Friday, December 2, 2011

Iman Hijrah dan Jihad : Jenis Peperangan dan Jumlahnya serta tertibnya

Oleh para ulama ahli tarikh Islam, telah diriwayatkan dalam kitab-kitab tarikh mereka yang besar-besar, bahwa peperangan-peperangan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad s.a.w itu ada dua macam, yaitu
1. Sariyyah,
2. Ghazwah.


Adapun yang dinamakan ''Sariyyah'' itu ialah peperangan yang dilakukan oleh pasukan balatentara Islam yaang dikirim oleh Nabi Muhammad s.a.w, jadi peperangan yang didalamnya Nabi tidak turut serta. Sariyyah ini pada masa itu terjadi sampai 35 kali.


Adapun yang disebut ''Ghazwah'' itu ialah peperangan yang dikunjungi oleh Nabi Muhammad s.a.w., baik beliau ikut berperang atau tidak, Ghazwah pada masa itu terjadi 27 kali. Dari sekian banyak Ghazwah ini, Nabi Muhammad turut berperang dan mengepalai dalam Ghazwah hanya 9 kali.


Adapun tertibnya 27 Ghazwah itu adalah sebagai berikut :
1. Waddan, 2. Bu'ats, 3. 'Usyairah, 4. Badr al-ula, 5. Badr al-kubra, 6. Bani Salim, 7. Sawiq, 8. Ghatafan, 9. Buhran, 10. Uhud, 11. Hamraul Saad, 12. Bani Nadhir, 13. Dzatur Riqa, 14. Badr al-khirah, 15. Daumatul-Jandal, 16. Khandaq, 17. Bani Quraidhah, 18. Bani Lahyan, 19. Dzu Qarad, 20. Bani Mushthaliq, 21. Hudaibiyyah, 22. Khaibar, 23. 'Umratul Qadha, 24. Fat-hu Makkah, 25. Hunain, 26. Thaif, 27. Tabuk.


Adaapun ghazwah-ghazwah yang dikepalai oleh Nabi Muhammad s.a.w., ialah ;
1. Badr al-kubra, 2. Uhud, 3. Khandaq, 4. Banu Quraidhah, 5. Banu Mushthaliq, 6. Khaibar, 7. Fat-hu Makkah, 8. Hunain, 9. Thaif.


Demikianlah menurut Imam Ibnu Hisyam di dalam kitab Sirahnya dan Imam Al Halaby di dalam kitab Sirahnya jua.


Dengan singkat kami terangkan bahwa menurut riwayat yang sesungguhnya ; Nabi serta kaum Muslimin memerangi kaum Musyrikin dan Kafirin sampai berpuluh kali itu bukaa bersifat menyerang melainkan bersifat mempertahankan. Karena ;

Pertama, kaum Musyrikin Quraisy telah lama memusuhi Islam dan kaum Muslimin dan selanjutnya hendak lebih dulu menyerang kaum Muslimin,


Kedua, kaum Yahudi di Madinah senantiasa merintangi dan mengganggu kaum Muslimin dalam mengerjakan agamanya, kemudian hendak lebih dulu mengepung dan menyerang kaum Muslimin,


Ketiga, kaum Musyrikin dari selain bangsa Quraisy lambat laun hendak pula memerangi Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslimin, menyokong/mendukung kaum Musyrikin Quraisy,


Keempat, golongan-golongan lainnya, jika nyata-nyata hendak memusuhi Islam dan menyerang kaum Muslimin, maka kaum Muslimin diperintahkan oleh ALLAH supaya melawan mereka, sehingga mereka tunduk kepada Islam dan kaum Muslimin.


Demikianlah keterangan singkat tentang sebab-sebab kaum Muslimin diperintahkan oleh Allah supaya memerangi kaum Musyrikin, Kafirin, Munafiqin dan lain sebagainya.

Sebagai pengunci uraian tersebut, dibawah ini kami kutipkan sedikit daripada pandangan Al Ustadz Muhammad Ahmad Al 'Adawy yaang dituliskan dalam salah satu kitab karangannya ''Da'watur Rasul'' yang artinya kurang lebih seperti di bawah ini :

''Demi sesungguhnya kalau engkau perhatikan benar-benar apa yang di qishahkan oleh ALLAH tentang sebab-sebab perang dalam Islam, niscaya engkau mengetahui bahwa peraang itu tidaklah disyariatkan oleh Islam karena menyukai pertumpahan darah, meruntuhkan rumah tangga atau meyatimkan anak-anak, melainkan disyariatkan dengan pengetahuan ALLAH meskipun dalam peperangan itu mendatangkan bahaya, namun disyariatkan juga karena untuk menolak yang lebih keras dan lebih besar.


''Selanjutnya beliau menulis yang artinya : Jika sekiranya ALLAH tidak membolehkan kepada manusia menolak kejahatan dengan kejahatan dan permusuhan dengan permusuhan, niscaya tidak akan tetap tegak ''haq''(kebenaran) diatas bumi ini, dan tentu tidak akan disembah Dia(ALLAH) dengan semacam dari segala macam ibadat.''


Uraian dan Pandangan beliau itu adalah sesuai dengan falsafat Ali bib Abi Thalib r.a., yang berarti :''Kembalikanlah olehmu akan batu itu dari mana ia datang ; sesungguhnya kejahatan itu tidak akan dapat ditolak, melainkan dengan kejahatan pula.''

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun