Monday, April 30, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Perang Badar Al-Kubra : Permohonan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada TUHAN


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersama tentara Islam setelah mendengar kabar dari budak kaum Quraisy yang tersebut diatas, dan setelah dapat mengira sendiri kekuatan, bahwa tentara Quraisy lebih kurang ada 1000 orang, dan sudah barang tentu dengan bersenjata lengkap serta persediaan cukup, maka waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengingat bahwa tentaranya hanya 300 lebih sedikit, jadi sepertiganya tentara kaum Quraisy, dengan senjata kurang lengkap, dan persediaan perang serba kurang. Oleh sebab itu guna menebalkan iman tentaranya, dan guna meneguhkan semangat barisannya, maka Nabi lalu menghadapkan akan mukanya kepada sekalian tentaranya sambil memohon kepada ALLAH:

''''Ya, ALLAH ! Sesungguhnya mereka (tentara Islam) ini sama kosong (tidak membawa apa-apa), maka dari itu berilah mereka itu pikulan. Ya ALLAH ! Sesungguhnya mereka itu telanjang, maka dari itu, berilah mereka itu pakaian Ya ALLAH ! Sesungguhnya mereka itu lapar, maka dari itu berilah mereka itu kenyang, Ya ALLAH ! Sesungguhnya mereka sengsara, maka dari itu berilah mereka itu kekayaan.''


Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan diiringkan oleh tentaranya terus berjalan sehingga sampai pada suatu lembah yang jauh dari tempat air, dan di tempat yang penuh pasir lagi kering. Adapun tentara Quraisypun melanjutkan perjalanannya sehingga sampai di suatu tempat (lembah) yang lapang, lagi dekat dengan mata air. Oleh sebab itu waktu itu kaum tentara Islam banyak yang semasa dahaga, dan kekurangan air yang akan dipergunakan buat menghilangkan hadats, istimewa pula pada malam harinya banyak yang berhajat hadats besar (junub). Dalam pada itu di antara Islam banyaklah yang tergoda oleh syaitan. Yakni Syaitan-syaitan yang mencampakkan tipu dayanya pada hati masing-masing tentara Islam yang kena digoda : ''Kamu menyangka bahwa kamu menjadi kekasih TUHAN, tetapi mengapa kamu dapat dikalahkan oleh kaum Musyrikin tentang urusan air ? Sekarang kamu merasakan dahaga, kamu mengerjakan shalat dengan berhadats besar, sedangkan musuh-musuhmu telah menunggu manakala kamu berkeputus-asaan air, tentulah lenyap kekuatan kamu, lalu mereka menghukum kamu menurut kehendak mereka, dan mungkin mereka akan membunuh kamu atau menangkap kamu, lalu kamu di bawa kembali ke Mekah.'' Demikian was-was yang diperbuat oleh syaitan dalam hati sanubari kebanyakan tentara Islam. Waktu itu oleh karena Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengerti bahwa daripada tentara banyak yang tergoda oleh syaitan, maka seketika itu beliau selalu memohon kepada ALLAH. Waktu tengah malam dengan sunyi senyap, sedangkan kebanyakan tentaranya tengah tidur nyenyak. Nabi selalu mengerjakan shalat dan membanyakkan permohonan kepada Tuhan. Hanya Tuhan sendirlah yang memberi pertolongan dengan sepenuh-penuhnya. Oleh sebab itu, waktu itu Tuhan lalu menurunkan air hujan dengan lebatnya, yang sebelumnya tidak seorangpun yang menyangka akan ada hujan dengan hebat.


Di waktu air hujan diturunkan dengan lebatnya, kebanyakan tentara Islam sedang tidur nyenyak, tetapi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terus memohon kepada ALLAH, dan berulang-ulang mengucapkan : ''Ya, Tuhan Yang Maha Hidup, ya Tuhan Yang Berdiri Sendiri !!!''


Demikian selanjutnya sampai datang waktu pagi.


Dengan, sebab air hujan yang sangat lebatnya, maka tentara Islam mendapat air yang sebanyak-banyaknya, lembah-lembah mengalirkan air, kolam-kolam penuh air, lalu masing-masing mandi, berwudlu dan lain-lain sebagainya, pasir yang ditempatinya menjadi lekat.


Dan diriwayatkan, bahwa sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan tentaranya mendapat air, maka beliau dengan diiringkan oleh tentaranya terburu-buru datang ke tempat sungai Badar. Setelah sampai di tempat itu, Nabi lalu berhenti dengan maksud, bahwa tempat itu akan dipergunakan menjadi tempat pertempuran dengan tentara Quraisy.


Ketika itu oleh seorang sahabat yang bernama Hubbab bin Al-Mundzir, Nabi ditanya : ''Ya Rasulullah, apakah pendapat tuan terhadap tempat pemberhentian ini ? Apakah tuan berhenti di tempat ini mengikuti wahyu Tuhan yang tiada akan kita berani mendahuluinya dan tiada pula kita berani membelakangkannya, ataukah menurut dari pendapat tuan sendiri dan daya upaya tuan sendiri ?''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : ''Saya berhenti di tempat ini, hanya mengikuti kemauan saya sendiri dan daya upaya sendiri ?''


Sahabat Hubbab : ''Kalau begitu, Ya Rasulullah ! Saya usul, sudikah kiranya tuan pindah saja dari tempat ini. Karena sesungguhnya tempat ini bukan pemberhentian yang baik bagi kita. Maka sudikah kiranya tuan lekas pindah dari tempat ini bersama-sama ?''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : ''Mengapa begitu, hai Hubbab ?''


Sahabat Hubbab : ''Ya, tiada lain seperti kata saya tadi.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : ''Ah, pendapat saya lebih baik kita berhenti di tempat ini daripada kita pindah lagi.''


Hubab : ''Ya Rasulullah jangan begitu ! Adapun jika tuan berhenti disini mengikut wahyu dari ALLAH, saya tidak akan usul begitu. Saya mengikut wahyu ALLAH.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : ''Kamu berkata begitu itupun dari pendapat kamu sendiri bukan ?''


Hubbab : ''Ya betul begitu, Ya Rasulullah ! Tetapi tuan harap mengerti, bahwa saya lebih tahu keadaan tempat ini dan keadaan tempat yang saya tunjukkan. Adapun tempat yang saya maksudkan, ialah tempat yang dekat mata air. Kalau kita disini tentu jauh dari tempat mata air, dan kaum Musyrikin yang dekat mata air nanti. Jika sekarang kita mendapat tempat yang dekat mata air, sudah barang tentu nanti kaum Quraisy berjauhan dari mata air, kita tidak akan kekurangan, dan mereka tantu kekuarangan air sebab mata air berdekatan dengan tempat kita di belakang lembah.... itu.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu berdiam dan seketika itu juga malaikat Jibril datang lalu mempermaklumkan kepada Nabi, bahwa pendapat yang benar adalah pendapat Hubbab. Oleh sebab itu, seketika itu juga Nabi bersama tentaranya lalu pindah dari tempat itu dan menuju ke tempat yang ditunjukkan oleh Hubbab. Kemudian dari pada itu, maka setelah sampai dan berhenti di tempat yang di tunjukkan oleh Hubbab, lalu disana tentara Islam membikin kolam-kolam dan diisi dengan air yang sebanyak-banyaknya.


Selanjutnya, ditempat tersebut sahabat Sa'ad bin Mu'adz mengemukakan pendapatnya di hadapan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ia berkata : ''Ya Rasulullah. Tidakkah lebih baik tuan kita bikinkan 'Arasy (tempat tinggal sementara untuk tempat tuan ? Dan kita menyediakan satu kendaraan buat tuan ? Maka jika nanti bertempur dengan musuh, tuan kita minta berada didalam arasy saja, dan kita bertempur dengan musuh kita. Jikalau Tuhan nanti memberi kemenangan kepada kita, dan kita dapat menghancurkan musuh kita itulah yang kita harapkan; dan jikalau kita kalah, tuan kita persilahkan kembali kepada orang-orang yang masih banyak ada di belakang kita, karena di belakang kita masih banyak orang yang terbelakang belum ikut berangkat kemari, Ya Rasulullah. Kecintaan kita kepada tuan tidak melebihi dari kecintaan mereka (orang-orang yang terbelakang) kepada tuan. Seumpama mereka menyangka, bahwa tuan akan berperang niscaya mereka tidak akan berpisah dari tuan. Tuhan menolong kepada tuan tentu dengan sebab mereka dan mereka sama berperang dengan musuh bersama-sama tuan.''


Demikianlah perkataan sahabat Sa'ad bin Muadz waktu itu, dan pendapat serta perkataan beliau yang sedemikian tadi oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diterima dengan girang lagi dipuji. Lalu seketika itu juga diperbuatlah suatu arasy dari pelepah pohon kurma di atas bukit yang tertampak dari medan peperangan. Maka setelah arasy dibuat dengan kuat dan kokoh, Nabi lalu dipersilahkan masuk kedalamnya, dan untanya diikat di belakang arasy, dan sahabat Abu Bakar sebagai kawan yang tercinta di ajak masuk bersama-sama oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam


Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Perang Badar Al Kubra : Kekacauan Tentara Quraisy di tengah Jalan


Lebih jauh diriwayatkan : Bahwa di dalam perjalanan keadaan tentara Quraisy telah timbul kekacauan yang hebat, kekacauan itu dengan singkat riwayatnya sebagai berikut :


Bermula setelah angkatan perdagangan Quraisy yang dikepalai oleh Abu Sufyan telah dapat melepaskan diri pada kejaran tentara kaum Muslimin, maka ketika sampai di dusun Juhfah, lalu Abu Sufyan menyuruh seseorang supaya menyusul tentara Quraisy dan disuruh mengkabarkan kepada kepala-kepala tentara Quraisy, bahwa Abu Sufyan meminta supaya tentara Quraisy kembali saja, jangan sampai meneruskan perjalanannya, karena barang apa yang dijaganya telah dapat terlepas dari bahaya yang dikuatirkan. Tetapi permintaan Abu Sufyan yang seperti itu ditolak dengan kekerasan dan kesombongan oleh kepala pasukan tentara Quraisy, ialah Abu Jahal bin Hisyam sebagaiamana di atas telah kami riwayatkan.


Abu Sufyan telah menerima kabar penolakan Abu Jahal yang begitu sombong lagi congkak, lalu berkata :''Inilah orang yang melewati batas. Orang semacam itu, tentulah akan malang dan jatuh pada akhirnya.''. Demikian pendapat Abu Sufyan.


Kemudian daripada itu, perjalanan tentara Quraisy belum berapa jauh lagi, terjadi keonaran yang ramai.


Juhaim bin As Shalt, demikianlah nama seorang dari Bani Muthalib yang ikut menjadi tentara Quraisy, waktu tentara Quraisy masih berada di Juhfah. Maka ketika itu dengan sekonyong-konyong tertidurlah ia, dan tidak antara lama bangunlah ia dari tidurnya dengan terkejut, lalu berkata kepada kawannya : ''Saya baru bermimpi sebagaimana impian orang tidur. Saya sedang di antara tidur dan jaga, dalam mimpi itu saya dapat melihat seorang laki-laki yang berkendaraan kuda dan dia membawa seekor unta, lalu ia berhenti di muka saya. Apakah kamu melihat seperti apa yang telah saya lihat tadi ?''


Salah seorang teman Juhaim menjawab : ''Tidak.''


Juhaim lalu berkata dengan perlahan-lahan : ''Abu Jahal akan mati terbunuh, Utbah akan mati terbunuh, Syaibah akan mati terbunuh, Zam'ah akan mati terbunuh, dan ...... Fulan itu akan mati terbunuh, dan ...... Demikian seterusnya, mengatakan satu persatu kepala-kepala dan pemimpin-pemimpin Quraisy yang akan terbunuh.''


Kemudian ia mengatakan pula satu persatu orang dari tentara Quraisy yang akan tertawan, diantara lain yang dikatakan : ''Suhail bin Amr akan tertawan, Aqil Abi Thalib akan tertawan, Sa'id bin Ubaid akan tertawan.'' dan begitu seterusnya.


''Lalu orang tadi memukul untanya ke arah tengkuk lehernya sehingga mengeluarkan darah yang tidak sedikit, dan untanya lalu dilepaskan dari tangannya, dan dari sebab itu lalu berlari kesana kemari di tengah-tengah kepungan tentara Quraisy. Darah tadi mengenai kemah-kemah tentara Quraisy, sehingga tidak ada suatu kemah-kemah tentara Quraisy yang tidak terkena oleh darah.''


Kawan-kawan Juhaim yang mendengar perkataan Juhaim yang semacam itu lalu menyahut : ''Ah, itu omomg kosong. Semuanya itu pasti mimpi dari godaan syaitan semata-mata, lain tidak.''


Pendek kata waktu itu banyaklah kawan-kawan tentara Quraisy yang sangat mencela akan perkataan Juhaim tadi. Dan dari mulut satu ke mulut yang lain lalu sebentar saja apa yang dikatakan oleh Juhaim itu terdengar oleh Abu Jahal, Utbah dan lain-lainnya.


Abu Jahal setelah mendengar perkataan Juhaim seperti diatas tadi, lalu segera datang menemui Juhaim seraya berkata : ''Hai Juhaim, saya dengar katanya kamu mendatangkan kabar dusta kepada banyak orang. Hm.. Kamu akan tahu sendiri nanti, siapa yang akan mati terbunuh ? Siapa yang akan kucar-kacir ? Dan nanti pasti kamu akan melihat sendiri, siapa yang terbunuh, saya ataukah Muhammad.''


Selanjutnya Abu Jahal berkata kepada orang banyak : ''Ini Nabi baru ! Inilah Nabi lagi keluaran dari bani Muththalib.'' Demikianlah perkataan Abu Jahal dengan kesombongannya. Maka seketika itu dari sebab pengaruh Abu Jahal, pada waktu itu juga sebagian banyak dari tentara Quraisy lalu timbul kebenciannya kepada Juhaim bin As Shalt.


Kemudian daripada itu ketika itu timbul pula suatu kejadian yang hebat di tengah perjalanan tentara Quraisy.


Diantara tentara Quraisy pada waktu itu ada segolongan pasukan yang orang-orangnya terdiri dari kaum Bani Zuhrah yang dikepalai oleh seorang yang bernama Akhnas bin Syraiq, banyaknya 100 orang tentara.


Ketika itu Akhnas berperasaan, bahwa jika kita mengikut kemauan Abu Jahal, kita akan mendapati kerugian yang tidak sedikit. Ah, sekarang buat apa kita mengikut kemauan orang sombong ! Maka dari itu Akhnas mengumpulkan tentara dari kaumnya disuatu tempat yang kurang lebih 100 orang, lalu Akhnas berkata : '' Hai Bani Zuhrah ! Kini, oleh karena Tuhan telah menyelamatkan harta benda kita dan pemuka kita dari kejaran Muhammad, angkatan perdagangan kita yang dipimpin oleh Abu Sufyan telah sampai di Mekah, padahal keluar kita dari Mekah ini sengaja hendak menjaga keamanan angkatan perdagangan kita dan memelihara diri Makhramah bin Naufal. Tetapi dari sebab sekarang telah selamat semuanya, maka lebih baik kita kembali (pulang) saja, sebab sudah tidak berguna lagi bagi kita meneruskan perjalanan ini, dan akan sia-sia jika kita sampai bertempur dengan Muhammad.''


Akhnas memang seorang pemimpin dari Bani Zuhrah, maka sudah barang tentu semua perkataannya diikuti oleh kaumnya. Abu Jahal setelah mendengar hasutan Akhnas kepada kaumnya tadi, lalu marah-marah dan murka kepada Akhnas. Lalu antara lain Abu Jahal berkata kepadanya : ''Mengapa kamu berani berkata kalau sampai kejadian bertempur dengan Muhammad, kamu anggap sia-sia?''


Akhnas menjawab : ''Ya, sudah barang tentu, kita masing-masing keluar dari Mekah ini tidak untuk bertempur dengan Muhammad dan kaumnya, bukan ? Tetapi hendak menjaga angkatan perdagangan kita, maka dari itu apa gunanya kita bertempur dengan Muhammad !''


Abu Jahal berkata : ''Meskipun begitu, apakah kamu tidak mengerti, bahwa Muhammad itu seorang pendusta besar, penyesat kepada orang banyak dan penipu yang licin ?''


Akhnas berkata : ''Saya mengerti. Tetapi pengertian saya tidak seperti pengertian kamu. Saya mengerti bahwa Muhammad itu seorang yang terpercaya. Dia dari sejak kecil sudah terkenal dengan nama ''Al Amin'' bukan ''Al Khain, bukan !''


Kemudian Abu Jahal dan Akhnas bertengkar mulut, dan makin lama makin ramai, lalu Akhnas mengundurkan diri. Dan akhirnya si Akhnas lalu menarik diri dari barisan Quraisy bersama kaumnya, kemudian terus berjalan kembali ke Mekah. Jadi dalam peperangan di Badar, tidak ada seorangpun dari Bani Zuhrah yang ikut serta berperang.


Demikian riwayat singkat kekacauan tentara Quraisy di tengah perjalanan ketika hendak berperang di Badar. Timbulnya kekacauan-kekacauan tadi sudah menjadi tanda-tanda akan jatuhnya dan kalahnya tentara Quraisy ketika hendak bertempur dengan tentara Islam.


Artikel Post terkait :

Perang Badar Al-Kubra : Awal Mula kejadian perang di Badar

Perang Badar Al-Kubra : Angkatan Perang Tentara Kaum Musyrikin

Perang Badar Al-Kubra : Keberangkatan Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam menuju ke Badar.


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Thursday, April 26, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Perang Badar Al-Kubra : Keberangkatan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menuju ke Badar.

Fat1hah.gif


Perang Bada Al-Kubra : Keberangkatan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menuju ke Badar.


IMAN HIJRAH DAN JIHAD BLOGSPOT.COM


Kemudian dari pada itu, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu bersabda :

''Berjalanlah kamu dan bergiranglah, karena sesungguhnya ALLAH Yang Maha Tinggi telah memberikan janji kepadaku salah satu dari dua golongan (pasukan). Demi ALLAH, sungguh aku seakan-akan sekarang ini melihat kepada tempat kebinasaan (kekalahan kaum Quraisy).''


Yang dimaksud dengan kata ''dua pasukan'' dalam sabda Nabi itu ialah dua pasukan sebagai yang tersebut dalam surat Al Anfaal ayat 7. Yakni, pasukan Al-Ier dan pasukan An-Nafier. Pasukan Al-Ier ialah pasukan angkatan perdagangan Quraisy yang dikepalai oleh Abu Sufyan dan Pasukan An-Nafier ialah angkatan perang tentara Qurasiy yang dipimpin oleh Abu Jahal. Adapun yang dikehendaki Al Anfaal ayat 7 diatas dijelaskan oleh Nabi, ialah janji ALLAH yang diberkan kepada kaum Muslimin angkatan qafilah bersejata supaya diperangi, dan dengan demikian itu kaum Muslimin akan memperoleh kemenangan besar dan dapat menghancurbinasakan tentara kaum Kafirin Quraisy.


Berdasarkan perintah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang sedemikian itu, segenap kaum Muslimin yang ikut serta di dalam perjalanan pada waktu itu dengan tulus ikhlas, berangkatlah menuju ke tempat yang dituju oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ; dan dalam pada itu mereka masing-masing selalu ta'at dan patuh kepada apa yang diperintahkan oleh Nabi, dengan melupakan segala sesuatu yang menjadi kepentingan mereka sendiri.


Segenap perhatian Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dikala itu hanya ditujukan kepada fihak lawan yang akan dihadapinya, sambil berserah diri kepada ALLAH jua, mengingat bunyi wahyu yang baru diturunkanNya kepadanya, sebagai yang tersebut diatas.


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan tentaranya lalu berangkat menuju ke Badar. Selanjutnya setelah perjalanan sampai disuatu tempat, ditengah jalan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bertemu dengan seorang tua dari bangsa Arab dan ketika itu Nabi lalu bertanya, tentang halnya kaum Quraisy dan tentang halnya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan tentaranya, dan kabar apa yang sampai kepadanya tentang halnya dua golongan tadi.


Seorang Arab tadi berkata : ''Saya tidak akan mengkabari kepadamu berdua (yang dituju ialah Nabi dan Abu Bakar), kecuali jika kamu berdua mengkabarkan kepadaku : ''Siapakah kamu berdua itu.''


Nabi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab : ''Oh, jangan begitu ! Sebaiknya kamu memberi kabar lebih dulu kepada kami, nanti kami memberi kabar kepadamu.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab : ''Ya, tentu begitulah sebaiknya.''


Orang Arab : ''Telah sampai kepadaku kabar, bahwasanya Muhammad dan tentaranya ke luar dari Madinah pada hari ini tanggal sekian; maka jika benar kabar itu, dari orang yang mengkabari kepadaku, maka mereka itu sudah pasti hari ini telah sampai di tempat ini dan ini (waktu yang dituju ialah tempat yang sedang Nabi berada). Dan telah sampai kepadaku suatu kabar, bahwasanya kaum Quraisy telah keluar dari Mekah pada hari ini dan tanggal sekian; maka jikalau benar kabar itu, tentu hari ini mereka telah sampai di tempat desa ini dan ini. Cwaktu itu yang ditunjuk ialah tempat yang sedang kaum Quraisy berada).


Maka setelah sampai selesai percakapan, Nabi dan Abu Bakar ditanya olehnya : [/color]''Nah sekarang dari manakah kamu berdua ?''[/color]


Nabi menjawab : ''Kita dari air.''


Nabi menjawab seperti ini sambil jari penunjuknya ditujukan ke suatu penjuru ke sebelah negeri Iraq. Maka orang Arab tadi lalu berkata : Apakah kamu berdua dari negeri Iraq ?''


Nabi hanya menjawab : ''Ya.''


Pada hal yang dimaksud oleh Nabi dengan perkataan air itu bukanlah air biasa; tetapi air asal kejadian manusia, ialah air nutfah. Akan tetapi orang Arab itu tua tadi tidak mengerti yang dimaksud oleh Nabi tadi; adapun nama orang tadi ialah Sufyan Adh-Dhamry.


Demikianlah sedikit dari pada kebijaksanaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sehingga orang tadi menerima segala apa yang dikatakan oleh Nabi. Kemudian Nabi kembal kepada tentaranya; maka pada sore harinya beliau lalu menyuruh kepada sahabat-sahabat Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Al Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqash supaya pergi ke tempat yang berdekatan dengan sungai desa Badar, untuk mencari dan menyelidiki kabar-kabar kedatangan kaum Quraisy.


Beliay-beliau itu setelah sampai di tempat yang dituju, tiba-tiba bertemu dengan binatang-binatang kepunyaan kaum Quraisy yang sedang minum di tempat air tadi bersama penggembalanya tiga orang budak belian yaitu dari Bani Hajjaj yang bernama Aslam, dari Bani Ash yang bernama Yasar, dan dari bani Umayyah yang bernama Abu Rafi'. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika menyuruh tiga orang sahabat tadi sesungguhnya memang dengan di amat-amati sendiri dari belakang. Maka ketika sahabat tadi setelah bertemu dengan ketiga orang budak tersebut lalu bertanya : ''Heh, kamu menggembala dan memberi minum binatang-binatang itu disuruh oleh siapa ?''


Budak-budak tadi lalu menjawab : ''Kita disuruh oleh kaum Quraisy, dan kita tukang mengambil air buat minum mereka yang menyuruh kita. Mereka menyuruh kita disini, supaya kita mengambil air buat minum mereka dan binatang-binatang mereka.''


Tiga sahabat tadi setelah mendengar jawaban yang sedemikian itu, lalu tampak tidak senang, karena beliau-beliau berkehendak supaya mereka mengaku suruhan dari angkatan perdagangan yang dikepalai oleh Abu Sufyan yang sedang dicari oleh kaum Muslimin, sebab itu mereka lalu di labrak oleh tiga sahabat suruhan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tadi.


Diriwayatkan, bahwa ketika itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sedang mengerjakan shalat, maka setelah ketiga budak tadi merasakan sakit, lalu masing-masing pura-pura mengaku menjadi suruhan Abu Sufyan, dengan sebab itu lalu masing-masing di lepaskan dan ditinggalkan. Kemudian setelah selesai Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengerjakan shalat, lalu memanggil tiga orang sahabat yang disuruh tadi. Maka sesudah masing-masing datang menghadap, lalu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata :

''Mengapa kamu mengerjakan begitu, mengapa kamu beri labrakan kepada mereka itu ? Mereka (budak-budak) ketika berkata benar, kamu pukul, dan ketika berdusta padamu, lalu kamu lepaskan dan kamu tinggalkan. Demi ALLAH sesungguhnya mereka itu adalah suruhan kaum Quraisy. Cobalah mereka itu kamu panggil sebentar, agar supaya mereka mengkabari kepadaku tentang halnya kaum Quraisy.''


Setelah mereka dipanggil dihadapan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu diatanya oleh Nabi tentang hal adanya kaum Quraisy. Mereka lalu menjawab : ''Demi ALLAH, keadaan kaum Quraisy ada di belakang jurang ini ...., dan disebelah itu dan ini.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu bertanya lagi : ''Berapa banyak jumlah kaum Quraisy yang datang ?''


Mereka menjawab : ''Banyak.''

Nabi : ''Berapa banyak bilangannya ?''

Mereka : ''Kita tidak tahu.''

Nabi : ''Berapa ekor kambing yang dipotong (disembelih) pada tiap-tiap hari oleh mereka ?''

Mereka : Tiap-tiap hari memotong kambing 9 ekor dan kadang-kadang 10 ekor.''


Nabi : Nah, kalau betul begitu, sudah barang tentu mereka ada di antara 900 dan 1000 orang banyaknya. Dan siapakah dari antara pemimpin-pemimpin dan ketua-ketua Quraisy yang ikut serta berangkat ?''


Mereka : ''Pemimpin-pemimpin dan ketua-ketua Quraisy yang berangkat mengepalai pasukan ialah : Utabah bin Rabi'ah, Abul Bakhtary bin Hisyam, Hakim bin Hizam, Naufal bin Khuwailid, Harts bin Amir, Thu'aimah bin Adi, Nadlar bin Harits, Zam'ah bin Aswad, Abu Jahal bin Hisyam, Umayyah bin Khalaf, Nabih bin Al Hajjaj, Suhail bin Amr, Munnabih bin Hajjaj dan Amr bin Abdu Wad.''


Kemudian mereka disuruh kembali oleh Nabi, dan Nabi kembali ke tempat tentaranya, lalu berdiri di muka tentaranya sambil bersabda :

''Inilah Mekah, sungguh telah bertemu kepadamu sekalian sepotong (dari) jantung hatinya.''


Sabda Nabi ini berarti : Bahwa di dalam perjalanan keadaan tentara Quraisy dari Mekah akan bertempur dengan kaum Muslimin


Artikel Post terkait :

Perang Badar Al-Kubra : Awal Mula kejadian perang di Badar

Perang Badar Al-Kubra : Angkatan Perang Tentara Kaum Musyrikin

Perang Badar Al-Kubra : Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam Mengadakan Permusyawaratan


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Mengadakan Permusyawaratan.

Fat1hah.gif


Perang Badar Al-Kubra : Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Mengadakan Permusyawaratan


DUA JALAN HIDUP ABADI[/align]


Setelah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menerima kabar, bahwa tentara Quraisy dari Mekah telah bersiap dan menantang kaum Muslimin dengan menunjukkan berbagai-bagai kesombongan dan kecongkakannya, maka Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan segera lalu mengadakan permusyawaratan bersama pahlawan-pahlawan tentaranya. Karena waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam merasa kawatir, kalau-kalau nanti setelah kejadian tentaranya bertempur dengan tentara Quraisy lalu tentaranya mengundurkan diri. Nabi mengingat, bahwa awal mulanya berangkat dari Madinah, hendak mengejar seperangkatan unta yang memuat perdagangan kaum Quraisy yang dikepalai oleh Abu Sufyan, sedangkan seperangkatan unta tadi telah berjalan, sebab itu dalam hati Nabi timbul perasaan kalau-kalau sebagian dari tentaranya tidak suka bertempur dengan tentara Quraisy. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga tahu, bahasa diantara tentara Islam sudah tentu ada yang berperasaan :

1. Angkatan unta yang dikejar sudah lewat (berjalan);

2. Pasukan tentara Quraisy bergitu besar, boleh dikata tiga kali lipat dari tentara Islam, dan alat perangpun tentu lebih lengkap dari pada alat-alat tentara Islam, dan begitupun tentang kepandaian berperang, karena mereka itu sudah biasa berperang. Maka dari itu sebelum terjadi sesuatu apa di kalangan tentara Islam, dengan kebijaksanaan sebagai seorang Nabi dan pesuruh Tuhan, lalu Nabi ketika itu juga mengadakan permusyawaratan bersama pahlawan-pahlawan tentaranya. Permusyawaratan setelah dibuka dan bwrlangsung dipimpin oleh Nabi, lalu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :

''Sesungguhnya kaum Quraisy telah keluar dari Mekah dengan bersusah payah dan dengan secapat-cepatnya, maka dari itu apa katamu sekalian (sekarang)? Mana yang lebih kamu sukai, angkatan perdagangan Quuraisykah, atau pasukan tentara Quraisykah?''


Waktu itu sebagian pahlawan-pahlawan Islam kaum Muslimina berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :

''Ya, angkatan perdagangan Quraisy yang lebih kita sukai dari pada bertempur dengan musuh.''


Ada pula yang berkata :

''Ya Rasulullah, lebih baik atas tuan (mengejar) perdagangan Quraisy saja, dan tinggalkanlah musuh.''


Dan ada pula yang berkata :

''Mengapa tuan menyebut akan perang kepada kita, sehingga kita takut kepadanya? Sesungguhnya kita keluar (Madinah ini) karena mengejar angkatan perdagangan, bukan karena perang.''


Dengan ini nyatalah perasaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang tersebuat diatas. Maka saat itu juga berubahlah rupa muka Nabi, dan tertampaklah kegundahan dan kesusahan Nabi itu.


Waktu itu lalu lalu sahabat Abu Bakar berkata :

''Ya Rasulullah, lebih baik bagi kita bertempur dengan musuh.''


Sahabat Umar setelah mendengar perkataan Abu Bakar lalu berkata :

''Ya Rasulullah memang lebih baik bagi kita bertempur dengan musuh.''


Sekalipun demikian, waktu itu ada pula seorang sahabat yang berkata :

''Tidak, demi ALLAH ! Bagi kita tidak ada kekuatan akan berperang kepada kaum (Quraisy). Tidak lain kita keluar ini melainkan karena angkatan perdagangan Quraisy.''


Pada waktu itu sahabat Migdad bin Al Aswad berdiri lalu berkata :

''Ya Rasulullah, teruskanlah pada barang apa yang ALLAH telah perintahkan pada tuan ! Maka kita beserta tuan. Demi ALLAH, kita tidak akan berkata kepada tuan seperti perkataan Bani Israil kepada Nabi Musa (pada zaman dahulu) : Pergilah engkau bersama Tuhanmu maka berperanglah engkau berdua, kita sesungguhnya akan duduk santai disini saja''. Akan tetapi, kita berkata kepada tuan (sekarang) : ''Pergilah tuan bersama TUHAN tuan ! Dan berperanglah tuan bersama TUHAN tuan ! Kita sesungguhnya beserta tuan dan TUHAN ! Kita ikut berperang ! Demi ALLAH, jikalau tuan berjalan dengan kita sampai ke desa Barkul Ghamad, niscaya kita berjuang bersama tuan daripada lainnya. Kita akan berperang dari sebelah kanan kiri tuan, dan di antara hadapan tuan dan belakang tuan.''


Waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu menengok dan melihat pada muka sahabat Sa'ad Mu'adz (seorang pimpinan dari sahabat Anshar) sebab itu dengan sekejap sahabat Sa'ad lalu berdiri dan berkata :

''Barangkali tuan berkehendak kita golongan Anshar, Ya Rasulullah ?''


Nabi bersabda : ''Ya, tentu !''


Sahabat Mu'adz berkata :

''Ya Rasulullah, sesungguhnya kita telah percaya kepada tuan dan kita telah membenarkan tuan, dan kita telah meyakinkan, bahwa sesungguhnya segala apa yang tuan datangkan itu benar, dan kita telah mengaturkan yang sedemikian itu dengan perjanjian kita dan sekokoh-kokoh perjanjian kita, ialah kita selalu mendengar dan mengikut. Barangkali tuan kawatir ya Rasulullah, jika kaum Anshar itu ada tuan pandang tidak akan menolong tuan, melainkan di negeri mereka sendiri, itu tidak ! Demi sesungguhnya saya berkata ini atas nama kaum Anshar dan aku menjawab dari atas (nama) mereka. Maka dari itu lanjutkanlah barang apa yang tuan kehendaki, dan selamatkanlah orang yang tuan kehendaki, dan sambunglah tali orang yang tuan kehendaki, dan musuhilah orang yang tuan kehendaki, dan ambillah harta benda kita mana yang tuan kehendaki, dan barang apa yang tuan ambil itu lebih kita sukai daripada barang yang tuan tinggalkan, dan barang apa yang telah tuan perintahkan dari suatu perkara, maka kita mengikut pada perintah tuan. Maka dari itu teruskanlah Ya Rasulullah, kepada segala apa yang tuan kehendaki, kita selalu bersama tuan !''


Di lain riwayat Sa'ad mengakhiri katanya di kala itu dengan kata-kata yang tegas yang berbunyi sebagai berikut :

''Demi dzat yang telah mengutus engkau, jika sekiranya tuan membawa kami ke laut, lalu tuan mengarunginya, niscaya kami ikut mengarunginya bersama tuan, dan tidak akan ada seorangpun daripada kami yang ketinggalan, dan kami tidak akan segan-segan bahwa tuan bertemu dengan musuh-musuh kami esok hari. Sesungguhnya kamilah orang-orang yang amat tahan dalam peperangan serta sangat setia dalam bertempur. Semoga ALLAH memperlihatkan kepada tuan apa-apa yang menyenangkan mata penglihatan tuan dari kami. Oleh sebab itu, maka marilah berjalan bersama dengan barakah ALLAH.''


Selanjutnya, setelah dari sahabat Muhajirin dan sahabat Anshar ada yang berkata demikian, maka waktu itu sebagian besar dari pahlawan-pahlawan tentara Islam lalu berkata :

''Ya Rasulullah kita tidak akan berkata kepada tuan seperti perkataan kaum Bani Israil, tetapi kita berkata :''Pergilah tuan bersama TUHAN tuan, maka berperanglah tuan berdua, sesungguhnya kita bersama tuan, selalu mengikut.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam setelah mendengar suara dari perkataan pahlawan-pahlawan tentaranya seperti diatas, maka seketika itu juga bercahayalah wajah muka Nabi seraya tertampak kegirangannya, dan pada saat itu juga ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi yang bunyinya demikian :


a005.png


sp1.gifDENGARKAN


kam aa akhrajaka rabbuka min baytika bi a l h aqqi wa-inna fariiqan mina a lmu/miniina lak aa rihuun a


5. Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya


[596]Maksudnya: Menurut Al Maraghi: Sebagaimana Allah menyuruhnya pergi dari rumah (di Madinah) untuk berperang ke Badar dengan kebenaran pula. Menurut Ath-Thabari: Keluar dari rumah dengan maksud berperang.


a006.png


sp1.gifDENGARKAN


yuj aa diluunaka fii a l h aqqi ba'da m aa tabayyana ka-annam aa yus aa quuna il aa a lmawti wahum yan zh uruun a


6. mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).


a007.png


sp1.gifDENGARKAN


wa-i dz ya'idukumu al l aa hu i h d aa al ththaa -ifatayni annah aa lakum watawadduuna anna ghayra dzaa ti al sysyawkati takuunu lakum wayuriidu al l aa hu an yu h iqqa a l h aqqa bikalim aa tihi wayaq th a'a d aa bira a lk aa firiin a


7. Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah [597] yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,


[597] Maksudnya kafilah Abu Sofyan yang membawa dagangan dari Siria. Sedangkan kelompok yang datang dari Mekkah di bawah pimpinan Utbah bin Rabi'ah bersama Abu Jahal.


Al Qur'an surat Al Anfal ayat 5-7


Demikianlah singkatnya riwayat permusyawaratan yang diadakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika hendak berperang di Badar.


[align=center]Artikel Post terkait :

Perang Badar Al-Kubra : Awal Mula kejadian perang di Badar

Perang Badar Al-Kubra : Angkatan Perang Tentara Kaum Musyrikin


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Wednesday, April 25, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com ; Perang Badar Al-Kubra : Angkatan Perang Tentara Kaum Musyrikin

Fat1hah.gif


imanhijrahdanjihad.jpg




Kepala-kepala dan ketua-ketua kaum Musyrikin Quraisy di Mekah setelah menerima khabar yang dikirim oleh Abu Sufyan dengan perantaraan Dhamdham tadi, maka dengan seketika itu juga mereka lalu bersiap mengumpulkan tentara, serta menyediakan alat-alat peperangan dengan selengkap-lengkapnya.


Ketika itu sebagian daripada mereka berteriak-teriak di kampung-kampung dengan berkeliling. ''Apa Muhammad dan pengikut-pengikutnya menyangka, bahwa angkatan unta yang dikepalai oleh Abu Sufyan itu seperti angkatan yang dikepalai oleh Ibnu Hadhramy? Demi Lata dan 'Uza, jangan begitu ! Muhammad dan pengikut-pengikutnya nanti akan tahu sendiri kalau terus menerus berbuat begitu.'' Demikianlah suara yang dikeluarkan oleh sebagian dari kepala-kepala Quraisy waktu itu.


Pada waktu itu setelah mereka mengumpulkan tentara sebanyak 950 orang (dalam riwayat lain 1000 orang), dan masing-masing dengan bersenjata lengkap, lalu berangkat menuju ketempat yang biasa dilalui oleh angkatan unta-unta mereka yang dikepalai oleh Abu Sufyan. Pada waktu itu tidak ada orang laki-laki Quraisy yang gagah berani yang tidak ikut serta menjadi tentara, dan jikalau terpaksa tidak ikut, lalu menyuruh seorang laki-laki lain sebagai wakilnya. Begitupun kepala-kepala dan ketua-ketua Quraisy tidak ada yang ketinggalan menjadi pahlawan tentaranya melainkan Abu Lahab yang tidak ikut, ia terpaksa tidak ikut karena sudah merasa takut ; tetapi ia menyuruh seorang laki-laki Quraisy sebagai wakilnya dengan membayar 4000 dirham. Orang yang disuruh olehnya tadi adalah Ash bin Hisyam. Menurut riwayatm bahwa Ash bin Hisyam adalah seorang saudagar, tetapi ia mempunyai pinjaman sebesar 4000 dirham kepada Abu Lahab. Maka waktu itu oleh karena ia sanggup menjadi wakilnya, maka oleh Abu Lahab dibebaskan utangnya.


Dari pada 1000 orang tadi yang berkuda ada 100 orang lebih, dan yang berkendaraan unta ada 700 orang, dan 12 orang dari kepala Quraisy yang diserahi urusan makanan dan minuman sekalian tentara, yang membawa benderanya ialah Sa'ad Jazid. Demikianpun mereka ketika berangkat dengan membawa orang-orang perempuan tukang nyanyi, tukang memukul rebana dan perempuan-perempuan ronggeng yang dipergunakan sebagai permainan bagi mereka.


Dus, dengan penuh kegirangan, kesombongan, kecongkakan, kedurhakaan dan kekejian ketika mereka hendak bertempur dengan kaum Muslimin.


Adapun tentara Islam yang dikepalai oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika itu terus berjalan mencari angkatan unta kaum Quraisy. Tetapi dengan tiba-tiba setelah sampai disuatu tempat yang berdekatan dengan dusun Badar, terdengarlah kabar oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwa angkatan unta yang sedang dicarinya tadi telah berjalan dengan mengambil jalan ditepi laut. Jadi belum sampai terjadi pertemuan dengan tentara Islam.


Selanjutnya setelah perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sampai disuatu lembah yang bernama Dzafiran (suatu lembah dekat dusun Shafra), terperanjatlah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan seketika itu lalu turun dari kendaraan, dan tentara Islam lalu berhenti, dan seketika itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menerima kabar, bahwa kaum Quraisy telah memberangkatkan pasukan tentaranya dari Mekah menuju ke tempat-tempat yang dibuat jalan angkatan perdagangan mereka karena hendak menjaga keamanan perdagangan mereka ditengah jalan.


Pasukan tentara Quraisy pada saat itu dikepalai oleh Abu Jahal bin Hisyam, maka ketika perjalanan Abu Sufyan telah selamat dari bahaya dan dapat terlepas dari ancaman kaum Muslimin lalu Abu Sufyan menyuruh seorang kawannya supaya menyusul tentara Quraisy yang dikepalai oleh Abu Jahal.


Jadi supaya tentara Quraisy kembali saja ke Mekah, jangan meneruskan perjalanannya dan jangan sampai kejadian bertempur dengan kaum pengikut Muhammad, karena angkatan perdagangan Quraisy telah dapat terlepas dari pada bahaya yang diancamkan. Demikianlah permintaan Abu Sufyan kepada Abu Jahal dengan perantaraan suruhannya. Ketika itu Abu Jahal sebagai kepala/pimpinan tentara Quraisy menjawab dengan sombong : ''Kita tidak akan kembali sebelum sampai di Badar. Sekalipun perdagangan kita telah sampai di Mekah, tetapi kita harus meneruskan perjalanan kita sampai di Badar.''


Kemudian setelah mereka sampai di Badar, tiga hari tiga malam mereka berdiam di Badar seraya menunjukkan kesombongannya, dan ejekannya kepada kaum Muslimin. Masing-masing merasa gembira bersukaria, bernyanyi-nyanyi, bermain-main dengan perempuan ronggeng yang dibawanya sebagai bunga raja mereka meminum-minuman keras dan lain sebagainya. Lebih-lebih mereka merasa, tentara lebih cukup, senjata lebih lengkap dan telah mendapat tempat yang baik di Badar. Seumpama terjadi berperang dengan kaum Muslimin tentu menanglah yang akan didapatnya. Demikianlah perasaan mereka masing-masing terutama pemimpin-pemimpin dan pahlawan-pahlawan mereka seperti Abu Jahal dan sesamanya; tidak ingat apa yang terjadi di kemudiannya. Disangkanya orang yang lemah akan terus lemah selamanya; dan orang yang kuat akan terus kuat selamanya.


Artikel Terkait :


Perang Badar Al-Kubra : Awal Mula kejadian perang di Badar


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Hukum orang yang mengingkari Mu'jizat


Baik juga dijelaskan tentang hukum orang yang berani mengingkari adanya mu'jizat para Nabi Rasul ALLAH.


Mengingkari adanya mu'jizat para Nabi Rasul ALLAH yang terang telah disebutkan dalam Al Qur'an atau yang diriwayatkan dengan hadits-hadits yang mutawatir itu, kufur hukumnya, karena berarti mengingkari sebagian dari ayat-ayat Al Qur'an dan atau hadits-hadits Mutawatir. Tentang ini tidaklah diperselisihkan lagi oleh segenap para ulama Islam yang mengikuti pimpinan Qur'an dan Sunnah.


Ada pun sebabnya orang yang meningkari adanya mu'jizat menjadi kufur hukumnya, karena ia berani membantah atau menolak ayat-ayat yang tersebut dalam Al Qur'an, sedang membantah sesuatu yang disebutkan dalam Al Qur'an itu berarti tidak percaya kepada Al Qur'an. Dan demikian juga membantah hadits-hadits yang mutawatir, karena hadits-hadits yang terang datangnya dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan jalan riwayat yang mutawatir itu mau tidak mau wajib dipercaya. Orang yang tidak mau percaya riwayat yang terang, mutawatir dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu berarti menolak atau membantah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sedang orang yang berani membantah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu berarti tidak percaya kepada ke-Nabian dan ke-Rasulan beliau.


Tuesday, April 24, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Banyaknya Mu'jizat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Fat1hah.gif




Kedua bagian mu'jizat yang tersebut itu, oleh ALLAH diberikan juga kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan sebanyak-banyaknya melebihi dari pada yang telah diberikanNya kepada sekalian para Nabi- Rasulnya yang terdahulu. Sebab beliau adalah seorang Nabi-Rasul ALLAH yang :




a. Menjadi penutup sekalian Nabi-Rasul ALLAH.

b. Diutus oleh ALLAH kepada segenap bangsa manusia, bukan kepada satu golongan bangsa yang sebelumnya kedatangan Rasul.

c. Terhadap segenap bangsa manusia yang ada didunia, yang mereka itu sedang menempuh berbagai macam bidang kemajuan. Misalnya maju dalam urusan pengetahuan. Oleh sebab itu, maka mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah berbagai-bagai dan beraneka warna corak dan bentuknya, baik yang hissyah maupun yang ma'nawyah.


Menurut kata sebagian ulama : Bahwa mu'jizat yang pernah terjadi dan terbit dari pribadi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ada 3.000 macam banyaknya. Mu'jizat yangs sekian banyaknya itu, selain yang terkandung didalam Al Qur'an. Karena mu'jizat yang terkandung didalam Al Qur'an ada lebih dari 60.000 macam banyaknya. Demikianlah kata sebagian ulama.


Sebagian ulama yang lain menerangkan, bahwa mu?jizat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu tidak dapat dihitung banyaknya. Dan sebagian ulama yang lain lagi menerangkan, bahwa mu'jizat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu terkecuali tidak dapat dihitung banyaknya, juga sebagian diantaranya tidak habis waktu hayatnya atau tidak akan putus diwaktu sesudah wafatnya sampai akhir zaman.


Bahwa pendapat ulama yang belakangan itu yang dekat kepada kebenaran. Karena telah disepakati oleh para ulama Islam semenjak zaman sahabat dan selanjutnya sekarang, bahwa diantara mu'jizat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ada yang baru terbukti dimasa sesudah beliau wafat, ada yang baru ternyata dimasa akhir-akhir ini, terutama mu'jizat beliau yang berupa Al Qur'an, sedang Al Qur'an itu adalah tetap terpelihara segala-galanya oleh ALLAH s.w.t.


Sunday, April 22, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Pembagian Mu'jizat

Fat1hah.gif



Keadaan Mu'jizat yang diturunkan kepada para Nabi-Rasul ALLAH itu terbagi dua bagian : Pertama mu'jizat ''HISSYAH'' dan kedua mu'jizat ''MA'NAWYAH''


Mujizat Hissyah, ialah mu'jizat yang dapat dilihat oleh mata, dapat didengar oleh telinga, dapat dicium oleh hidung, dapat diraba oleh tangan dan dapat diinjak oleh kaki.


Dan lebih tegas, mu'jizat hissyah ini sengaja dikemukakan atau ditunjukkan kepada orang biasa, orang yang tidak atau kurang biasa menggunakkan pikirannya, yang tidak begitu luas pandangan mata hatinya dan yang rendah budi perasaannya.


Mu'jizat ini biasa dikatakan, yang manusianya dapat mengenal padanya dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh ALLAH dan berlaku di alam dunia ini tetapi dengan kekuatan-kekuatan bangsa ruhaniah dan kekuatan-kekuatan yang halus.


Mujizat ma'nawyah, ialah mu'jizat yang tidak dapat dilihat oleh mata kepala, tidak dapat didengar oleh telinga, tidak dapat dicium oleh hidung, tidak dapat diraba oleh tangan dan tidak dapat diinjak oleh kaki.


Dan lebih tegas dapat dikatakan : Tidak dapat dicapai oleh dan dengan perantaraan panca indera.


Terhadap mu'jizat ini, manusia tidak akan dapat mengerti atau mengenal, melainkan manusia yang berfikiran sehat, berbudi luhur, berperasaan halus, berpandangan mata hati yang luas dan biasa menggunakan fikirannya yang disertai dengan penuh kepercayaan kepada yang ghaib, mu'jizat ini biasa dikatakan, yang manusia tidak akan dapat mengerti atau mengenalnya dengan perantaraan peraturan-peraturan yang tetap berlaku di alam dunia ini. Jadi, seolah-olah suatu hukum yang terkecuali didalam peraturan-peraturan atau undang-undang kerajaan, yang tidak dilakukan untuk orang ramai.


Keterangan

Ar Raaghib Al Ashfahany dalam Mukadimah Tafsirnya menjelaskan, bahwa ''mujizat itu ada yang hissy dan ada yang 'aqly. Yang hissy ialah yang dapat dicapai oleh atau dengan perantaraan panca indera dan yang 'aqly ialah yang dapat dicapai oleh atau dengan perantaraan mata hati atau akal fikirannya yang sehat.''


Sepanjang penjelasan para ulama yang pernah menyelidiki riwayat-riwayat mu'jizat para Nabi yang terdahulu, ialah : Bahwa mu'jizat Nabi Muhammad, kecuali yang hissy, juga ada yang aqly atau ma'nawy.


Bahkan sepanjang penyelidikan para ulama ahli hadits, bahwa mu'jizat beliau lebih banyak yang 'aqly atau ma'anawy. Uraian lebih lanjut tentang ini dapat diketahui dalam kitab Al Wahyul Muhammady oleh Sajid Muhammad Rasjid Ridha.


Saturday, April 21, 2012

Iman Hijrah dan Jihad WordPress.com : Macam-macamnya Mu'jizat

Fat1hah.gif



Iman Hijrah dan Jihad WordPress.com - Diriwayatkan, bahwa setelah ada kejadian perampasan dan perlawanan yang dikepalai oleh Abdullah bin Jahsy, maka kaum Musyrikin Quraisy ketika itu bertambah naik darahnya, sangat marahnya terhadap perbuatan kaum Muslimin. Oleh sebab itu pada saat itu mereka pada waktu akan mengadakan angkatan perdagangan kenegeri Syam lalu berjaga-jaga, sebab perjalanan angkatan mereka pergi dan pulangnya adalah melalui tepi kota Madinah, padahal waktu itu keadaan kota Madinah sudah boleh dikatakan menjadi suatu kota bagi kaum pengikut Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.


Kemudian pada suatu hari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mendapat kabar bahwa seperangkatan unta kaum Quraisy dengan muatan dagangan dari Mekah sedang berangkat menuju negeri Syam sebagaimana biasa. Angkatan perdagangan ini diikuti oleh 30 orang Quraisy dan dipimpin oleh seorang kepala Quraisy yang bernama Abu Sufyan bin Harb, banyaknya unta memuat dagangan ada 1000 unta dan yang dimuatnya seharga 50.000 dinar.


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam setelah menerima kabar yang sedemikian itu, lalu berangkat ke luar Madinah dengan diiringkan oleh sebagian kecil daripada sahabat-sahabatnya perlu menjaga gangguan mereka kepada kaum Muslimin di Madinah. Dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sengaja, bahwa jika mereka itu mengganggu kepada keamanan kota Madinah, akan ditahan angkatan perdagangan mereka. Tetapi pada waktu itu angkatan mereka dengan diam-diam telah berjalan melalui kota Madinah, jadi tidak sampai bertemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Oleh sebab itu, lalu angkatan mereka ditunggu-tunggu kembalinya dari kota Syam oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin.


Kemudian pada suatu hari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menerima kabar bahwa angkatan mereka tengah kembali dari luar negeri Syam, dan hendak pulang ke Mekah. Sebab itu sudah tentu saja tidak berapa lama akan berjalan melalui kota Madinah. Pada waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu memerintahkan kepada kaum Muslimin supaya mengawasi angkatan kaum Quraisy yang sedang kembali dari negeri Syam tadi, agar mereka jangan sampai mengganggu kemananan kota Madinah. Oleh sebagian kaum Muslimin, perintah Nabi yang sedemikian itu diikuti dengan segera, dan sebagiannya lagi perintah Nabi itu tidak dihiraukan, karena disangka oleh mereka Nabi tidak akan berperang, tetapi akan menakut-nakuti angkatan Quraisy semata-mata.


Kemudian pada hari tanggal 3 bulan Ramadhan, sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyerahkan pimpinan kota Madinah kepada sahabatnya Abdullah bin Ummi Maktum, berangkatlah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersama tentara Islam sebanyak 313 orang dengan bersenjata lengkap. Diantara mereka 2 orang berkendaraan seekor unta. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersama sahabat Ali bin Abi Thalib dan Martsad berkendaraan seekor unta, sahabat Abu Bakar, Umar dan Abdurrahman bin Auf berkendaraan seekor unta juga, dan demikianlah selanjutnya. Bendera Islam saat itu rupanya putih dan di bawa oleh sahabat Mush'ab bin Umair, berjalan di muka kendaraan Nabi dan ada dua lagi bendera yang satu dibawa oleh sahabat Ali bin Abi Thalib dan satunya lagi di bawa oleh sahabat Sa'ad bin Muadz.


Kaum Muslimin sebanyak 313 orang tadi terdiri dari sahabat Muhajirin 82 orang dan sahabat Anshar 231 orang, jadi 313 orang. Menurut riwayat Ibnu Hisyam dalam Sirahnya, adalah 314 orang terhitung dari sahabat Muhajirin 83 orang, riwayat ini pribadi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam belumlah terhitung, maka dari itu dengan pribadi Nabi adalah 315 orang.


Menurut riwayat Imam As-Suhaili, sebagaiman tersebut dalam kitab Fathul Bari Syarah Bukhari jilid ke 7, bahwa ketika itu jin yang telah mengikut Islam, yang ikut menjadi tentara Islam adalah 70 orang.


Perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan kaum Muslimin setelah sampai d suatu tempat dekat dusun Shafra', berhentilah Nabi serta tentaranya, lalu menyuruh kepada Basis bin Amr Al-Juhani dan Adi bin Raba Al-Juhani supaya menyelidiki dan mendengan-dengarkan kabar seperangkatan unta perdagangan kaum Quraisy tadi di Badar.


Dalam pada itu, tiba-tiba waktu itu kabar kaum Muslimin sebagai tersebut kedengaran oleh Abu Sufyan dan kawan-kawannya. Oleh sebab itu ia lalu minta tolong kepada seorang yang bernama Dhamdham bin Amr Al-Ghifari supaya ia lekas menyampaikan kabar yang menguatirkan itu kepada ketua-ketua dan kepala-kepala kaum Quraisy di Mekah. Kemudian dengan segera Dhamdham berangkat ke Mekah dan setelah sampai di Mekah lalu menyampaikan adanya kabar rintangan bagi perjalanan dagang kaum Quraisy tadi yang diperbuat oleh Muhammad dan kaum pengikutnya.


Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia bersumber dari :

alquran_indonesia.png


Baca juga post sebelumnya :



Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Mu'jizat : Guna dan Kepentingan Mu'jizat


Mu'jizat itu oleh ALLAH diberikan kepada para orang yang dipilih oleh-Nya dan ditetapkan menjadi Nabi dan Rasulnya; dan diberikanNya semenjak mereka itu diangkat menjadi Nabi dan RasulNya, sampai pada hari wafat mereka; terkecuali sebagaian dari mu'jizat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Karena sebagian mu'jizat beliau ini yang diturunkan, diberikan sejak dikala beliau diangkat menjadi utusan dan langsung berlaku sampai akhir zaman.


Ada pun guna dan kepentingan mu'jizat itu diturunkan, diberikan kepada para Nabi dan Rasul ALLAH, ialah untuk menguatkan seruan dan pendakwaan mereka sebagai Nabi dan Rasul ALLAH kepada ummat mereka masing-masing terutama kepada orang-orang yang belum atau tidak mai percaya terhadap ke-Nabian dan ke-Rasulan mereka, dan guna menebalkan kepercayaan dan meneguhkan keyakinan orang-orang yang telah percaya.


Dengan keterangan lain : Mu'jizat itu terjadi dengan seksama, ketika para orang yang telah diangkat menjadi Nabi dan Rasul ALLAH itu menyerukan dakwahnya kepada orang ramai dan mendakwahkan dirinya sebagai Nabi dan Rasul ALLAH, yang pada lahirnya adalah untuk menunjukkan kebenaran mereka, bahwa mereka itu sungguh-sungguh sebagai Nabi dan Rasul ALLAH yang disuruh untuk menyampaikan seruan-Nya kepada ummat mereka. Karena para Nabi itu didalam mendakwahkan dirinya dan menyampaikan dakwahnya kepada orang banyak, bahwa mereka itu menyampaikan dakwah dari hadirat ALLAH, sedang dakwah itu tidak akan bisa terbukti nyata dengan sebnarnya, kecuali jika ada bukti-bukti yang menunjukkan kebenarannya. Dan, karenanya maka ALLAH memberikan mu'jizat kepada mereka sekedar untuk menguatkan pendakwahan mereka sebagai Nabi dan Rasulnya dihadapan ummat mereka.


Artikel terkait lainnya :

SEKITAR SOAL MU'JIZAT DAN MU'JIZAT Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam


Disampaikan Oleh :

Muhammad Hilmi.

Thursday, April 19, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Awal Mula kejadian perang di Badar

Fat1hah.gif



Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Diriwayatkan, bahwa setelah ada kejadian perampasan dan perlawanan yang dikepalai oleh Abdullah bin Jahsy, maka kaum Musyrikin Quraisy ketika itu bertambah naik darahnya, sangat marahnya terhadap perbuatan kaum Muslimin. Oleh sebab itu pada saat itu mereka pada waktu akan mengadakan angkatan perdagangan kenegeri Syam lalu berjaga-jaga, sebab perjalanan angkatan mereka pergi dan pulangnya adalah melalui tepi kota Madinah, padahal waktu itu keadaan kota Madinah sudah boleh dikatakan menjadi suatu kota bagi kaum pengikut Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.


Kemudian pada suatu hari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mendapat kabar bahwa seperangkatan unta kaum Quraisy dengan muatan dagangan dari Mekah sedang berangkat menuju negeri Syam sebagaimana biasa. Angkatan perdagangan ini diikuti oleh 30 orang Quraisy dan dipimpin oleh seorang kepala Quraisy yang bernama Abu Sufyan bin Harb, banyaknya unta memuat dagangan ada 1000 unta dan yang dimuatnya seharga 50.000 dinar.


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam setelah menerima kabar yang sedemikian itu, lalu berangkat ke luar Madinah dengan diiringkan oleh sebagian kecil daripada sahabat-sahabatnya perlu menjaga gangguan mereka kepada kaum Muslimin di Madinah. Dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sengaja, bahwa jika mereka itu mengganggu kepada keamanan kota Madinah, akan ditahan angkatan perdagangan mereka. Tetapi pada waktu itu angkatan mereka dengan diam-diam telah berjalan melalui kota Madinah, jadi tidak sampai bertemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Oleh sebab itu, lalu angkatan mereka ditunggu-tunggu kembalinya dari kota Syam oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin.


Kemudian pada suatu hari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menerima kabar bahwa angkatan mereka tengah kembali dari luar negeri Syam, dan hendak pulang ke Mekah. Sebab itu sudah tentu saja tidak berapa lama akan berjalan melalui kota Madinah. Pada waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu memerintahkan kepada kaum Muslimin supaya mengawasi angkatan kaum Quraisy yang sedang kembali dari negeri Syam tadi, agar mereka jangan sampai mengganggu kemananan kota Madinah. Oleh sebagian kaum Muslimin, perintah Nabi yang sedemikian itu diikuti dengan segera, dan sebagiannya lagi perintah Nabi itu tidak dihiraukan, karena disangka oleh mereka Nabi tidak akan berperang, tetapi akan menakut-nakuti angkatan Quraisy semata-mata.


Kemudian pada hari tanggal 3 bulan Ramadhan, sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyerahkan pimpinan kota Madinah kepada sahabatnya Abdullah bin Ummi Maktum, berangkatlah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersama tentara Islam sebanyak 313 orang dengan bersenjata lengkap. Diantara mereka 2 orang berkendaraan seekor unta. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersama sahabat Ali bin Abi Thalib dan Martsad berkendaraan seekor unta, sahabat Abu Bakar, Umar dan Abdurrahman bin Auf berkendaraan seekor unta juga, dan demikianlah selanjutnya. Bendera Islam saat itu rupanya putih dan di bawa oleh sahabat Mush'ab bin Umair, berjalan di muka kendaraan Nabi dan ada dua lagi bendera yang satu dibawa oleh sahabat Ali bin Abi Thalib dan satunya lagi di bawa oleh sahabat Sa'ad bin Muadz.


Kaum Muslimin sebanyak 313 orang tadi terdiri dari sahabat Muhajirin 82 orang dan sahabat Anshar 231 orang, jadi 313 orang. Menurut riwayat Ibnu Hisyam dalam Sirahnya, adalah 314 orang terhitung dari sahabat Muhajirin 83 orang, riwayat ini pribadi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam belumlah terhitung, maka dari itu dengan pribadi Nabi adalah 315 orang.


Menurut riwayat Imam As-Suhaili, sebagaiman tersebut dalam kitab Fathul Bari Syarah Bukhari jilid ke 7, bahwa ketika itu jin yang telah mengikut Islam, yang ikut menjadi tentara Islam adalah 70 orang.


Perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan kaum Muslimin setelah sampai d suatu tempat dekat dusun Shafra', berhentilah Nabi serta tentaranya, lalu menyuruh kepada Basis bin Amr Al-Juhani dan Adi bin Raba Al-Juhani supaya menyelidiki dan mendengan-dengarkan kabar seperangkatan unta perdagangan kaum Quraisy tadi di Badar.


Dalam pada itu, tiba-tiba waktu itu kabar kaum Muslimin sebagai tersebut kedengaran oleh Abu Sufyan dan kawan-kawannya. Oleh sebab itu ia lalu minta tolong kepada seorang yang bernama Dhamdham bin Amr Al-Ghifari supaya ia lekas menyampaikan kabar yang menguatirkan itu kepada ketua-ketua dan kepala-kepala kaum Quraisy di Mekah. Kemudian dengan segera Dhamdham berangkat ke Mekah dan setelah sampai di Mekah lalu menyampaikan adanya kabar rintangan bagi perjalanan dagang kaum Quraisy tadi yang diperbuat oleh Muhammad dan kaum pengikutnya.


Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia bersumber dari :

alquran_indonesia.png


Baca juga post sebelumnya :



Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Wednesday, April 18, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Kejadian Hebat dan Penting : Kaum Muslimin harus Awas dan Waspada kepada Yahudi

Fat1hah.gif




ALLAH melarang kaum Muslimin mengharap-harap keimanan dan ke-Islaman kaum Yahudi itu adalah untuk menjaga keselamatan dan memelihara keamanan kaum Muslimin sendiri, dan dalam pada itu untuk menjaga kepentingan persatuan dan kemajuan mereka dalam mengembangkan Islam. Karena jika kaum Muslimin juga mengharap-harap keimanan mereka, tentu saja pergaulan dan perhubungan rapat kaum Muslimin dengan mereka tetap berlaku; dan jika pergaulan dan hubungan rapat dengan mereka itu tetap dilakukan oleh Kaum Muslimin sebagaimana biasa, niscaya mereka sedikit demi sedikit memperoleh rahasia-rahasia perkembangan dan kemajuan Islam, dan dengan demikian mereka akan mendapat kesempatan baik untuk menyebarkan fitnah dan mengeruhkan suasana dalam lingkungan kaum Muslimin sendiri.


Sebab-sebabnya kaum Yahudi pada umumnya tidak mau dan merasa mengimankan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan mengikut Islam, karena mereka ikut takut kehilngan pengaruh bagi yang mempunyai pengaruh besar; takut kehilangan pakat tinggi yang mempunyai pangkat tinggi dan takut tertutup mata pencahariannya yang tidak halal bagi yang berpencaharian tidak halal, dan demikianlah seterusnya.


Kesalahan mereka yang sangat besar, karena mereka telah bertaqlied buta saja kepada nenek moyang mereka yang telah merobah-robah ayat-ayat firman ALLAH, setelah lebih dahulu mereka fikirkan, padahal keadaan ayat firman ALLAH itu oleh mereka telah diketahui akan kebenarannya, sebagaimana telah dinyatakan dalam akhir ayat 75 surat Al Baqarah tadi.


Oleh sebab itu, agar segenap kaum Muslimin, pengikut-pengikut Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tetap awas dan waspada, maka oleh ALLAH telah dijelaskan pula dengan tegas akan kelakuan dan rahasia mereka dalam mempengaruhi kaum Muslimin, yaitu dengan ayat firmannya yang berbunyi :


a076.png


sp1.gifDengarkan


wa-i dzaa laquu al la dz iina aa manuu q aa luu aa mann aa wa-i dzaa khal aa ba' dh uhum il aa ba' dh in q aa luu atu h additsuunahum bim aa fata h a al l aa hu 'alaykum liyu haa jjuukum bihi 'inda rabbikum afal aa ta'qiluun a


76. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:" Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka berada sesama merekasaja, lalu mereka berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mu'min) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?"[66]


Keterangan ayat :

[66] Sebagian Bani Israil yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w itu pernah bercerita kepada orang-orang Islam, bahwa dalam Taurat memang disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW Maka golongan lain menegur mereka dengan mengatakan: "Mengapa kamu ceritakan hal itu kepada orang-orang Islam sehingga hujjah mereka bertambah kuat?"


Al Qur'an surat AL Baqarah ayat 76


Jelasnya : Apabila kaum Yahudi bertemu dengan orang-orang Islam, mereka berkata : ''Kami telah beriman''; tetapi apabila mereka kembali dan bertemu dengan sebagian yang lain, maka yang bertemu dengan kaum Muslimin ditanya oleh sebagian lainnya, yaitu para pendeta mereka : ''Apakah kamu menceritakan apa-apa yang telah di jelaskan oleh ALLAH bagi kamu, nanti dengan itu mereka mengalahkan kamu di hadapan-Nya? Apakah kamu gak mikir?''


Demikianlah kelakuan Yahudi di masa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terhadap kaum Muslimin, mereka berpusing-pusing, dengan berkepala dua, dengan tujuan untuk menghancur binasakan Islam dan kaum Muslimin. Oleh sebab itu dengan ayat yang tersebut itu, kaum Muslimin harus awas dan waspada!


Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia bersumber dari :

alquran_indonesia.png


Baca juga post sebelumnya :


Jika Anda Sebarkan Content ini di Facebook, Twitter, forum maupun Blog, Insya ALLAH amal jariah untuk Anda.

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Kejadian Hebat dan Penting : Kaum Muslimin harus Awas dan Waspada kepada Yahudi

Fat1hah.gif




ALLAH melarang kaum Muslimin mengharap-harap keimanan dan ke-Islaman kaum Yahudi itu adalah untuk menjaga keselamatan dan memelihara keamanan kaum Muslimin sendiri, dan dalam pada itu untuk menjaga kepentingan persatuan dan kemajuan mereka dalam mengembangkan Islam. Karena jika kaum Muslimin juga mengharap-harap keimanan mereka, tentu saja pergaulan dan perhubungan rapat kaum Muslimin dengan mereka tetap berlaku; dan jika pergaulan dan hubungan rapat dengan mereka itu tetap dilakukan oleh Kaum Muslimin sebagaimana biasa, niscaya mereka sedikit demi sedikit memperoleh rahasia-rahasia perkembangan dan kemajuan Islam, dan dengan demikian mereka akan mendapat kesempatan baik untuk menyebarkan fitnah dan mengeruhkan suasana dalam lingkungan kaum Muslimin sendiri.


Sebab-sebabnya kaum Yahudi pada umumnya tidak mau dan merasa mengimankan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan mengikut Islam, karena mereka ikut takut kehilngan pengaruh bagi yang mempunyai pengaruh besar; takut kehilangan pakat tinggi yang mempunyai pangkat tinggi dan takut tertutup mata pencahariannya yang tidak halal bagi yang berpencaharian tidak halal, dan demikianlah seterusnya.


Kesalahan mereka yang sangat besar, karena mereka telah bertaqlied buta saja kepada nenek moyang mereka yang telah merobah-robah ayat-ayat firman ALLAH, setelah lebih dahulu mereka fikirkan, padahal keadaan ayat firman ALLAH itu oleh mereka telah diketahui akan kebenarannya, sebagaimana telah dinyatakan dalam akhir ayat 75 surat Al Baqarah tadi.


Oleh sebab itu, agar segenap kaum Muslimin, pengikut-pengikut Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tetap awas dan waspada, maka oleh ALLAH telah dijelaskan pula dengan tegas akan kelakuan dan rahasia mereka dalam mempengaruhi kaum Muslimin, yaitu dengan ayat firmannya yang berbunyi :


a076.png


sp1.gifDengarkan


wa-i dzaa laquu al la dz iina aa manuu q aa luu aa mann aa wa-i dzaa khal aa ba' dh uhum il aa ba' dh in q aa luu atu h additsuunahum bim aa fata h a al l aa hu 'alaykum liyu haa jjuukum bihi 'inda rabbikum afal aa ta'qiluun a


76. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:" Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka berada sesama merekasaja, lalu mereka berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mu'min) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?"[66]


Keterangan ayat :

[66] Sebagian Bani Israil yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w itu pernah bercerita kepada orang-orang Islam, bahwa dalam Taurat memang disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW Maka golongan lain menegur mereka dengan mengatakan: "Mengapa kamu ceritakan hal itu kepada orang-orang Islam sehingga hujjah mereka bertambah kuat?"


Al Qur'an surat AL Baqarah ayat 76


Jelasnya : Apabila kaum Yahudi bertemu dengan orang-orang Islam, mereka berkata : ''Kami telah beriman''; tetapi apabila mereka kembali dan bertemu dengan sebagian yang lain, maka yang bertemu dengan kaum Muslimin ditanya oleh sebagian lainnya, yaitu para pendeta mereka : ''Apakah kamu menceritakan apa-apa yang telah di jelaskan oleh ALLAH bagi kamu, nanti dengan itu mereka mengalahkan kamu di hadapan-Nya? Apakah kamu gak mikir?''


Demikianlah kelakuan Yahudi di masa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terhadap kaum Muslimin, mereka berpusing-pusing, dengan berkepala dua, dengan tujuan untuk menghancur binasakan Islam dan kaum Muslimin. Oleh sebab itu dengan ayat yang tersebut itu, kaum Muslimin harus awas dan waspada!


Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia bersumber dari :

alquran_indonesia.png


Baca juga post sebelumnya :


[color=green]Jika Anda Sebarkan Content ini di Facebook, Twitter, forum maupun Blog, Insya ALLAH amal jariah untuk Anda.[/align]

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Tuesday, April 17, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Kejadian Hebat dan Penting : Peringatan ALLAH kepada kaum Muslimin

bismilah2.gif




Sebagaimana di atas telah diriwayatkan, bahwa kaum muslimin beserta Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sudah lebih dari 16 bulan lamanya apabila mengerjakan shalat menghadap ke arah Baitul-Maqdis, yang terkenal kiblat kaum Yahudi dalam mengerjakan shalat, tetapi selama itu golongan kaum Yahudi tidak ada perhatian sedikitpun juga kepada agama Islam. Jangkan perhatian kepada Islam, sedangkan menampakkan persetujuannya saja tidak.


Kemudian tatkala peralihan kiblat shalat di kerjakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beserta kaum Muslimin, yaitu menghadap kearah Baitullah di Mekah, maka perhatian qiblat itu membawa perubahan besar bagi kaum Yahudi, dan menimbulkan fitnah besar dari mereka kepada kaum Muslimin.


Dan telah tercatat dalam sejarah bahwa sebelum pribadi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin berhijrah ke Madinah, keadaan kota Madinah baik di dalam maupun di sekelilingnya, segala kepentingan penduduknya dapatlah dikatakan terserah kepada kaum Yahudi dan ditangan kekuasaan mereka. Bukan saja yang mengenai urusan agama yang mereka pertahankan dengan sungguh-sungguh, tetapi yang mengenai urusan penghidupan dan sebagainyapun telah dibawah genggaman mereka pula.


Bangsa Arab pada umumnya terutama yang dikota Madinah dikala itu sangat menaruh penghargaan tinggi kepada mereka, karena mereka itu terkenal sebagai segolongan umat yang mempunyai kitab agama dan suatu kaum yang terkemuka diantara kaum-kaum atau bangsa-bangsa yang ada di dunia pada masa itu. Oleh sebab itu maka, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kaum Muslimin berpendapat dan berpendirian, bahwa sepatutnya kaum Yahudilah yang mula-mula menyambut dan mempercayai agama Islam. Karena mereka itulah segolongan umat yang paling hampir kepada Islam, disebabkan mereka itu terdiri daripada golongan yang mempunyai peraturan, mempunyai pengetahuan dan kecerdasan dan mempunyai kepercayaan yang beradal dari ALLAH.


Dengan berdasarkan inilah pada mulanya kaum Muslimin menyangka dan mengharap kepada kaum Yahudi supaya suka menerima Islam, suka menjadi tulang punggung kaum Muslimin dan menjadi kawan yang sehilir semudik untuk mengembangkan agama Islam di tanah negeri yang penuh dengan berhala-berhala dan patung-patung dan adat istiadat jelek yang biasa dilakukan oleh segenap penduduknya. Dan dengan berdasarkan inilah terbit pengharapan dalam hati sanubari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta kaum Muslimin : alangkah baiknya jika sekiranya kaum Yahudi mau memasukkan diri mereka ke dalam Islam; istimewa pula kedatangan Islam kepada mereka itu bukan berarti akan memberati beban mereka atau akan menyempitkan penghidupan mereka. Tetapi sebaliknya, kedatangan Islam membawa syariat yang hampir bersesuaian dengan syariat yang ada pada mereka. Bahkan Islam banyak memberikan kelapangan dan keleluasaan, terutama dalam soal-soal yang berkenaan dengan kepentingan mereka sehari-hari.


Sepanjang tabiat manusia, manakala ada jalan untuk menaruh pengharapan yang diinginkan, maka terbukalah pintu perhubungan untuk bergaul dan berteman dengan rapat. Kaum Muslimin yang baru saja menginjakkan kakinya di kota Madinah, sudah barang tentu mereka amat tertarik dengan kaum Yahudi yang cerdik, licin dan pandai mempergunakan kesempatan untuk bergaul dengan eratnya. Dan sudah menjadi adat kebiasaan bagi kaum Muslimin tidak suka main sembunyi-sembunyi dalam segala hal urusan, suka berterus terang dan berpendirian lurus dalam pergaulan, tidak suka menaruh curiga dan syak wasangka kepada seseorangpun yang sudah dipergaulinya. Apalagi mengingat, bahwa kaum Yahudi dikala itu sudah mengadakan perjanjian persahabatan dengan kaum Muslimin maka tetaplah mereka berlaku jujur terhadap kaum Yahudi.


Berhubung dengan itu, sebagaimana tersebut dalam kitab-kitab tarikh dan kitab-kitab tafsir, maka diantara kaum Muslimin di kala itu yang baru saja bertempat tinggal di Madinah ada yang terus bergaul dengan kaum Yahudi dengan akrab dan berhubungan erat, hingga dari karenanya ada yang sampai mengeluarkan isi hatinya, ada yang menanyakan ini dan itu, adan ada pula yang kadang-kadang membukakan rahasia-rahasia yang berkenaan dengan Islam.


Maklumlah kaum Yahudi pada umumnya memang pandai dan licin menarik perhatian dan memancing atau mencuri hati orang yang dipergaulinya, dengan tujuan akan melaksanakan cita-cita dan harapan mereka yang akan membahayakan bagi Islam dan kaum Muslimin. Mereka tidak segan-segan memutar lidah dan mengatakan hal-hal yang kiranya dapat memancing atau mencuri hati kaum Muslimin, karena yang menjadi pokok tujuan mereka hanya hendak menghancurkan membinasakan kaum Muslimin dan memadamkan cahaya Islam yang mulai memancarkan sinarnya di tengah-tengah masyarakat mereka.


Keadaan dan kelakuan kaum Muslimin yang jujur serta tidak ada kecurigaan sedikitpun juga kepada kaum Yahudi sebagai yang tersebut itu jika dibiarkan begitu saja, amatlah berbahaya sekali bagi Islam dan kaum Muslimin sendiri; maka perlulah pergaulan dan perhubungan mereka dengan kaum Yahudi yang sangat membahayakan itu diputuskan dengan cara yang mendatangkan keinsyafan bagi mereka, betapa besar akibat dan bahaya pergaulan mereka dengan kaum Yahudi itu. Berhubung dengan itu, maka dikala itu ALLAH menurunkan wahyuNya kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang berbunyi :

a075.png


sp1.gifDengarkan


afata th ma'uuna an yu/minuu lakum waqad k aa nafariiqun minhum yasma'uuna kal aa ma al l aa hi tsumma yu h arrifuunahu min ba'di m aa 'aqaluuhu wahum ya'lamuun a


75. Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?[65].


Keterangan Ayat :

[65] Yang dimaksud ialah nenek-moyang mereka yang menyimpan Taurat, lalu Taurat itu dirobah-robah mereka; di antaranya sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang tersebut dalam Taurat itu.
[color]


Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 75


Ayat ini dengan tegas memberikan peringatan kepada kaum Muslimin, yang seolah-olah IA menegur dengan keras; Apakah gunanya kaum Muslimin mengharap-harap selalu kepada kaum Yahudi, bahwa mereka itu supaya beriman dan mengikut agama Islam? Harapan kaum Muslimin yang sedemikian itu tidaklah akan ada gunanya sedikitpun. Karena segolongan daripada mereka, yaitu nenek moyang mereka dahulu, mendengar dan mengerti ayat-ayat ALLAH, kemudian mereka merobah-robah firman itu sesudah diakal-akali dan difikirkan terlebih dahulu menurut sekehendak mereka, padahal mereka itu mengetahui tentang perbuatan yang jelek itu. Kalau nenek moyang mereka sudah berbuat curang yang sedemikian curangnya, maka apalagi anak cucu mereka, tentu lebih jelek dan lebih jahat lagi, bukan? Oleh sebab itu, maka kaum Muslimin lebih baik dan lebih utama tidak usah mengharap-harapkan lagi akan keimanan mereka terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan agama Islam.


Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia bersumber dari :

alquran_indonesia.png


Baca juga post sebelumnya :


[color=green]Jika Anda Sebarkan Content ini di Facebook, Twitter, forum maupun Blog, Insya ALLAH amal jariah untuk Anda.

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Thursday, April 12, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Kejadian Hebat dan Penting : Peringatan ALLAH kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Fat1hah.gif




Menurut riwayat sebagaimana yang diriwayatkan oleh kebanyakan para ulama ahli tafsir, bahwa sebagian besar yang selalu menyebarkan fitnah kepada Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam itu ialah para ahli kitab yang ada di negeri Hijaz. Terutama yang berdiam dikota Madinah dan sekelilingnya. Karena jika tidak demikian, tentulah fitnah itu tidak sampai begitu luas tersebar dan tersiarnya. Kalau hanya dari kaum Musyrikin saja tentang fitnah yang berkenaan dengan peralihan qiblat atau lainnya, niscaya sedikit sekali orang yang mau mendengarkannya dan yang menerimanya.


Para ahli kitab (Yahudi) dikala itu sudah terkenal dalam urusan ilmu pengetahuan adalah melebihi dari pada bangsa (kaum) lainnya. Golongan orang yang terkenal sedemikian itu sudah barang tentu didengar dan diterima segala perkataannya, oleh orang banyak, walaupun mereka memperkatakan hal-hal atau urusan yang tidak benar, apalagi mereka (kaum Yahudi) itu terkenal pula sebagai golongan ahli agama.


