
Kesesatan Nasrani : Ajakan Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam ber-MUBAHAALAH kepada Nasrani (Kristen-Katolik)
Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Menurut riwayat : Bahwa Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam ketika itu dengan cukup secukup-cukupnya memberikan keterangan kepada para utusan kaum Nasrani Najran, baik yang mengenai tentang kepercayaan mereka yang tersesat itu, maupun yang mengenai urusan ke Nabian dan ke Rasulan beliau, yang pada hakikatnya mereka sudah kehabisan alasan untuk menguatkan kepercayaan mereka, dan yang guna menolak dakwaan Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam sebagai Nabi dan Rasul ALLAH, tetapi mereka tetap juga berkeras kepala mendustakan kepada kebenaran Nabi dan tidak mau menerima kebenaran yang telah di terangkan oleh beliau. Mereka masing-masing dengan keras mempertahankan kepercayaan mereka, bahwa Isa itu putera Tuhan dan Tuhan itu tiga bertunggal atau tiga Tuhan.
Berhubung dengan itu maka dikala itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam yang bunyinya :
''faman haa jjaka fiihi min ba'di m aa j aa -aka mina a l'ilmi faqul ta' aa law nad'u abn aa -an aa wa-abn aa -akum wanis aa -an aa wanis aa -akum wa-anfusan aa wa-anfusakum tsumma nabtahil fanaj'al la'nata al l aa hi 'al aa a lk aadz ibiin a.''
61. Siapa yang membantahmu tentang kisah 'Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta [197].
Keterangan :
[197] Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendo'a kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. Nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani dan ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW
''inna h aadzaa lahuwa a lqa sh a sh u a l h aqqu wam aa min il aa hin ill aa al l aa hu wa-inna al l aa ha lahuwa a l'aziizu a l h akiim u.''
62. Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .
, maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.<br />
<br />
<br />
<b>Keterangan ''Mubaahalah'' itu artinya ''Mulaa'anah'' atau ''berlaknat-laknatan'', asalnya dari kata kerja ''ibtahala'' artinya ''berdoa dengan sungguh-sungguh kepada ALLAH dengan tujuan memintakan kecelakaan atau kebinasaan atas siapa-siapa dari antara ke dua belah pihak yang salah atau berdusta. Ajakan Nabi bermubaahalah ketika itu ialah mereka supaya keluar bersama-sama beliau ke tangah padang (tanah lapang=lapangan luas), dan di sana sama-sama berdoa kepada ALLAH dengan sungguh-sungguh, agar oleh-Nya di turunkan (dikabulkan) laknat atas siapa-siapa yang berdusta. Berhubung dengan itu, maka bunyi surat Ali Imraan ayat 61 yang tertera di atas oleh para ulama ahli tarikh fi sebut ayat Mubahaalah.</b><br />
<br />
<br />
Menurut riwayat, bahwa Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam di kala itu lalu mengajak kepada ketua dan pemuka mereka yaitu Al-Aaqib dan As-Sayyid. <b>''Marilah kita bermubahaalah saja, mudah-mudahan laknat (kutukan) ALLAH dijatuhkan kepada siapa-siapa yang berdusta.''</b> Ajakan Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam yang sedemikian itu adalah menurut perintah ALLAH dalam ayat tersebut itu; dan dalam pada itu beliau mengajak pula kepada mereka supaya bersama-sama ikut bermubahaalah; dan siapa-siapa yang membenarkan beliau supaya ikut bermubahaalah juga. Dengan demikian, maka nanti dapat di ketahui oleh orang ramai, siapa yang dusta dan palsu, dan siapa yang benar dan tulen. Karena kalau hanya dengan perdebatan saja tidak akan ada selesainya dan tidak pula ada habisnya.<br />
<br />
<br />
Pada mulanya mereka bersedia untuk bermubahaalah dengan Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam tetapi mereka meminta di beri tempo untuk berunding dulu dengan penasehat mereka yang tertinggi. Kata mereka kepada Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam : <b>''Yaa Abal-Qasim !, Biarkanlah kami berpikir terlebih dahulu tentang urusan kami, kemudian kami nanti akan datang lagi kepada engkau dengan apa yang kami kehendaki, bahwa kami akan mengejakan apa yang engkau ajakkan kepada kami.''</b> demikianlah kata mereka, dan permintaan mereka itu di perkenankan juga oleh Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam.<br />
<br />
Sumber Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia<br />
<a href=)

Walhamdulillahi Rabbil'alamin
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan santun