berkeyakinan bahwa yang mereka tuju itu tunggal, tidak ada perbedaan di antara si kaya dan si miskin, si kuat dan si lemah, si hitam dengan si putih dan seterusnya, dan masing-masing mengaku menjadi hamba ALLAH Yang Maha Esa.

Pada waktu itu berhubung jumlah Muslimin sudah banyak adalah sukar dan susah bagi Nabi hendak mengumpulkan mereka pada tiap-tiap datang waktu shalat. Oleh karena itu Nabi lalu bermusywarah dengan sahabat-sahabat beliau yang terpandang untuk merundingkan bagaimana cara yang termudah dan teringan untuk mengumpulkan kaum Muslimin di masjid pada tiap-tiap datang waktu shalat. Waktu itu ada seorang di antara mereka mengemukakan pendapatnya, ialah bahwa untuk tanda telah tiba waktu shalat cukup dengan menaikkan dan mengibarkan bendera. Seorang lainnya berpendapat dengan menyalakan api. Seorang lainnya berpendapat dengan meniup terompet. Ada pula yang berpendapat dengan memukul genta (lonceng). Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa untyk memanggil shalat cukup dengan menetapkan seorang untuk berseru-seru : ''As-Shalat!'' Nabi menyetujui yang terakhir ini. Adapun nama sahabat yang berpendapat itu ialah 'Umar bin Khaththab r.a. Ketika itu Nabi bersabda kepada sahabat Bilal :
''Ya Bilaal, qum fanaadi bishshalah.''
''Hai Bilal, bangunlah, maka panggilah dengan Ash-Shalah!''

Oleh sebab tiba waktu shalat, sahabat Bilal berseru-seru :
''Ash-Shalatu Jaamiah! Ash-Salatu Jaamiah!''
''Shalat bersama-sama! Shalat bersama-sama!''

Kemudian pada suatu malam sahabat 'Abdullah bin Zaid di antara tidur dan jaga, tiba-tiba terlihatlah olehnya ada seorang laki-laki memakai dua pakaian yang serba hijau sambil berkeliling di kanan kirinya dan tangannya membawa sebuah genta. Sahabat 'Abdullah bertanya kepada orang itu :

''Hai hamba ALLAH ! Apakah engkau hendak menjual genta itu ?''

Orang itu menyahut : ''Apakah yang akan kau perbuat dengannya ?''

Sahabat 'Abdullah menjawab : ''Akan kaami pergunakan untuk memanggil shalat.''

Orang itu berkata : ''Maukah engkau saya perlihatkan kepada yang lebih baik dari pada itu?''

Sahabat 'Abdullah menjawab : ''Baiklah. Coba tunjukkan!''

Orang itu berkata : ''Berserulah engkau dengan ucapan :

''Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.
Asyhadu alla-ilaha illallah, Asyhadu alla-illaha illallah.
Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah. Hayya 'alash-shalah Hayya 'alash-shalah, Hayya 'alal-falah Hayya 'alal-falah. Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilaha illallah.''

Kemudian orang itu mengundurkan diri ke tempat yang tidak seberapa jauh dari tempat semula, lalu ia berkata kepada 'Abdullah bin Zaid : Bila engkau hendak berdiri shalat, maka ucapkanlah :

''Allahu Akbar Allahu Akbar. Asyhadu alla-ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah. Hayya 'alash-shalah. Hayya 'alal-falah. Qad qamatish-shalah Qad qamatish-shalah. Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilaha illallah.''

Keesokkan harinya sahabat 'Abdullah bin Zaid menghadap kepada Nabi Muhmmad s.a.w. dan mengabarkan kepada beliau tentang mimpinya itu. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. mendengar segala apa yang di katakan oleh 'Abdullah bin Zaid kepada beliau, beliaupun bersabda :

''Inna hadzihi ru'ya haq.''
''Bahwasanya mimpi itu benar, Insya ALLAH.''

''Faqum ma'a bilal, fainnahu anda wa amaddu shatan minka falqi 'alaihi maqila laka walyunan di bidzalik.''
''Maka berdirilah (pergilah) engkau kepada Bilal, keran Bilal itu suaranya lebih tinggi dan lebih panjang, lalu ajarlah Bilal akan segala apa yang telah di ucapka orang itu kepadamu; dan hendaklah Bilal memanggil orang bershalat dengan sedemikian itu!''

Sahabat 'Abdullah lalu mendapatkan sahabat Bilal dan mengajarkannya kepada Bilal adzan dan iqamat tersebut.

Kemudian setelah datang waktu shalat, sahabat Bilal memanggil orang bershalat dengan mengucapkan adzan dan qamat tersebut. Mendengar suara adzan sahabat Bilal itu, 'Umat bin Kaththab r.a. Datang dengan sangat tegopoh-gopoh sambil menguraikan kainnya mendapatkan Nabi Muhammad s.a.w. lalu berkata :
''Ya Rasulullah walladzi ba'atsaka bilhaq, laqad ra aitu mitslal-ladzi qala.''
''Ya Rasulullah demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan benar, sungguh semalam saya telah bermimpi sebagaimana yang di ucapkan Bilal.''

Nabi bersabda :
''Falillahil-hamdu fadzalika atsbat.''
''Maka semua puji bagi ALLAH, maka yang sedemikian itulah yang lebih tetap.''

Demikianlah singkatnya riwayat asal mula adzan dan qamat di dalam Islam, yang hingga kini masih dikerjakan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia.

Kemudian diriwayatkan dalam kitab tarikh dan kitan hadits bahwa setelah berlaku tiap-tiap waktu shalat sahabat Bilal berdiri mengucapkan adzan dan qamat beberapa hari kemudian pada adzan di waktu subuh sahabat Bilal menambahkan pada adzan itu ucapan :
''Ashalatu khairu minan-naum ashalatu khairu minan-naum.''

Mendengar ucapan Bilal itu Nabi Muhammad lalu menetapkan kebaikkannya. Tetapi beliau tidak memperkenankan ucapan itu di ucapkan tiap-tiap adzan di waktu shalat yang selain shalat subuh. Hal inipun hingga kini masih tetap di kerjakan oleh kaum Muslim seumumnya.

Monday, February 13, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Membina Persaudaraan kaum Muslimin di Madinah

Sebagaimana telah tersebut dalam kitab-kitab tarikh dan kitab-kitab hadits bahwa setelah ada kurang lebih lima bulan lamanya Nabi Muhammad s.a.w. berdiam di kota Madinah, maka untuk mengkekalkan persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar atau dengan tegas kaum Muslimin, pada suatu waktu beliau mengumpulkan mereka, dan sesudah mereka berkumpul di hadapan beliau, maka bersabdalah beliau kepada mereka :

''Taakhaufillahi akhawaini akhawain!''
''Hendaklah kamu sekalian bersaudara dalam agama ALLAH dua orang dua orang.''

Jadi yang di maksudkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. ialah persaudaraan di dalam agama ALLAH. Kemudian beliau bersabda lagi :

''Hamzatubnu abdal muthalib asyadu allahi wa asyadu rasuulih, wa zaidubnu haaritsah maula rasulullah akhawain.''
''Hamzah bin 'Abdul Muthalib singa ALLAH dan singa PesuruhNya bersaudara dengan Zaid bin Haritsah budak Rasulullah.''

Dan demikianlah Nabi lalu menyebut nama-nama sahabat-sahabatnya dari golongan-golongan Muhajirin dan Anshar supaya setiap dua orang bersaudara, seorang dari Muhajirin dan seorang dari Anshar. Pada saat itu yang di perintahkan bersaudara ada seratus orang, 50 orang Muhajirin dan 50 orang dari Anshar. Dan diantara seratus orang tersebut antara lain adalah nama-namanya sebagai berikut :

Muhajir Ja'far bin Abi Thalib dengan Anshar Mu'adz bin Jabal
Muhajir Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan Anshar Kharijah bin Zuhair.
Muhajir 'Umar bin Kaththab dengan Anshar 'Itban bin Malik.
Muhajir Zubair bin Awwam dengan Anshar Salamah bin Salamah
Muhajir 'Amir bin 'Abdillah dengan Anshar Sa'ad bin Mu'adz
Muhajir Abdur-Rahman bin 'Auf dengan Anshar Sa'd bin Ar-Rabi'.
Muhajir 'Utsman bin 'Affan dengan Anshar 'Aus bin Tsabit.
Muhajir Thalhah bin Ubaidillah dengan Anshar Ka'b bin Malik.
Muhajir Sa'd bin Zaid dengan Anshar Ubayya bin Ka'b.
Muhajir Mush'ib bin 'Umair dengan Anshar 'Khalid bin Zaid.
Muhajir Abu Hudzaifah bin 'Utbah dengan 'Ubbad bin Biisyr.
Muhajir 'Ammar bin Yassir dengan Anshar Hudzaifah bin Al-Yaman.
Muhajir Abu Dzar Al-Ghifary dengan Anshar Mundzir bin 'Amr.
Muhajir Bilal bin Rabah dengan Anshar Abu Ruwaihah.
Muhajir Salman Al-Farisy dengan Anshar Abud-Darda'

Inilah sebagian dari nama-nama sahabat Muhajirin dan Anshar yang tercatat dalam kitab Sirah Ibnu Hisyam, yang di jadikan saudara seorang dengan yang lain di dalam agama ALLAH oleh Nabi Muhammad s.a.w.

Adapun maksud Nabi mengadakan persaudaraan itu:
Pertama : untuk melenyapkan rasa asing pada diri sahabat-sahabat Muhajirin di kota Madinah;
Kedua : untuk membangun rasa persaudaraan antara satu sama lain di dalam agama ALLAH, yaitu bahwa ''semua orang Islam itu saudara'';
Ketiga : agar satu sama lain tolong menolong, yang kuat menolong yang lemah, yang mampu menolong yang kekurangan dan sebagaianya.

