Tuesday, July 10, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com ; Persatuan : Landasan Karakter Luhur Bangsa



''Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity,'' begitu pernyataan Presiden AS Barack Obama, dalam kunjungannya ke Indonesia November tahun 2010 lalu. Presiden Barack Obama menyampaikan ini untuk memuji nilai-nilai dasar negara yang dipegang bangsa Indonesia untuk menyatukan keragaman budaya maupun agama dari Sabang sampai Merauke.


Penjelmaan persatuan dan kesatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia di simpulkan dalam PP. No 66 Tahun 1951, 17 Oktober dan diundangkan 28 November 1951 dan termuat dalam lembaran Negara No. II/ Tahun 1951.


Hakikat Bhinneka Tunggal Ika yang memberikan suatu pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat, kebudayaan serta karakter yang berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah Nusantara. Namun persatuan keseluruhannya adalah merupakan suatu persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Perbedaan ini merupakan bawaan suatu kodrat manusia sebagai makhluk Yuhan Yang Maha Esa, namun perbedaan itu untuk dipersatukan disentesakan dalam suatu sintesa yang positif dalam suatu negara kebersamaan, negara persatuan Indonesia (Notonegoro, 1975:106)


''From Sabang to Merauke, from Java to Aceh to Papua,'' tutur Obama dalam potongan kata-kata yang dipersatukananya dalam kalimat pidatonya untuk menegaskan bahwa segenap rakyat Indonesia berhak mendapatkan perlakuan yang sama tanpa memandang dari mana mereka berasal.


Obama menilai kemampuan Indonesia menyatukan perbedaan yang ada dengan landasan Bhinneka Tungggal Ika telah mengantarkan Indonesia berhasil tidak hanya membangun bangsanya sendiri tetapi juga menjadi teladan bagi negara-negara di ASEAN maupun Asia Pasifik. Landasan ini juga yang dinilaio Obama mampu menyatukan Indonesia dalam keberagaman agama sebagai suatu kekuatan dan bukan pemecah bangsa. ''Bhinneka Tunggal Ika - persatuan dalam keberagaman. Ini merupakan dasar dari contoh Indonesia kepada dunia dan inilah mengapa Indonesia akan memainkan peranan sedemikian pentingnya dalam abad ke-21,'' sebut Obama.


Moto bangsa Indonesia yang bermakna berbeda-beda tetapi satu jua, memang bak mantra ampuh yang mampu menyatukan bangsa ini, dan sebagai landasan untuk membangun karakter bangsa berperan besar dalam mempertahankan eksistensi dari bangsa tersebut. Cukup banyak faktor empiris yang membuktikan bahwa karakter bangsa yang kuat berperan besar dalam mencapai tingkat keberhasilan dan kemajuan atau proses pembangunan.


Idiologi pembangunan (developmentalisme) yang dilaksanakan di beberapa negara di dunia menyandarkan pada pandangan yang optimistis terhadap ciri-ciri, watak dan karakter manusia (masyarakat), yang selalu mengalami perubahan (change), pertumbuhan (growth), perkembangan (progress), agar terwujud keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. ''Developmentalism humanis'' menekankan pentingnya harkat dan martabat manusia agar lebih bermakna dalam kehidupan, (Mangunhardjana, 1997).


Menurut (Moeljarto,1985), dalam membangun karakter bangsa aspek-aspek sosial budaya harus ditempatkan sebagai bagian yang amat penting agar manusia menjadi lebih manusiawi (in order to be more human)
. Pembangunan yang berwajah manusiawi, harkat, martabat, kehormatan diri, identitas (identity), kemulian (dignity), kehormatan (respect), kebebasan (freedom), dan pengakuan (recognition). Karena itu karakter bangsa dalam Antropologi (khususnya masa lampau) dipandang sebagai tata nilai budaya dan keyakinan yang mengejawantah dalam kebudayaan dalam suatu masyarakat dan memancarkan ciri-ciri khas keluar sehingga dapat ditanggapi orang luar sebagai kepribadian masyarakat tersebut.


Gagasan pembangunan karakter bangsa unggul telah ada semenjak di proklamirkannya republik ini. Presiden Soekarno dengan sangat jelas menginginkan Indonesia menjadi bangsa bukan hanya besar tetapi juga kuat karakternya seperti terungkap dalam pidatonya pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, 1963 berjudul ''Genta Suara Revolusi Indonesia'' ada dua maksud yang terkandung dalam isi pidato Presiden Soekarno tersebut yaitu membangun bangsa (nation building) dan membangun karakter (character building). Dalam amanatnya, Presiden Soekarno menegaskan ''saya telah mengemukakan pikiran-pikiran yang mendasari proses, ''National Buliding,'' yaitu adanya keinginan bersama untuk membangunkan jiwa bangsa yang bersatu (persatuan karakter) karena persamaan nasib dan patriotisme.''


Dari ungkapan tersebut dapat dikatakan bahwa pembangunan bangsa dilakukan dengan pembangunan karakternya. Nilai-nikai yang ada pada nilai-nilai dasar negara merupakan nilai dasar yang perwujudannya menjadi karakter bangsa Indonesia. Beberapa tokoh Nasional bangsa seperti Ki Hadjar Dewamtoro juga menyebutkan tentang perlunya character buliding sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.


Sejarah mencatat bahwa kunci sukses suatu bangsa bukan ditentukan kekayaan bangsa tersebut akan sumber daya alamnya, tetapi justru oleh sejauh mana karakter yang kondusif untuk maju. Karakter bangsa yang kuat yang dilandasi jiwa persatuan berperan besar dalam mencapai keberhasilan dan kemajuan atau progress pembangunan. Indonesia pernah membuktikan itu. Karena di landasi persatuan dan rela berkorban untuk kepentingan tanah air dan bangsa seluruh kekuatan bangsa dikerahkan untuk menggapai kedaulatan. Begitu Cina, negeri ini bisa dikatakan tidak lebih makmur dibandingkan dengan Indonesia di era 70-an. Namun dalam kurun waktu 30 tahun, dengan disiplin baja dan kerja keras, Cina berhasil bangkit menggerakkan mesin produksi nasionalnya.


Contoh lain adalah India. Negara ini sekarang telah berhasil menjadi salah satu negara yang sanggup berswasembada pangan. Dengan jumlah penduduk kedua terbanyak di dunia, maka mencapai posisi kesanggupan memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri merupakan prestasi yang membanggakan. Keberhasilan ini didorong oleh karakter kuat bangsa India untuk maju dan membangun dengan kemampuan sendiri atau dikenal dengan istilah budaya swadeshi. Prinsip inilah yang membuat India tumbuh menjadi negara paling mandiri di Asia saat ini. Berbagai kebutuhan hidup mulai dari yang sederhana seperti sabun mandi hingga mobil, mesin-mesin industri, kapal laut bahkan pesawat terbang di buat sendiri. Semua itu bisa terjadi dengan semangat persatuan.


Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia (when character is lost thene everything is lost). Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar : kedamaian (peace)
, menghargai (respect), kerjasama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happinnes), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance) dan persatuan (unity)

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun