Tuesday, September 13, 2011

Iman Hijrah dan Jihad : Menabung Dosa Tak Terhingga di Internet

Dari Moeflich Hasbullah

Tanpa sadar, di zaman canggih dan serba mudah ini, banyak sekali orang menabung dosa hingga tak terhitung jumlahnya di internet melalui cara yang sangat mudah. Mari kita lihat.

Dari Ibnu Mas’ud r.a, Rasulullah SAW bersabda: “Tiada suatu jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, melainkan putera Adam yang pertama dahulu itu, mendapat bahagian dari penumpahan darah itu, karena ia yang pertama membuka jalan untuk penumpahan darah.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barang siapa yang mengajak ke jalan hidayah, maka baginya dari pahala seperti pahala (sebanyak pahala) pengikutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dari pahala mereka. Dan barang siapa yang mengajak ke jalan sesat, maka menanggung dosa sebanyak dosa-dosa pengikutnya, dengan tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikit pun. ”(HR. Imam Muslim)

Dari dua hadits di atas, artinya, bila kita melakukan sebuah keburukan, dosa atau maksiat dalam hal apa saja, maka orang yang pertama kali melakukannya (pembuka jalan/ pelopor) akan kebagian dari dosa yang kita lakukan. Bila kita menatap, menikmati apalagi terangsang karena melihat gambar-gambar porno, ekspos aurat, gambar-gambar yang membangkitkan syahwat birahi yang dipasang seseorang di internet, selebaran, majalah, koran, iklan dll, maka orang itu kebagian dosanya kita. Bila kita menyebarkannnya lagi, maka kita dan orang yang memasangnya pertama kali akan mendapatkan saham dosa-dosa dari orang-orang yang meneruskannya. Begitu seterusnya.

Terbayangkah berapa banyak tabungan dosa yang ia kumpulkam bila gambar-gambar maksiat itu disebar dan disebar lagi oleh orang lain sudah diluar kontrol dan pengetahuan kita sampai tak terhitung?
Bayangkan, bila ratusan bahkan ribuan orang mengikuti, menyebarkan dan meneruskan keburukan yang kita lakukan, berapa tabungan dosa yang tidak terasa yang akan kita rasakan akibatnya di akhirat kelak? Orang yang tabungan dosa dan kemaksiatannya sangat banyak, mudahkah ia meminta ampun kepada Allah SWT bila tidak bertaubat dengan sungguh-sungguh (taubat nasuha) ?

Bila pun kita bertaubat nasuha, berapa banyak tebusan yang harus kita lakukan untuk membersihkan dosa-dosa kita di masa lalu yangsudah disebarkan orang, yang kita lakukan tidakterasa sambil iseng, sambil tertawa, sambil santai dan minum kopi di depan komputer.

Segeralah berhenti menyebarkan keburukan dan memfasilitasi orang lain melakukan dosa dan maksiat di internet. Atau kita akan merasakan akibatnya di akhirat kelak dimana penyesalan disana tidak akan berguna sama sekali…!!

Marilah kita menyadari ini dan mulai menggunakan internet dengan sehat, untuk kebaikan, untuk fasilitas beramal ibadah. Marilah kita menggantinya dengan menyebarkan kebaikan, dakwah, berbagi ilmu yang bermanfaat, nasehat, saling membantu dan seterusnya.

Mudah-mudahan, pahala dan keutamaan amal-amal kita di internet dapat menambah amal-amal ibadah kita yang minim kepada Allah SWT di bidang lain. Bukankah di zaman modern ini, membaca Qur’an, menghafal juz ‘amma, shalat dhuha, shalat berjama’ah, tahajjud sudah kita gantikan waktunya dengan nongkrong menghabiskan waktu di depan komputer/internet? Banyak jalan untuk beramal ibadah dan menumpuk kebaikan. Mengapa kita tidak melakukannya melalui internet?? “… maka baginya dari pahala seperti pahala (sebanyak pahala) pengikutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dari pahala mereka.”

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun