Wednesday, September 28, 2011

Iman Hijrah dan Jihad : Tentang Jihad Terhadap Nafsu

Tentang Jihad yang pertama ini tiap-tiap orang islam wajib mengerjakannya, dan jihad inilah yang terutama yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang yang beriman. Menurut riwayat Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda :


''Afdholul jihaadi ayu jaahidar rajulu nafsahu wahawaahu''

''Semulia-mulia peperangan itu ialah berperangnya seorang laki-laki terhadap nafsunya dan hawanya''

Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Najjar dari sahabat Abi Dzarrin r.a.(hadist dha'if)

''Afdhalul jihaadi man jaahada nafsahu fii dzaa tillahi 'azza wa jalla''

''Semulia-mulia peperangan itu ialah orang yang memerangi nafsunya sendiri dalam - berbakti kepada - ALLAH Yang Maha Mulia dan Maha Menang''

Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabarany dari sahabat Ibnu Amr r.a.(hadist dha'if)

''Qadimtum khaira maqdami, qadimtum minal jihaadil ashghari ilaljihaadil akbar jihaadul 'abdihawaahu''

''Kamu sekalian telah kembali pada sebaik-baik tempat kembali, dan kamu telah kembali dari perang yang lebih kecil menuju ke perang yang lebih besar, ialah berperangnya seorang hamba akan hawanya (nafsunya)

Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Al-Khatib dari sahabat Djabir r.a. Dan diriwayatkan pula oleh Imam Baihaqi.(hadist dha'if)

Masih ada banyak lagi hadist-hadist yang serupa dengan hadist-hadist tersebut, sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab hadist. Dan hadist-hadist tersebut dikuatkan oleh ayat firman ALLAH yang bunyinya :

''Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdi yanhum sulanaa. Wa innallaha lama'al muhsiniin''.

''Dan orang-orang yang rajin berbakti kepadaKu, sungguh Aku(ALLAH) akan menunjukkan mereka pada jalanKu(agamaku), dan bahwasanya ALLAH itu beserta orang-orang yang berbuat baik''(Al Qur'an surat AL-Ankabut ayat 69)

Menurut keterangan Imam Ibnu 'Athijjah, ayat ini diturunkan di Mekah, jadi sebelum Nabi Muhammad berhijrah s.a.w. ke Madinah dan sebelum di turunkannya ayat yang memerintahkan memerangi orang-orang musryikin dan kafirin. Oleh sebab itu ayat itu mengandung maksud bahwa untuk berperang membela agama ALLAH dan menuntut karunia-Nya, orang harus lebih dulu mulai berperang terhadap dirinya sendiri yaitu hawa-nafsunya buat berbakti kepada ALLAH.


Adapun yang disebut berjihad(berperang) terhadap dirinya sendiri itu terdiri dari empat tingkatan :

Pertama, diri supaya rajin mempelajari kebenaran atau agama yang benar, yang berpokok atau berdasar dari ALLAH dan PesuruhNya, dengan berkeyakinan bahwa dirinya tidak akan dapat bahagia baik didunia maupun di akherat jika tidak dengan mengikut kebenaran itu.

Kedua, diri supaya rajin dengan sekuat-kuatnya menjalankan kebenaran yang telah didapatnya dan dipelajarinya itu, karena kebenaran yamg telah diperolehnya itu tidak akan berguna sama sekali jika tidak dijalankan sebagaimana mestinya dan menurut kadar kekuatan dan kesanggupannya.


Ketiga, diri supaya rajin menyerukan dan menyiarkan kebenaran itu kepada orang banyak yang tidak yang belum mengetahuinya, sebab jika pengetahuan kebenaran itu tidak disiar-siarkannya, sudah tentu tidak akan berguna, lagi pula dirinya tidak akan terlepas dari siksa ALLAH, dan,


Keempat, dalam menyerukan dan menyiar-nyiarkan kebenaran itu haruslah dapat menahan berbagai-bagai rasa sakit, harus berani menderita bermacam- kepayahan dan penderitaan dan harus berani menhadapi berupa-rupa ancaman dan rintangan yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak atau belum mau menerima kebenaran itu.


Jika Keempat syarat itu belum dikerjakan, maka belumlah dapat dikatakan telah berjihad terhadap dirinya sendiri atau hawa nafsunya. Demikianlah tingkatan uraian berjihad terhadap dirinya sendiri.



0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun