Wednesday, December 28, 2011

Iman Hijrah dan Jihad : Kebijakan dan Kesempurnaan Akal Nabi Muhammad S.A.W.

Tentang kebijakkan atau kecerdasan dan kesempurnaan akal fikiran pribadi Nabi Muhammad s.a.w., tidak akan dapat diragukan lagi oleh siapa saja yang berakal fikiran sehat, sekali pun beliau itu seorang yang ummi.

Jelasnya : Barang siapa yang suka memperhatikan urusan-urusan Nabi Muhammad s.a.w., yang tidak berhubungan dengan wahyu atau kenabian beliau, dengan sepenuh perhatian yang didasarkan atas kesucian jiwa, baik yang berkenaan dengan urusan mengatur orang banyak maupun orang yang istimewa dengan kebagusan kelakuannya dan ketinggian perangainya, padahal beliau tidak kenal tulisan dan tidak pernah belajar terlebih dahulu serta tidak pernah memperoleh contoh terlebih dahulu dari orang lain, niscaya ia tidak akan ragu-ragu lagi dan mesti mengakui tentang kebijakan, kecerdasan, ketinggian dan kesempurnaan akal fikiran beliau yang tidak ada tara bandingannya


Dalam hal ini, Wahab bin Munabah, seorang yang terkenal mengerti tentang kitab-kitab agama yang terdahulu ( sebelum Al Qur'an ), pernah mengatakan dengan dengan secara jujur : ''Saya pernah membaca tujuh puluh satu kitab daripada kita-kitab Tuhan yang diturunkan kepada para utusan-Nya yang terdahulu, maka saya mendapati di dalamnya dengan jelas, bahwa Nabi Muhammad itu adalah orang yang paling sempurna akalnya dan tinggi kebijaksanaan fikirannya.''

Para orang yang memusuhi Nabi Muhammad di kala Al Qur'an diturunkan, walaupun mereka tetap memusuhi kepada beliau, namun mereka mau mengakui juga tentang kecerdasan, kebijakkan dan kesempuranaan akal beliau.

Dan dalam kenyataan memang demikian. Karena jika Nabi Muhammad itu bukan orang yang bersifat cerdik, cerdas dalam berfikir bijaksana dan sempurna akalnya, niscaya tidak akan beliau dapat memimpin dan memperbaiki keadaan bangsa Arab yang umumnya bertabiat begitu kasar, begitu keras dan bengis, sehingga menjadi bangsa atau umat yang baik dan maju dalam kebaikan yang belum pernah ada yang menyamakannya di muka bumi ini. Tentang ini telah diakui juga oleh para sarjana yang bukan dari pengikut Islam tapi berfikir jujur, dan diakui pula oleh para orang ahli ilmu agama lain yang pernah memperhatikan benar-benar akan riwayat perjalanan Nabi Muhammad.

Sebenarnya, jika Nabi Muhammad s.a.w. itu bukan seorang yang cerdik, cerdas, bijak dan sempurna akal fikirannya, tentu tidak akan di angkat ditetapkan menjadi Nabi Utusan ALLAH. Karena diantara sifat yang wajin di miliki seorang Nabi-Rasul ALLAH itu ialah sifat fathanah, yaitu cerdik, cerdas, bijak dan senpurna akal fikirannya.

Guna menimbang kecerdasan fikiran Nabi dan kesempurnaan akal beliau serta kebjiksanaannya, orang yang mengerti bahasa Arab, cukup memperhatikan perkataan-perkataan beliau yang pendek ringkas tetapi mengandung arti yang luas serta dalam, yang hingga kini masih tercatat dalam kitab-kitab hadits


Silahkan Update Post terbaru dengan menfollow blog ini atau langganan RSS.

Mohon Koreksinya di kolom komentar untuk penyempurnaan, Jika ada sahabat yang menyaln silahkan dengan judul berbeda.

1 comment:

  1. Mari kita tiru dan teladani apa-apa yang ada pada diri Nabi Muhammad, hanya dengan meniru beliaulah bangsa Indonesia ini akan bermarTabat di mata ALLAH dan dunia.

    ReplyDelete

Berkomentarlah dengan santun