Friday, November 18, 2011

Iman Hijrah dan Jihad : Maksud dan Tujuan Islam Memerintah Jihad

Benar bahwa di dalam Islam ada perintah kepada kaum Muslimin supaya berjihad fi sabilillah, tetapi jihad itu bukan untuk memaksa manusia supaya memeluk islam, dan bukan pula untuk melebarkan daerah kekuasaan Islam, akan tetapi semata-mata untuk mempertahankan diri, melindungi umat Islam dalam mengerjakan agamanya, dan untuk melawan dan menahan serangan musuh yang nyata-nyat hendak membunuh cahaya Islam dana semangat Al-Qur-an


Coba pikirkan lebih jauh, betapa akibatnya memaksa orang lain dengan senjata supaya ia memeluk suatu agama. Sedangkan agama itu suatu kepercayaan yang timbul dari perasaan yang haalus lagi suci. Jika seseorang mengikut suatu agama adalah karena dipaksa, baik pakasaan secara halus atau secara kasar, niscaya caranya mengikut dan tunduk itu adalah tidak tulus ikhlas dana sukarela, sehingga sudah baraang tentu ia tidak akan rela mengorbankan dirinya untuk agama yang dipeluknya, dan jika sewaktu-waktu menghadapi suatu ancaman, rintangan atau halangan yang membahayakan dirinya dan jiwanya, besar kemungkinan ia akan melepaskan diri dari agama yang diikutnya.


Padahal buku-buku sejarah membuktikan bahwa orang-orang mengikut seruan Nabi Muhammad s.a.w atau memeluk Islam pada masa itu, baik yang kaya maupun yang baik yang mulia maupun yang hina dina, mereka itu diperlakukan dengan sewenang-wenang, disiksa dan bahkan ada juga yang dibunuh oleh orang-orang yang tidak sudi mengikut Islam.(Bisa diperiksa di riwayat buku-buku tarikh yang besar). Denga demikian jelaslah bahwa maksud itu bukanlah sekali-kali untuk memaksa orang supaya memeluk Islam.


Pendek kata, barang siapa bermaksud dan suka membaca dan memeriksa riwayat-riwayat Islam sesungguhnya, riwayat perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. buku-buku riwayat yang disusun oleh orang-orang yang mengabdi kepada kebenaran(tidaklah menghamba pada harta-benda), kemudian riwayat-riwayat turunnya wahyu ALLAH yang memerintahkan berjihad kepada Nabi Muhammad s.a.w, pada masa itu disertai kejujuran dan pikiran yang sehat, amak akan tahulah ia dengan sebenar-benarnya maksud Islam yang sesungguhnya dalam memerintahkan berjihad atau berperang kepada Nabi Muhammad s.a.w, dan kaum Muslimin mengalami bermacam-macam rintangan dan ancaman, berbagai-bagai siksaan dan penganiayaan, dan berupa-rupa penderitaan, yang dilakukan oleh kaum Musyrikin dan Kafirin, sampai mereka memutuskan hendak menewaskan jiwa Nabi Muhammad s.a.w tetapi beliau masih tetap diperintahkan tetap untuk bersabar oleh ALLAH s.w.t. dengan Firmannya :

''Faashbir kamaa shabara uulul 'azmi minar rusuli walaa tasta' jil lahum''

'' Maka Bersabarlah engkau(Muhammad), sebagaimana kesabaran mereka yang memiliki ketabahan dari pesuruh-pesuruh ALLAH dan janganlah engkau terburu-buru memintakan siksa untuk mereka.'' (Al-Qur'an surat Al-Ahqaf ayat 35)


Demikianlah salah satu dari firman-firmana ALLAH yang diturnkan kepada Nabi Muhammad s.a.w, pada masa itu, dan selanjutnya beliaupun memerintahkan pula kepada para pengikutnya supaya bersabar juga, sebagaimana sabdanya yang tersebut dalam Post yang lalu.


Kemudian setelah Nabi Muhammad s.a.w, dengan sebagian banyak dari kaum Muslimin berhijrah kemadinah, dan belum beberapa lama beliau berdiam disana, dengan tidak disangka musuh-musuh Islam bertambaha besar. Kalau mula-mula Islam menghadapi satu golongan musuh, kemudian menghadapi dua golongan musuh. Pada waktu itu yang menjadi musuh-musuh Islam ialah kaum Yahudi di Madinah dan kaum Munafiqin. Cara kaum Yahudi memusuhi Islam adalah kasar, sedang cara kaum Munafiqin adalah halus. Yakni : kaum Yahudi dengan terang-terangan, dan kaum Munafiqin dengan diam-diam.

Diatas telah kami terangkan bahwa antara kaum Yahudi di Madinah dan kaum Muslimin oleh Nabi Muhammad telah diadakan perjanjian tidak saling mengganggu dan sebagainya. Tetapi ternyata perjanjian itu tidak di indahkan oleh kaum Yahudi. Bahkan kebanyakan dari pemimpin dan kepala kaum Yahudi selalu mengusik, merendahkan, menghinakan, mengejek-ejek dan sebagainya terhadap Islam dan Nabi Muhammad s.a.w serta kaum Muslimin. Adapun kaum Munafiqin, pada lahirnya mereka bersikap sebagai kawan kaum Muslimin. Karena itu pada hakekatnya mereka itu lebih berbahaya dari kaum Musyrikin dan Kaum Yahaudi. Karena mereka itu adalah sebagai pepatah kata : '' Musuh di dalam Selimut'' Oleh karena mereka itu telah nyata-nyat memusuhi Islam dan mengatur langkah-langkah hendak mengalahkan kaum Muslimin bersikap awas dana waspada terhadap sepak-sepak terjang mereka.


Kemudian dengan secara diam-diam kaum Yahudi di Madinah bermaian mata dengan kaum Musyrikin Quraisy di Mekah, musuh Islam yang pertama. Mereka kedua belah pihak saling mengadakan perjanjian dan persekutuan hendak meruntuhkan Islam yang sedang di gerakkan oleh Nabi Muhammad s.a.w dan hendak memadakamkan cahay Islam dan kaum Muslimin bertambah menjadi tiga golongan :
1. Kaum Musyrikin di Mekah,
2. Kaum Yahudi di Madinah,
3. Kaum Munafiqin di Madinah,
Kaum Munafiqin terdiri dari sebagian orang Yahudi di Madinah yang berpura-pura mengikut seruan Nabi Muhammad s.a.w dan bersikap kawan kepadaa kaum Muslimin. Tetapi dalam hati kecil-nya mereka itu adalah pembela kaum Yahudi dan lawan kaum Muslimin.


Setelah ketiga golongan itu saling mengadakan perjanjian dan persekutuan yang sekokoh-kokohnya, lalu mereka mempersiapkan perlengkapan senjata untuk menyerang kaum Muslimin dan diri Nabi Muhammad yang terutama, dengan jalan mengepung dan menyerbu kota Madinah dengan diam-diam untuk membinasakan kaum Muslimin beserta Nabinya.

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun