Wednesday, June 20, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot[dot]Com ; Pahlawan Tauhid : Pemberantas Mitos di Nageri para Berhala



Di negeri berhala berkembang mitos kemusyrikan. Umar Ra pernah tertawa sendiri, ia teringat pada masa jahiliyah ketika ia membuat patung tuhannya sendiri dari roti. Suatu saat ia lapar namun tidak ada makanan, tuhannya itu dia makan sendiri. Alangkah bobroknya tauhid masyarakat waktu itu.



Sahdan ribuan tahun sebelum itu, di negeri Babilonia. Seorang pemuda yang sangat pemberani sendirian menghancurkan berhala-berhala di tempat penyembahan. Ia sisakan patung yang paling besar dan di lehernya di kalungkan kapak.

Raja dan tentara Namruz menangkap Ibrahim sang pemuda pemberani. ''Mengapa Anda menghancurkan Tuhan kami?''

Sang Nabi menjawab, ''Tanyakan saja pada patung yang paling besar itu!''

''Bagaimana kami akan bertanya pada patung itu?''

Ayah para Nabi inipun berkata, ''Benda yang tidak bisa menjawab pertanyaan, mengapa kalian sembah?''

Selanjutnya pahlawan Tauhid ini berkata, ''Tanyakan saja pada patung yang tersisa itu, bukankan di lehernya ada kapak? Hanya dia saja yang ingin disembah maka patung-patung yang lain di hancurkannya!''



Kemudian misi ajaran tauhid ini dilanjutkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Ajaran tauhid ini tidak lain untuk menghancurkan berhalaisme patung-patung. Penyembahan patung-patung ini sebagai gambaran pola kehidupan materialistis. Paham materialistis yang respulsif telah menutup matahati masyarakat. Matahati itu telah menggoncangkan Mekah. ''Para budak menyerahkan keringatnya untuk memperkaya tuan-tuan. Tertindas di bawah kaki tuan-tuan yang telinganya tak mau mendengar rintihan kesengsaraan.''



Rasul sebagai pahlawan Tauhid ingin menghilangkan itu. Ia ingin merubah negara berhala yang penuh mitos menjadi negeri Qur'ani yang penuh Tauhid. Tidak mencuri, tidak berzinah, tidak membunuh anak kandung sendiri dan tidak musyrik merupakan materi sumpah setia yang di ucapkan penduduk Yatsrib kepada Nabi dalam Baiat Al Aqobah. Sumpah setia ini di ikrarkan untuk menciptakan umat yang bertauhid.



Melihat kisah diatas yang ternyata, para pahlawan Tauhid, dari dahulu sampai dengan sekarang hanya membawa satu misi la ilaha illallah. Ia merupakan konsep tertinggi tentang ketuhanan. The highest conception of godhead. Juga merupakan jalan utama menuju kebahagiaan.



Nabi bersabda, ''Segala sesuatu ada jalannya dan jalan ke surga adalah La illaha illallah.''



ALLAH berfirman, ''Janganlah kamu adakan Tuhan lain selain ALLAH, agar kamu tidak tercela dan di tinggalkan,'' Qs. Al Isra:22



Alangkah Naifnya hidup dalam keadaan tercela dan tidak di sukai lalu di jauhi ALLAH.



Tuhan itu dekat. Semakin kita dekat akan semakin dekat pula IA kepada kita. Jika yakin bahwa Tuhan itu dekat maka tumbuhlah rasa percaya diri. Bagai seorang tentara, bila pistol ada pada tubuhnya maka ia akan bertambah rasa percaya dirinya. Tapi bila senjatanya tidak dekat darinya maka hilanglah rasa percaya dirinya. Karena itulah pahlawan tauhid akan kuat jiwanya, berkat keyakinan yang kokoh bahwa ALLAH selalu bersamanya, bahkan lebih dekat dari urat nadi dirinya.



Dekat kepada ALLAH perlu pengorbanan. Pengorbanan ini di ajarkan dengan cara berkurban pada hari raya ied al kurban. Kurban itu sendiri bermakna dekat. Ibrahim AS dan Muhammad SAW adalah dua figur yang telah mencontohkan kurban dan pengorbanan. Dari dua contoh tersebut, kita dapat memaknai kurban secara kualitatif bahwa kita harus mengorbankan keinginan kita sendiri, bahkan mimpi-mimpi kita. Tidak semua kehendak dan mimpi-mimpi kita tercapai.



Sebagai pahlawan apalagi pahlawan Tauhid pendekatan pengorbanan kepada ALLAH wajib di laksanakan.



Nabi Muhammad Sang Pahlawan Tauhid



Diridlai dan dicintai ALLAH, sebuah mutiara yang amat mahal harganya. Demi mendapat ridla ALLAH, kita harus menyatukan keinginan kita dengan keinginan ALLAH.

ALLAH berfirman dalam kitab sucinya, ''Kamu lihat mereka sujud dan ruku mencari karunia dan ridla ALLAH, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka dari bekas sujud.'' Qs 48:29.



Selanjutnya ALLAH bertanya, ''Apakah orang yang mengikut keridlaan ALLAH sama dengan orang mendapat kemurkaan.'' Qs. 3:162.



Selain itu, agar keinginan kita tercapai, memperoleh kemudahan, dan rezeki yang luas. Resepnya mudah. Anda harus mencintai ALLAH, nanti ALLAH dan seluruh mahluk akan mencintaimu. Jika ALLAH dan seluruh mahluk mencintai kita maka segala masalah akan terselesaikan. Untuk dicintai ALLAH kita juga harus menolong-Nya.



ALLAH berfirman, ''Jika kamu menolong ALLAH maka ALLAH akan menolong kamu.'' Qs. 47:7, dan Tuhan Yang Maha Tinggi ini pun menyatakan, ''Sesungguhnya ALLAH akan menolong orang-orang yang menolong-Nya.'' Qs. 22:40.



Tetapi ingat bahwa ALLAH tidak memerlukan pertolongan, menolong ALLAH bermakna menolong agama ALLAH, mengagungkan ALLAH dengan pengagungan Tauhid yang sebenarnya.

ALLAH SWT berfirman, ''Dia bukan pula hina yang memerlukan pertolongan.'' Qs. 17:111.

Ibnu Jarir berkata, ''Ayat ini menjawab perkataan Shabiin dan Majusi bahwa Tuhan itu hina dan lemah bila tidak ada yang membela. Maka turunlah ayat tersebut.



Selanjutnya, agar dicintai ALLAH kita juga harus mencintai Rasul. Rasul wajib di bela dan dianut . Dialah yang mengaplikasikan seluruh petunjuk ALLAH. Beliau di program oleh ALLAH untuk menjadi pahlawan Tauhid. Bahkan sejak dulu kala namanya tertulis di dalam kitab-kitab kuno. Sampai detik inipun namanya tercantum sebagai orang nomor satu di jajaran 100 tokoh dunia.

Al-Qur'an menyatakan, ''Dan kami angkat namamu menjadi sangat populer?'' Qs. Al Insyiroh:4. Kitab-kitab kuno yang mencantumkan informasi tentang beliau antara lain :



Kitab Bavishya Purana



Dalam kitab hindu ini disampaikan bahwa Rasul yang akan datang ini adalah ummi (buta huruf) dan jelas-jelas di sebut nama Muhammad di dalamnya.



''Kemudian seorang dengan julukan ''orang yang tak berilmu'', Muhammad namanya dan seorang penduduk Arab datang dengan sahabat-sahabatnya. Hai penduduk dari tanah Arab dan tuan dari seluruh dunia kepadamulah persembahan saya! (Bavishya-Purana, Purwa 3, Khand 3, Adiya 3, Salob 3, 7, 8).



Kitab dasatir XIV



Kitab agama Persia ini menggambarkan akan datang seseorang dari tanah Arab yang akan menghancurkan negara super power baik Persia maupun Romawi.



''Apabila orang-orang Parsi terjerumus ke dalam budi pekerti yang begitu rendah. Seorang akan di lahirkan di tanah Arab, yang pengikut-pengikutnya akan membikin terbaliknya takhta kerajaan mereka, agama dan segala barang.

Seorang yang berkepala batu yang amat berkuasa dari Parsi itu akan di kalahkan. Rumah yang yang dibikin itu (yang di maksud disini ialah Nabi Ibrahim AS yang membangunkan Ka'bah), dan dimana berhala-berhala banyak terdapat disitu, akan disucikan dari berhala-berhala itu dan orang banyak akan menjalankan shlatnya dengan menghadap Ka'bah itu. Pengikut-pengikut akan menawan kota-kota orang Parsi dan Thaus dan Balkh dan lain-lain tempat yang besar-besar di sekelilingnya. Rakyat akan menjadi kacau satu persatu. Orang-orang yang pintar dari tanah Parsi dan lain-lainnya akan menggolong kepada pengikut-pengikutnya.''



Kitab Injil Barnabas



Barnabas adalah murid langsung Nabi Isa AS. Dalam kitabnya tercantum tantang Nabi Muhammad. Kitab itu memberitakan.



''Bahwasanya nama yang diberkati itu ialah Muhammad.''

Ketika orang banyak sama mengangkat suaranya sambil berkata, ''Ya ALLAH ! Utuslah oleh-Mu Utusan-Mu kepada kami ! Ya Muhammad, marilah segera datang untuk melepaskan dunia ini !''
Barnabas, 97:18 dan 19.



Sang pahlawan tauhid ini harus dicintai, diikuti, dan di taati. Sesungguhnya, ALLAH dan malaikat-Nya melestarikan ajaran Tauhid yang di bawa Nabi Muhammad. Maka orang-orang yang beriman wajib melestarikan dan menyerahkan dirinya pada ajaran tauhid ini.



Ajaran tauhid wajib dilestarikan, dengan cara mencontoh budi pekerti Rasul. ''Budi pekerti beliau adalah Al-Qur'an, beliau marah karena kemarahan Al Qur'an dan beliau ridla karena keridlaan Al Qur'an. (HR. Muslim). Keridlaan dan kemarahan Nabi Muhammad di dasarkan kepada Al-Qur'an.''



Insya ALLAH, jika berbekal Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, berhalaisme akan lenyap dari bumi ini, amin.



Post Terkait :

Tuesday, June 19, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot[dot]Com : Lima Huruf Sebagai Bekal Perjalanan (Kaf Ha Ya' 'Ain Shad)

Bismillahirrahmairrahim

Suatu ketika, Malik bin Dinar sedang berjalan untuk menunaikan ibadah haji. Ditengah perjalanan, ia melihat seorang pemuda tengah berjalan kaki tanpa membawa bekal dan kendaraan. Anehnya, ,eski menempuh perjalanan yang sangat jauh, sipemuda tak membawa air sekedar menghalau haus selama di perjalanan. Namun begitu, si pemuda terlihat tenag-tenang saja.


Aneh. Begitu yang terlintas di benak Malik bin Dinar mengetahui si pemuda tidak membawa bekal apapun. Padahal, perjalanan yang ia tempuh sangat jauh. Makanya Malik bin Dinar menyambangi si pemuda. Kepada sipemuda , Malik bin Dinar menyapa terlebih dahulu seraya mengucapkan seuntai kata salam untuknya. ''Assalamu'alaikum.'' Tanpa rasa canggung, sipemudapun menjawab uluk salamnya. ''Wa'alaikumsalam''. Selanjutnya, perbincangan di antara keduanya pun berlanjut.


''Wahai pemuda, dari manakah engkau datang''? Tanya Malik bin Dinar.
''Dari sisi-Nya,'' jawab si pemuda.
''Mau kemana?''
''Mau ke sisi-Nya.''
''Mana bekalmu?'' Malik bin Dinar melanjutkan pertanyaannya.
''Dalam tanggungan-Nya,'' jawab si pemuda
''Jalan ini tidak bisa di tempuh tanpa bekal dan air,'' kata Malik bin Dinar.
''Baiklah,'' Malik bin Dinar melanjutkan, ''Apakah engkau mempunyai sesuatu?''
''Kaf Ha Ya' 'Ain Shad,'' jawab si pemuda.
Si pemuda melanjutkan, ''ketika aku memulai perjalanan, aku telah membawa lima huruf sebagai bekal.''
Malik bin Dinar bertanya,''Lima huruf yang manakah itu?''
SiPemuda menjawab, ''Allah swt berfirman : ''Kaf Ha Ya' 'Ain Shad.''
''Apa maknanya?'' tanya Malik bin Dinar.

''Kaf artinya Kafi (Dzat Yang Mencukupi). Ha artinya Hadi (Pemberi Hidayah). Ya' artinya Mu'wi (Dzat Pemberi Tempat). 'Ain artinya 'Alim (Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu) dan Shad artinya Shadiq (Yang Benar dalam Janj-Nya,'' si pemuda menjelaskan.


''Maka,'' lanjut si pemuda, ''barang siapa yang temannya adalah Dzat Yang Mencukupi, Memberi Petunjuk, Memberi Tempat, Mengetahui Segala Sesuatu, dan Benar dalam Janji-Nya, Apakah masih memerlukan orang lain dan apakah masih takut kepada orang lain? Dan apakah masih perlu membawa bekal dan air bersama-Nya?''


Mendengar ucapannya, Malik bin Dinar bermaksud memberikan baju miliknya kepada si pemuda. Tetapi si pemuda menolaknya. Ia mengelak. ''Telanjang dari baju dunia itu lebih baik. Kalau halal pasti di hisab dan kalau haram pasti pasti akan mendatangkan azab,'' ucap si pemuda.


Ketika malam mulai gelap, si pemuda menengadahkan wajahnya kelangit. Selanjutnya ia memanjatkan doa, ''Wahai Yang Maha Suci, yang gembira dengan ketaatan hamba-Nya, dan tidak rugi oleh dosa-dosa hamba-Nya, berikanlah kepadaku yang menyebabkan Engkau senang, yakni taat. Dan ampunilah sesuatu yang karenanya Engkau tidak rugi, yakni dosa.''


Lalu ketika orang-orang memakai pakaian ihram dan mengucapkan Labbaik, si pemuda diam saja.


Malik bin Dinar penasaran. Makanya, ia bertanya, ''Mengapa engkau tidak mengucapkan Labbaik?''


Si pemuda menjawab, ''Aku takut bila aku mengucapkan Labbaik wa la Sa'daik (labbaik-mu tidak diterima dan Sa'daik-mu tidak di terima). Yakni, Dia tidak mau mendengarkan suaraku dan Dia tidak akan memandangku.''


Setelah itu si pemuda pergi. Sepanjang perjalanan, Malik bin Dinar tidak menjumpai si pemuda. Malik bin Dinar baru melihat kembali si pemuda ketika berada di Mina.


Di Mina, si pemuda tampak tengah membaca beberpa syair yang maknanya, ''Dia adalah kekasih yang menyukai darahku di alirkan. Darahku ditanah Haram pun Halal untuk-Nya. Dan di luar tanah Haram pun, demi ALLAH, seandainya ruhku tahu bahwa ia bergantung kepada Dzat Yang Maha Suci, maka ia akan berdiri dengan kepala, bukan dengan kaki

Dan orang yang biasa mencaci maki, janganlah mencaciku karena mencintai-Nya. Seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, maka sekali-kali kalian tidak akan mencaciku.


Orang-orang berthawaf di sekeliling Baitullah, seandainya mereka berthawaf di sekeliling ALLAH, maka mereka tidak akan bergantung kepada tanah Haram.


Pada hari raya orang-orang berkurban kambing. Akan tetapi pada hari itu Kekasihku mengorbankan jiwaku. Orang-orang telah telah selesai menuniakan ibadah haji, dan hajiku adalah sesuatu yang membuatku tenang. Orang-orang telah berkurban. Aku berkurban dengan darah dan nyawaku.''


Selanjutnya si pemuda berdo'a, ''Ya ALLAH, orang yang telah mendekatkan diri kepada-Mu melalui berkurban. Dan aku tidak mempunyai sesuatu yang bisa aku kurbankan. Aku memilki nyawa. Aku persembahkan nyawaku kepada-Mu. Maka, terimalah, ya ALLAH.''


Tak lama setelah memanjatkan do'a, si pemuda menjerit dan jatuh. Ia meninggal dunia. Tak lama berselang terdengar suara gaib. Suara itu berkata demikian, ''Ia adalah temannya ALLAH swt''


Lalu, Malik bin Dinar mengurusi pengebumiannya. Sepanjang malam Malik bin Dinar memikirkan tentang si pemuda yang di jumpainya itu. Dalam keadaan seperti itu. Dan dalam tidurnya, Malik bin Dinar bermimpi bertemu dengan si pemuda.
''Bagaiamana keadaanmu?'' tanya Malik bin Dinar.
Aku telah di perlakukan seperti para syuhada Badar, bahkan di lebihkan dari mereka,'' jawab si pemuda.
''Mengapa engkau di lebihkan dari mereka?'' lanjut Malik bin Dinar.
''Mereka Syahid dengan pedang musuh, dan aku syahid oleh pedang kerinduan kepada ALLAH swt,'' jawab si pemuda.
*****


Allah yang menciptakan manusia. Allah pula yang menjamin rezekinya. Bahkan seekor binatang melatapun, mahluk yang tidak di lengkapi dengan akal dan jauh dari kesempurnaan fisik layaknya manusia, telah di tentukan rezekinya masing-masing. Dalam hal ini, firman-Nya dalam surat Hud ayat 6, ''Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan ALLAH-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).''


Karenanya, sejatinya manusia tidak perlu cemas memikirkan apa yang akan ia makan hari ini. Ia tidak perlu risau rezeki apa yang akan ia dapatkan sebagai bekal menyambung hidupnya. Atau, tidak perlu terjun ke dunia maksiat untuk meraup rezeki-Nya. Tidak perlu terjadi cekcok antar teman, tidak perlu sinis terhadap tetangga, bahkan tidak terjadinya perang hanya karena soal perut.


Urusan rezeki sudah di tentukan untuk setiap masing-masing kita. Kecemasan hanya akan memperkeruh pikiran dan mengundang lahirnya kegelisahan yang lain. Apalagi, jika tidak di barengi dengan tindakan nyata. Sejauh ada kemampuan untuk berusaha, ALLAH akan membukakan jalan untuk setiap usaha kita. Dimana ada kemauan, disitu pula ada jalan. Demikian kata pepatah. Keberuntungan tidak pernah datang kepada orang yang tidak pernah menumpahkan keringatnya.


Perlu perjuangan untuk sampai di sebuah tempat wisata yang indah yang terletak di puncak gunung. Sepanjang jalan menuju kesana, kondisi jalan tak selalu rata. Terkdang kita harus melintas di jalan berkelok. Tak jarang kita di hadapkan dengan kontur jalan yang menanjak. Belum lagi harus melawan panasnya terik atau melawan stres yang mungkin hinggap sepanjang mengendara. Akan tetapi, bukankah semua itu terasa indah setelah kita sampai di tempat tujuan?


Jika diibaratkan bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan, maka segala bentuk kesulitan maupun kesenangan yang mungkin pernah kita kecap tak ubahnya pemandangan yang mewarani perjalanan yang kita tempuh. Dan boleh jadi, karena dua sisi yang berbeda itu hidupu kita menjadi lebih berwarna dan penuh makna. Dengan bekal yang cukup, kita tak perlu takut menghadapi hidup. Berbekal Iman kepada ALLAH dan menyandarkan segala urusan hanya kepada-Nya menjadi kekuatan untuk menjalani hidup menjadi lebih hidup.

Wallahu'alam bil Shawab.

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot[dot]Com : KEBANGKITAN ISLAM : ''Indonesia Hari Ini''



Indonesia yang luas daratannya 1.992.570 Km2 (16 besar) berpenduduk :



75.000.000             jiwa tahun  1950



92.701.000             jiwa tahun  1960



119.467.000           jiwa tahun  1970



146.449.000           jiwa tahun  1980



178.302.000           jiwa tahun  1990



209.342.000           jiwa tahun  2000



237.973.000           jiwa proyeksi tahun  2010



261.802.000           jiwa proyeksi tahun  2020



 



Prosentasi pembagian umur (sensus 1990) :



0 – 14 = 36,6%                       15 – 29 = 28,3%



30 – 44 = 18,1%                    45 – 59 = 10,6%



60 – 74 = 5,2%                                   75 = 1,1%



 



Dari data kependudukan seperti ini, kita dapat meletakkan visi kita untuk Indonesia masa depan agar dapat bangkit, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah di tataran dunia antar bangsa. Membangkitkan Indonesia dari keterpurukan adalah diterobos mutlak melalui perbaikan kwalitas bangsa, tak ada jalan lain hanya melalui peningkatan pendidikan. Jumlah Sumber Daya Insani yang harus mendapatkan perhatian serius ternyata sangat signifikan jumlahnya, mencapai hampir 65%. Jika Indonesia gagal menata generasi angkatan pertama dan dua ini (0-14 tahun dan 15-25 tahun), sudah barangpasti 20 tahun mendatang nasib bangsa Indonesia tidak dapat dibayangkan betapa nistanya di pergaulan antar bangsa, atau mungkin Indonesia hanya akan menjadi kenangan. Namun jika ditangani pendidikannya secara tepat dan serius, maka kegemilangan Indonesia akan menjadi kenyataan.



Melalui pendidikan yang benar dan tepat, budaya baru Indonesia dapat ditumbuhkan. Budaya Indonesia hari ini, cenderung tidak dapat bersatu, tidak mempunyai etos kerja yang tinggi, tidak mandiri dalam membangun diri, kurang berorientasi pada ilmu pengetahuan, sumber daya tenaga kerja lemah dan rendah, tidak produktif, dan lain-lain lagi. Semuanya itu merupakan indikator kemunduran kwalitas bangsa (Ummat). Karenanya, harus diciptakan kontra budaya, dan sekali lagi jalan satu-satunya adalah pendidikan. Bangsa Indonesia harus sanggup menyisihkan segala yang dimiliki untuk mendidik bangsa. Memang terasa aneh, berbangsa dan bernegara kok hanya berbicara pendidikan. Bagi kelompok yang berfikir instan, memang hal itu merupakan keanehan, namun bagi bangsa yang berfikir kebaikan masa depan bangsanya yang hari ini sedang sengsara dilanda keterpurukan, maka perkara itu bukan merupakan hal yang aneh. Bangsa yang arif akan memilih jalan perbaikan pendidikan secara mutlak bagi bangsanya, sekalipun hasil yang akan diraihnya menunggu waktu yang sangat lama. Namun bila dilaksanakan dengan tekun dan penuh kesabaran, hasil yang diidam-idamkan, yakni kesejahteraan dan perubahan budaya dari budaya negatip menjadi budaya positip sudah pasti akan dirasakan. Masa 20 tahun memang panjang, namun masa menunggu perubahan budaya yang diakibatkan perbaikan pendidikan akan dapat dirasakan walau sebelum 20 tahun.



Kelak jika pendidikan dibangun dengan serius, budaya bangsa Indonesia akan menjadi cinta kesatuan dan persatuan karena manusia terdidik yang baik akan mendahulukan urusan kebersamaan (kekitaan) daripada urusan pribadi dan golongannya. Manusia terdidik dengan baik akan bersikap mendahulukan kepentingan bangsa dan negaranya. Bangsa yang terdidik individu-individunya akan mempunyai etos kerja yang tinggi, karena semua yang mereka lakukan berdasar kalkulasi riel. Bangsa yang terdidik dengan baik akan menjadi bangsa yang mandiri. Maknanya tatkala mereka berkepentingan dengan bangsa lain, mereka akan mampu merumuskan dengan produk yang mereka hasilkan dan bukan mengandalkan hutang karena sememangnya kehidupan ini saling ketergantungan. Bangsa yang terdidik dengan baik akan dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan bagi pencerahan dunia masa depan, bersama-sama bangsa-bangsa dunia lainnya, sehingga mampu berinteraksi ilmu pengetahuan dan teknologi di tataran antar bangsa. Bangsa yang terdidik akan mempunyai tenaga kerja yang kuat dan produktif, karena lapisan dasar tenaga kerjanya terdiri dari sumber daya yang pengetahuannya sesuai dengan pekerjaannya. Bangsa yang terdidik dengan baik, akan menjadi bangsa yang amanah dan terhormat sehingga tanpa diminta, bangsa lain akan menghormatinya, dan mereka akan berhitung seribu kali jika akan mengambil kebijakan yang tidak tepat kepadanya, apatah lagi menghinanya. Dan bangsa yang terdidik dengan baik pasti akan menjadi bangsa yang kaya dan sejahtera, karena mereka sanggup mensyukuri nikmat Tuhan yang selalu diberikan kepadanya. Dan itulah Budaya Baru Indonesia yang harus diwujudkan dan itu juga yang kita maksudkan dengan kontra budaya itu. Indonesia Cerdas, Indonesia Toleran, Indonesia Damai, dan Indonesia yang Cinta Hukum.



Jika seperti itu kontra budaya yang kita ciptakan melalui Budaya Baru Indonesia, maka kebangkitan Dunia Islam melalui dan dimulai dari Indonesia (kata banyak orang) bukan merupakan hal yang mustahil. Oleh karenanya, kita sebagian kecil dari bangsa Indonesia memulai ke arah itu. Kita katakan dengan bahasa lisanul hal, kita mulai melangkah membangun dan merealisir visi Budaya Baru Indonesia (kontra budaya). Dari desa yang sunyi ini, kita ubah suatu paradigma bahwa hanya kotalah yang mampu mewujudkan fasilitas pendidikan yang memadai. Ternyata desa jika ditata dan di-manage dengan amanah dan jujur perkembangannya jauh lebih cepat daripada kota yang tidak berbudaya.



Membangun pendidikan yang baik berarti mendidik berorientasi masa kini dan masa depan. Itu pula yang dinamakan modern. Karenanya pendidikan modern  tidak dapat difasilitasi dengan fasilitas yang tidak mempunyai nilai kekinian.



Fasilitas modern bukan terbatas hanya dalam bidang fisik, namun segala yang memehuni persyaratan modern. Modern bermakna visioner, karenanya visi pendidikan mesti diarahkan kepada kebangkitan Indonesia yang dapat berdiri sama tinggi duduk sama rendah di tataran antarbangsa. Pendidikan modern bermakna pendidikan yang berprogram jelas. Program pencapaian pendidikan Indonesia harus diarahkan membangkitkan bangsa Indonesia menjadi setara dengan bangsa-bangsa lain dalam segala bidang dan aspek kemajuan dan perkembangan bangsa-bangsa menjadi bangsa yang arah berfikirnya berwawasan antar bangsa. Pendidikan modern mesti berorientasi pada dunia ilmu pengetahuan dan perkembangannya. Budaya Indonesia ke depan adalah ditentukan oleh hasil pendidikan yang berorientasi ilmu pengetahuan yang tak kunjung henti, ilmu pengetahuan yang tidak pernah kenal titik berhenti. Pendidikan modern harus mempunyai sarana disiplin. Dalam kehidupan modern, disiplin merupakan sesuatu yang mesti diwujudkan. Disiplin bukan milik kalangan militer atau sipil, semua bangsa modern pasti konsisten dengan disiplin. Bangsa akan hancur jika disiplin disepelekan dalam kehidupan kesehariannya. Disiplin inilah yang akan menghantarkan suatu bangsa akan kenal prosedur hidup bermasyarakat dan berbangsa. Disiplin pula yang akan membawa bangsa akan mencintai kehidupan bertatahukum yang rapi. Masyarakat atau bangsa yang berdisiplin sebagai cermin masyarakat yang dapat menghormati hukum dan menegakkannya dalam tatanan hidup kesehariaannya, baik untuk dirinya maupun masyarakat dan negaranya. Dalam kehidupan pendidikan modern, diperlukan sarana yang dapat membawa kepada tingkatan hidup yang mengarah kepada etos kerja yang tinggi. Tanda masyarakat modern adalah mempunyai etos kerja tinggi dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.



Karenanya, semua sarana yang diperlukan untuk menunjang kehidupan pendidikan modern seperti itu harus kita adakan jika kita menginginkan Indonesia ini menjadi bangsa yang maju dan modern di masa kini dan mendatang. Tatkala bangsa Indonesia sudah memasuki era pendidikan modern seperti yang telah diuraikan tadi, tentu bangsa ini akan tampil dengan gagah, bangga menjadi bangsa Indonesia dengan kebanggaan yang beralasan. Bangsa Indonesia akan menjadi cinta persatuan dan kesatuan, sebab pikirannya sudah menjadi cerdas, wawasannya menerobos cakrawala yang tak terbatas oleh kekangan-kekangan tetek-bengek yang mematikan makna persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang sanggup hidup berdampingan dengan sesama bangsanya dan bangsa-bangsa dunia lainnya. Solidaritasnya tak terbatas hanya oleh kepicikan isme-isme dan madzhab-madzhab yang membelenggu kehidupan. Bangsa Indonesia yang terdidik ini akan menjadi bangsa yang sanggup berkorban demi kemajuan bangsa dan ummat manusia secara keseluruhan.



Tentang pengorbanan, bangsa di dunia manapun pada taraf kehidupan adapun, di negara maju pun mereka masih tetap dituntut untuk mempunyai jiwa pengorbanan yang tinggi terhadap perjuangannya. Dalam kesempatan mengisi dan memaknai perjalanan abad kebangkitan ini, kita sekelompok bangsa-bangsa yang sadar akan hakekat masa depan Dunia Islam, kita sedang mengasah terus jiwa kesadaran kita terhadap makna pengorbanan itu; di tengah-tengah keadaan yang serba terbatas, kita memberanikan diri untuk tampil menata kehidupan pendidikan bangsa dan ummat. Ini adalah manifestasi dan bentuk sebuah pengorbanan. Dan pengorbanan kita ini takkan berbatas dengan suatu titik pencapaian. Katakanlah dengan izin Allah kita dapat menyelesaikan proyek pembangunan pendidikan di tempat ini, maka kita akan melangkah ke berbagai tempat sesuai dengan program yang telah kita tentukan bersama. Untuk itu ada baiknya jika pada kesempatan ini kita bertanya kepada diri kita masing-masing. Sudah lelahkah kita untuk berkorban demi kejayaan dan kebangkitan pendidikan dan kemajuan Dunia Islam? Bila kita tidak merasa lelah apa yang dapat kita buktikan untuk itu semua ?. Bangsa yang selalu siap dengan pengurbanan, itu tandanya bahwa umur bangsa ini akan menjadi panjang dan tak terbatas.



Selanjutnya melalui mimbar ini,



Kepada ummat Islam Bangsa Indonesia dan segenap undangan lainnya, kami bertanya:



Sanggupkah kita dengan segala daya dan upaya kita berperan aktif membangun Bangsa Indonesia, demi kejayaan dan kegemilangan masa depan ?



Sanggupkah kita mendanai tanpa hutang luar negeri untuk program pembangunan pendidikan Bangsa dan Ummat ?



Baiklah ini adalah statement dan pernyataan kita, des itu adalah program yang harus kita lakukan secara konsekuen, sampaikanlah program pembangunan bangsa ini kepada segenap sahabat yang tidak berkesempatan hadir di majlis peringatan tahun baru 1423 H ini.



Sekali lagi kita berdo’a,



Semoga dalam seluruh hari di tahun 1423 H ini kita dapat mengabdikan diri kita demi kebangkitan kembali bangsa dari keterpurukan, dan semoga dengan tekad dan kesanggupan kita untuk berbuat ini Allah melapangkan segala cita-cita kebangkitan Bangsa Indonesia, Kebangkitan Ummat, dan Kebangkitan Dunia Baru Islam yang penuh Toleransi dan Perdamaian yang dapat dirasakan oleh segala lapisan Ummat Manusia tanpa kecuali. Amin.



Post Terkait :

Kebangkitan Islam yang ALLAH janjikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam



KEBANGKITAN ISLAM : ABAD XV HIJRAH MERUPAKAN ABAD KEBANGKITAN ISLAM?



KEBANGKITAN ISLAM : Dunia Islam Setelah Wafat Rasulullah



KEBANGKITAN ISLAM : ABBASIYAH ( BANI ABBAS)



KEBANGKITAN ISLAM : DINASTI UTSMANI : 1300-1922 M



Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot[dot]Com ; KEBANGKITAN ISLAM : BAGAIMANA DENGAN ''DUNIA ISLAM?''



Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita memberikan tanggapan dan pendapat atas kemampuan dua Blok Besar dunia yang telah kita gambarkan terdahulu. Kemampuan mereka mencapai prestasi seperti itu adalah dikarenakan pencapaian mereka di berbagai bidang aspek kemajuan, terutama kemajuan ilmu dan teknologi yang telah mereka kuasai dalam kehidupan ini, sehingga terkuasainya ilmu dan teknologi mampu memberikan kekuatan yang berarti dalam kehidupan secara individu maupun berkelompok,yang akibatnya mampu menguasai perjalanan sejarah dunia di mana mereka hidup.



Berbagai kejayaan yang pernah dicapai Ummat Islam dalam beberapa abad yang lalu baik sejak Dinasti Umayyah sampai Abbasiyah maupun Utsmaniyah, kuncinya adalah penguasaan ilmu dan teknologi juga.



Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan muslim pada masa lalu menjadi penyumbang kemajuan peradaban dunia, dicatat oleh sejarah peradaban manusia hingga kini. Semua itu telah berlalu ditelan masa, sedangkan apa yang dialami oleh Dunia Islam masa kini berbicara lain, masih jauh dari makna kemajuan. Sehubungan dengan itu, pada waktu tibanya abad XV Hijriyah dua dasawarsa yang lalu, tepatnya pada bulan November 1980 M, bertepatan dengan pergantian abad hijriyah memasuki abad ke-15, ummat Islam menyambutnya dengan suatusikap dan tekad, bahwa abad ke-15 Hijrah adalah merupakan abad kebangkitan Ummat Islam. Di sana-sini, di berbagai negara-negara Muslim Ummat Islam menyambutnya dengan gegap gempita sebagai abad Kebangkitan Ummat. Banyak orang menandai Abad 15 ini sebagai Abad Kebangkitan adalah dengan tampilnya Revolusi Iran yang mampu merobohkan kekuatan Kerajaan menjadi Republik Islam.



Dan apa yang diyakini sebagai abad kebangkitan Islam ini ternyata masih dirajut dengan berbagai konflik antar negara-negara Islam itu sendiri, baik diakibatkan oleh konflik intern maupun ekstern. Abad Kebangkitan Ummat Islam diawali denqan konflik besar antara Republik Irak dengan Republik lslam Iran, peperangan dahsyat yang menelan waktu selama 7 tahun, mengorbankan nyawa ratusan ribu muslimin dan memusnahkan berbagai sumber daya lainnya, perang berhenti hanya karena masing-masing sudah kehabisan tenaga. Awal tahun 1980, Uni Soviet mengadakan invasi ke Afganistan, salah satu negara berpenduduk mayoritas Islam. Selama hampir 10 tahun Afganistan dibuat porak poranda oleh kekuatan negara adidaya komunis itu.



Pada bulan Agustus 1990, Irak menyerbu Kuwait dan mendeklarasikan bahwa Kuwait sebagai propinsi ke-19 bagi negara Irak. Januari 1991 pasukan koalisi pimpinan Amerika menyerang Irak dan memporak-porandakan Irak dan mengusir pasukan Irak dari Kuwait. Afganistan yang belum sembuh dari akibat invasi mendiang Uni Soviet, sepuluh tahun kemudian (akhir 2001) dibumihanguskan kembali oleh pasukan sekutu, di bawah pimpinan Amerika Serikat. Afganistan lumpuh, Irak lumpuh, Iran pun belum bangkit sepenuhnya dari akibat peperangan dengan Irak.



Belum lagi pergolakan di Palestina, yang setiap saat diselenggarakan perjanjian perdamaian antara masing-masing yang bersengketa namun sampai detik ini tak dapat diwujudkan perdamaian itu. Keganasan yang nyata-nyata dilakukan oleh kekuatan Yahudi seperti menjadi hal yang lazim, dunia tutup mata, kekuatan adidaya pun bersikap ganda. Dan konflik sepertinya tidak berhenti sampai di sini, sebab pertempuran hidup mati yang tidak seimbang terus berjalan di Palestina antara Israel dan Palestina.



Organisasi Konferensi Islam (OKI), perserikatan negara-negara berpenduduk Islam didirikan pada tanggal 25 September 1969 yang kini beranggotakan lebih dari 50 negara-negara berpenduduk Muslim, merupakan akibat dari aksi kekerasan yang dilakukan oleh Israil. Suatu gagasan konsolidasi Ummat lslam sedunia untuk membebaskan Yerusalem dari genggaman Israil.



Selain kegiatan politik, selanjutnya OKI juga menangani berbagai permasalahan yang lebih luas berkenaan dengan politik, ekonomi dan sosial budaya. Namun organisasi perserikatan ini sampai memasuki abad XV Hijriyah ini belum dapat dirasakan kesannya bagi kemajuan negara-negara anggotanya (yakni negara-negara Islam sedunia), hal ini sangat terasa tidak adanya pengaruh keberadaannya bagi kebrutalan tindakan negara Israil terhadap Palestina.



Abad XV Hijrah yang disambut sebagai abad kebangkitan Islam ini, sampai dengan tahun ini, yang hampir memasuki seperempat abad, ternyata belum menunjukkan adanya indikasi yang menunjang ke arah kebangkitan itu sendiri. Dunia Islam masih tampak stagnan, sementara masyarakat dunia di luarnya semakin bergerak maju, tanpa berhenti. Namun dibalik itu semua, masih ada suatu optimisme (yang beralasan), sedikitnya dunia Islam telah menorehkan kesadaran bahwa Abad ini disikapi sebagai Abad Kebangkitan, paling tidak, sikap dan kesadaran itu dapat mendorongnya menuju kebangkitan yang dicita-citakan.



Kebangkitan seperti apa yang dicita-citakan itu ? Belajar dari sejarah perjalanan panjang ummat manusia, kebangkitan itu harus diberi pigura yang jelas. Kebangkitan yang dicita-citakan adalah bangkit untuk ikut menata dunia bersama masyarakat lainnya menujutercapainya kesejahteraan dan perdamaian dunia (Q.S 106:3-4).



Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka`bah).

Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Qs. Al-Quraisy:3-4)



Bangkit menata masyarakat adalah mengerahkan daya dan upaya untuk terus berpikir dan berbuat bagaimana mengembangkan diri dan membawa anggota masyarakat menjadi warga masyarakat yang cerdas, dengan kecerdasannya mereka mampu menguasai sain dan teknologi yang terus berkembang maju tanpa berhenti. Berfikir dan berbuat tanpa henti untuk meningkatkan produk yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai lapisan masyarakat, sehingga dapat memiliki andil dalam kebersamaan meminimalkan beban akibat kemiskinan. Berfikir dan berbuat tanpa henti untuk mewujudkan kebajikan dan kebijakan politik yang mampu mensejahterakan tatanan kehidupan ummat manusia. Kebangkitan seperti itulah yang harus dijadikan ukurannya.



Sekarang, pertanyaannya adalah dari mana kita memulainya ? Tentunya, sebagai jawabannya adalah kita mulai dari diri kita sendiri. Kita adalah warga masyarakat dunia yang bermustautin di sebuah negara.Negara yang kita berada di dalamnya dapat dinamakan Indonesia, Malaysia, dan lain sebagainya. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus memulai semua itu dari titik Indonesia. Kita mempersiapkan semua bentuk kebangkitan yang dicita-citakan itu adalah dari Indonesia. Artinya, sebagai Ummat Islam Bangsa Indonesia, kita harus berani mereformasi diri dalam arti kata yang sebenar-benarnya dan seluas-luasnya.



Bukan reformasi tradisionalistis yang hanya dilandasi oleh keyakinan luas bahwa lembaga dan praktek kita lebih unggul daripada apa pun yang dikembangkan di berbagai negara maju (Barat). Bukannya dimaknai bahwa lembaga kita (Islam) adalah merupakan spirit dan kekuatan yang harus diwujudkan dalam sebuah tatanan hidup yang practicable ((صالح untuk setiap zaman dan tempat. Reformasi tradisionalistis yang menjurus kepada upaya memulihkan cara-cara lama, menghukum person-person yang dianggap menyeleweng dan tidak cakap.



Mereformasi diri yang kita maksudkan, bukan seperti itu. Reformasi tradisionalistis itu mesti dimodifikasi menjadi suatu reformasi diri yang aktual, yaitu : Suatu pengakuan (اعتراف) yakni kesediaan mengakui bahwa pencapaian Barat atau kekuatan lainnya (dalam berbagai aspek kehidupan) telah jauh meninggalkan kita. Mestinya kita tidak meletakkan Barat sebagai momok yang harus kita jauhi, hanya karena kita berkeyakinan bahwa kita sebagai manusia Timur.



Bukankah ajaran yang telah sampai kepada kita bahwa lembaga kita (Islam) adalah bukan Kebaratan dan juga bukan Ketimuran (Q.S. 24/35, Q.S. 2/177, Q.S. 21/107).



Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atascahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Nur:35)



Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah:177)



Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya:107)



Mereformasi diri juga berkenaan dengan sikap mental yang selama ini kita bersikokoh untuk bersikap dependent dalam mengurus dan mendanai perjalanan perjuangan bangsa (membangun). Mereformasi diri dari sisi etos kerja yang selama ini kita menjadi kelompok bangsa yang etos kerjanya sangat rendah.



Jika kita berbicara penataan kembali Dunia Islam dan memulainya dari Indonesia, bukan hanya karena kita adalah orang Indonesia, namun ada juga alasan yang lain, bahwa Indonesia adalah anggota masyarakat Dunia Islam yang terbesar jumlah penduduknya (hampir 25% penduduk negara-negara OKI tinggal di Indonesia), dan juga karena sumber daya yang tersimpan di bumi Indonesia adalah merupakan kekayaan yang sangat mungkin dapat menjadi sumbangsih bagi masyarakat Dunia Islam dan seluruh dunia pada umumnya sebagai kebajikan bangsa Indonesia bagi ummat manusia kelak. Karenanya, menata Indonesia menjadi negara yang stabil dalam segala bidang kehidupan, akan mengangkat harkat dan martabat Dunia Islam. Sebagai catatan, jumlah penduduk dunia yang beragama Islam, tidak kurang dari 1.188.242.000 jiwa. Sedangkan penduduk Muslim Indonesia berjumlah tidak kurang dari 16% dari semua jumlah Muslim sedunia.



Follow @ImanHijrah



Tweet



Tweet #TwitterStories



Tweet to @ImanHijrah