Para pendeta dan para pemuka agama Yahudi, sebagaimana diatas telah diriwayatkan, senantiasa mencela, mencerca dan memperolok-olokkan Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam dan agama yang dibawanya, dengan macam-macam celaan dan cercaan. Dalam pada itu mereka mengemukakan alasan-alasan yang dikatakan kepada orang banyak, bahwa perkataan-perkataan mereka itu diambilkan dari kitab yang ada pada mereka; padahal - dalam hakikatnya - bukan dari kitab mereka, hanya mereka bermaksud mengelabuhi orang banyak, agar dipercaya segala usung fitnah yang dikatakannya.


Untuk membasmi segala usung fitnah yang disiarkan oleh mereka, terutama yang berkenaan dengan dengan urusan peralihan qiblat, maka oleh ALLAH dikala itu dengan tegas dinyatakan kedustaan mereka dengan ayat firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam yaitu yag berbunyi :


a144.png


sp1.gifDengarkan


''qad nar aa taqalluba wajhika fii al ssam aa -i falanuwalliyannaka qiblatan tar daa h aa fawalli wajhaka sya th ra a lmasjidi a l h ar aa mi wa h aytsu m aa kuntum fawalluu wujuuhakum sya th rahu wa-inna al la dz iina uutuu a lkit aa ba laya'lamuuna annahu a l h aqqu min rabbihim wam aa al l aa hu bigh aa filin'amm aa ya'maluun a.''


144. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit [96], maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.


Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 144


Tegasnya : Bahwa segala sesuatu yang dikatakan oleh para ahli kitab itu sebenarnya berlainan atau berbeda dengan apa yang telah dipercayai oleh mereka sendiri. Karena sesungguhnya mereka itu sudah mengerti tentang kebenaran Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam, dan juga sudah mengetahui tentang urusan qiblat itu, bahwa semuanya itu dari wahyu ALLAH yang di turunkan kepada Nabi-Nya (Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam).


Pribadi Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam dikala itu, sebagai seorang manusia oleh karena senantiasa mendengar dan menerima berita-berita usung fitnah dari pendeta-pendeta Yahudi, maka beliau mengharapkan bahwa mereka itu hendaknya mempercayai (mengimankan) agama yang dibawa olehnya. Pengharapan beliau yang sedemikian itu tidak sebagaimana pengharapan beliau kepada orang-orang musyrik. Dengan demikian, maka timbullah kerusuhan atau kesedihan hati beliau, karena dari banyaknya syubhat-syubhat yang dibikin dan didatangkan oleh oleh golongan ahli kitab terhadap agama Islam dan diri pribadi Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam.


Sekalipun para ahli kitab itu sebenarnya sudah tidak akan samar-samar lagi terhadap kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam. Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh wahyu ALLAH yang tertera tadi, namun pribadi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tetap berharap agar mereka itu mempercayai kepada beliau dan agama yang dibawa olehnya. Oleh sebab itu, maka sebagai kelanjutan ayat yang tertera di atas tadi, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dikala itu, ialah ayat yang mengandung peringatan kepada beliau, yang berbunyi :


a145.png


sp1.gifDengarkan


''wala-in atayta al la dz iina uutuu a lkit aa ba bikulli aa yatin m aa tabi'uu qiblataka wam aa anta bit aa bi'in qiblatahum wam aa ba' dh uhum bit aa bi'in qiblata ba' dh in wala-ini ittaba'ta ahw aa -ahum min ba'di m aa j aa -aka mina a l'ilmi innaka i dz an lamina al zhzhaa limiin a.''


145. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), merekatidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.


Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 145


Sudah berbudi yang sedemikian jeleknya dan sudah berkepala batu, sehingga berkelakuan pembantah dan penyangkal keterangan yang benar sudah mendarah dan mendaging dalam hati mereka, maka wahyu Al Qur'an yang sedemikian jelasnya itu sudah tidak akan dapat berpengaruh kepada mereka. Dengan demikian, maka jika sekiranya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mendatangkan atau menunjukkan beberepa keterangan kepada mereka, tidaklah mereka akan mau mengikut qiblat beliau, dan beliaupun tidak akan mengikut kepada qiblat mereka; dan sebenarnya di antara golongan ahli kitab sendiri (Yahudi dan Nasrani) sudah juga terjadi perselisihan tentang urusan qiblat, kaum Yahudi mempunyai qiblat sendiri, dan kaum Nasrani mempunyai qiblat sendiri. Dengan demikian, maka sebagian mereka tidak akan mengikut qiblat sebagian yang lain.


Berhubung dengan itu, maka Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diberi peringatan oleh ALLAH, yang berarti : Demi jika engkau (Muhammad) mengikut kemauan atau keinginan mereka sesudah datang kepada engkau ilmu pengetahuan maka sesungguhnya engkau seketika itu masuk daripada golongan orang-orang yang menganiaya diri sendiri.


Demikianlah di antara peringatan ALLAH kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dikala itu. Dan menurut riwayat, bahwa sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menerima peringatan yang tertera diatas itu, pernah juga diberi peringatan yang serupa. Karena beliau dikala itu merasa kesal dan pedih hati melihat dan merasakan orang-orang ahli kitab yang diharap-harapkan supaya mengikut Islam dan mempercayai agama beliau sudah memalingkan muka dari beliau. Adapun riwayatnya dengan singkat demikian :


Kaum Yahudi dikota Madinah dan sekelilingnya pada mulanya memang penuh harapan kepada Nabi dan kaum Muslimin akan dijadikan alat untuk menghantam agama Nasrani yang sudah mulai berkembang disekitar jazirah Arab. Dengan demikian mereka suka berdamai dan berlunak-lunak terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: sebaliknya kaum Nasrani berusaha dan mencari jalan sedemikian pula, dengan tujuan akan memperkuda terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin. Maka kaum Nasrani dari Najran mengirimkan utusan sebesar 60 orang dengan menyampaikan hadiah kepada Nabi dikala itu sebagai yang kami riwayatkan sebelumnya, karena ada pengharapan dan tujuan tertentu. Kedatangan mereka ke Madinah di waktu Nabi berselisih dengan kaum Yahudi tentang berbagai soal, terutama tentang soal peralihan qiblat di palingkan ke Mekah. Agar perslisihan itu bertambah ramai dan semakin menjadi-jadi, maka datanglah mereka kepada Nabi. Dalam pada itu, mereka mempergunakan kesempatan yang luas itu untuk mengembangkan agama Nasrani ke seluruh negeri Yaman dan Syam. Karena kalau keadaan kaum Yahudi tidak dalam kesulitan dan keributan, sudah barang tentu mereka tidak akan leluasa untuk mengembangkan agamanya.


Berhubung dengan itu, maka kekesalan dan kepedihan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai tersebut tadi, oleh ALLAH beliau diperingatkan dengan firman-Nya yang diturunkan di kala itu, yang berbunyi :


a120.png


sp1.gifDengarkan


''walan tar daa 'anka a lyahuudu wal aa al nna shaa r aa h att aa tattabi'a millatahum qul inna hud aa al l aa hi huwa a lhud aa wala-ini ittaba'ta ahw aa -ahum ba'da al la dz ii j aa -aka mina a l'ilmi m aa laka mina al l aa hi min waliyyin wal aa na sh iir in''


120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.


Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 120


Ayat ini dengan tegas dan menjelaskan, bahwa kaum Yahudi dan kaum Nasrani sekali-kali dan atau selamanya tidak akan rela, tidak akan suka hati kepada Nabi dan agama yang dibawanya, sehingga beliau mengikut agama mereka.


Pengharapan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan keinginannya supaya mereka itu beriman dan mengikut beliau itu tidak ada salahnya, dan beliau dari semula berpendapat dan merasa tidak ada yang lebih patut mengakui dan membenarkan agama Islam yang dibawanya itu selain daripada mereka, itupun ada benarnya, karena mereka itulah orang-orang ahli kitab dan banyak yang cerdik pandai, yang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah; akan tetapi karena mereka itu sudah merubah ajaran dasar agama mereka yang asli, dan dalam mereka beragama itu sudah bertaqlid buta saja, maka tidaklah akan mungkin lagi mereka itu dapat diharapkan untuk mempercayai, membenarkan dan mengikut Islam. Bahkan mereka (kaum Yahudi dan kaum Nasrani) itu selamanya tidak akan suka hati dan tidak akan rela terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, selama Nabi belum mengikut agama mereka.


Oleh sebab itu, maka dengan tegas Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diperintahkan oleh ALLAH supaya memberitakan kepada mereka : Bahwa sesungguhnya petunjuk dan pimpinan ALLAH itulah yang sebenar-benar petunjuk dan pedoman (pimpinan).


Ayat ini seakan-akan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diperintahkan supaya menegaskan pendirian yang sebenarnya, bahwa petunjuk ALLAH atau agama Islam itulah yang sebenar-benar petunjuk. Sebab itu, maka bukan kami yang harus mengikut agama kamu, tetapi kamulah yang sepatutnya mengikut kepada agama kami. Dan agar supaya para ahli kitab (Yahudi-Nasrani) mengerti tentang pendirian Nabi yang sebenarnya, dan agar mereka jangan lagi menaruh pengharapan kepada Nabi supaya mengikut kemauan mereka, maka ALLAH menegaskan kepada beliau yang berarti :''Dan demi jika engkau mengikut kemauan mereka, menurut keinginan hawa nafsu mereka, sesudah engkau mendapat pengetahuan dan keterangan tentang kesesatan mereka, niscaya engkau tidak akan mempunyai Pengawal dan Penolong dari ALLAH.


Tegasnya : Oleh ALLAH, Nabi diperingatkan, janganlah sekali-kali mengikut kemauan atau menurut keinginan mereka (Yahudi - Nasrani), dan jangan pula terpengaruh oleh buah fikiran mereka yang selalu menarik-narik dan mengajak kepada beliau. Jika sekiranya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sampai mengikuti dan menurut keinginan mereka barang sebentar dengan tujuan supaya mereka dapat pula nanti terpengaruh dan ditarik kepada ajaran dan ke dalam Islam, maka ALLAH seketika itu juga akan memutuskan penjagaan dan pertolongan-Nya dari beliau.


Penjelasan singkat :


Tentang ayat-ayat ALLAH yang mengandung perintah kepada Nabi sebagai tertera itu, oleh sebagian para ahli tafsir telah dijelaskan tujuannya, antara lain pentafsir Al Manar memberi penjelasan : Peringatan dan pengawasan ini buka ditujukkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, karena beliau itu selamanya awas dan waspada serta tidak ada putus-putusnyamenerima wahyu ALLAH yang memimpin dan mendukung beliau selama menyampaikan tugasnya yang amat berat dan besar itu.


Selanjutnya Pentafsir AL Manar menegaskan : adapun yang diperingatkan dalam ayat itu ialah segenap umat Islam, umat pengikut Nabi Muhammad, bukan Nabi-Nya, karena ALLAH mengetahui bahwa Nabi-Nya tidak akan mau mengikut kemauan atau menurut keinginan hawa nafsu kaum Yahudi dan Kaum Nasrani dalam hal apapun juga, dan karena Dia sudah memelihara Nabi-Rasul-Nya itu dari kegelinciran dan kesesatan. Sesungguhnya kedatangan ayat itu menurut rangkaian kata jelas, yaitu : Nabi dikhithab, tetapi yang dituju ialah umatnya, dengan tujuan untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada orang-orang yang datang di masa kemudian Nabi. Yakni : Orang-orang yang mengikut sunnahnya dan mengambil petunjuknya.


Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia bersumber dari :

alquran_indonesia.png


Baca juga post sebelumnya :

<<==Kejadian Hebat dan Penting : Peristiwa beralih qiblat menjadi Fitnah besar


Jika Anda Sebarkan Content ini di Facebook, Twitter, forum maupun Blog, Insya ALLAH amal jariah untuk Anda.


Walhamdulillahi Rabbil'alamin