Adapun buah dari persaudaraan yang di bina oleh Nabi Muhammad itu, kelak akan kami uraikan. Menurut riwayat kitab Shahih Muslim dan lainnya, Nabi Muhammad membina persaudaraan ini di tempat rumah Anas r.a.

Iman Hijrah dan Jihad : Pergantian iklim kota Madinah

Diriwayatkan bahwa kota Madinah itu mulanya terkenal dengan nama kota ''Yatsrib.'' Adapun sebab kota itu ialah seorang yang bernama ''Yatsrib bin Mahla'il'' demikian menurut keterangan Ibnu Khaldun, seorang alim akhli yang masyhur di seluruh dunia. Dalam kita mukadimah tarikhnya. Yatsrib itu keturunan dari raja-raja Amaliqah, yang waktu itu berkuasa disana. Kemudian lama-kelamaan mereka di kalahkan oleh Israil ialah kaum Yahudi yang melarikan diri karena di serang dan di kejar-kejar oleh orang-orang babylon, orang-orang Yunani dan orang-orang Roma. Dan dengan singkat kota Yatsrib lalu di kuasai oleh mereka kaum Yahudi. Jadi nama ''Yatsrib'' itu adalah nama seorang raja dari keturunan Arab Amaliqah yang pernah memegang tampuk kekuasaan di kota Madinah.

Setelah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke kota Yatsrib itu di ganti dengan nama ''Madinah'' oleh Nabi sendiri.

Dan di riwayatkan bahwa waktu itu kota Madinah adalah suatu kota yang iklimnya sangat panas, dan panasnya itu melebihi panasnya kota Mekah. Oleh sebab itu, karena mengalami pergantian iklim di sebabkan pindah di tempat yang baru, sudah barang tentu di antaraa sahabat-sahabat Muhajirin banyak yang merasa tidak tahan sehingga banyak di antara sahabat Muhajirin yang merasa tidak tahan dan diantara mereka jatuh sakit.

Pada saat itu di antara kaum Muhajirin yang jatuh sakit panas ialah sahabat Abu Bakar r.a., Bilal, Amr bin Fuhairah. Dan saat sakit panas, diriwayatkan sahabat Abu Bakar mengeluh sambil berkata dengan berpantun, yang bunyinya :

''Kullamri in mushabbahu fi ahlih. Wal mautu adna min syiraki na'lih.''
''Tiap-tiap orang itu pagi harinya pada ahlinya, dan mati itu lebih dekat dari pada tali sepatunya.''

Sahabat Bilal apabila menderita sakit panas ia tetap diam, tidak suka berkata apa-apa, tetapi bilamana penyakitnya hilang, ia menangis dengan suara keras sambil berkata secara berpantun juga yang bunyinya :

''Alaa laita siqriihal abiitanna lailah, biwaadin wahauli idzkhir wa jaliil, wahal aridan yauman miyaahu majinnah, wahal yabduuna lii syamah wa thafiil.''
''apakah kiranya aku dapat berjalan di malam hari, di lembah yang di sekelilingku ada pohon-pohon idzikhir dan jalil? Dan apakah aku pada suatu hari dapat sampai ke tempat air Majinnah, dan apakah aku dapat melihat gunung Syamah dan gunung Thafil?''

''Allahummal'an syaibatabna rabiiah, wa 'utbatana rabiah, wa umayyatabna khalafin, kamaa akrajuna min ardhinaa ila ardhal wabai.''
''Ya ALLAH! Kutuklah Syaibah, dan Utbah bin Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf, karena telah mengusir kita dari tanah air kita ketanah berpenyakit ini.''

Sedangkan sahabat Amir bin Fuhairah r.a. Jika menderita sakit panas lalu mengeluh sambil bersyair yang bunyinya :
''sungguh aku mendapati mati sebelum merasakannya, bahwasanya penakut itu mati di atasnya. Tiap-tiap orang itu bersungguh-sungguh dengan kekuatannya, seperti lembu memanaskan kulitnya dengan tanduknya.''

Demikianlah keadaan kaum Muslimin apablia menderita sakit panas semua mengeluh dengan mengucapkan berbagai ucapan. Oleh sebab itu maka Nabi Muhammad s.a.w. memohon kepada ALLAH, antara lain bunyinya:

''Allahumma habbab ilainal madinah kahubana makkah au asyad. Allahumma bariklana fiishaa'inaa muddana wa shahhahnaalana wanqul hummahaa ilal juhfah!''
''Ya ALLAH ! Cintakanlah kota Madinah kepada kita seperti kita cinta kita kepada kota Mekah atau lebih sangat! Ya ALLAH ! Berilah berkah kepada Sha' kita dan mud kita, dan sehatkanlah kota Madinah ini untuk kita dan pindahkanlah panasnya ke dusun Juhfah!

Oleh ALLAH s.w.t. permohonan Nabi itu dengan segera di kabulkan dan iklim kota Madinah yang sangat panas itu lalu pindah ke dusun Juhfah, yang letaknya 82 mil dari Mekah.