Saturday, January 14, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Nabi Muhammad S.A.W di kejar musuh

Kembali tentang keaadan kaum Musyrikin Quraisy di Mekah, maka sesudah kehilangan Nabi Muhammad s.a.w, dan sahabat Abu Bakar, mereka sibuk menyiar-nyiarkannya ke sekeliling kampung kota Mekah, dan kepada suku-suku dan qabilah-qabilah yang berdekatan. Ditiap-tiap suku dan qabilah, kepala-kepalanya dimintai pertolongan oleh mereka supaya turut mencari Muhammad dan Abu Bakar, dan apabila berhasil menemukan mereka hendaknya segera di tangkap dan dikirim ke Mekah. Dan diumumkan pula oleh mereka bahwa barang siapa dapat menangkap Muhammad sampai membawanya ke Mekah, ia akan mendapat hadiah seratus ekor unta.

Selanjutnya diriwayatkan bahwa tatkala perjalanan Nabi Muhammad s.a.w, dan sahabat Abu Bakar r.a, sampai di suatu dusun bernama Qudaidin, dekat Rabigh, tiba-tiba perjalanan mereka di ketahui oleh seorang penduduk dusun itu yang pernah mengenal wajah Nabi dan Abu Bakar. Dengan segera orang itu melapaorkan hal itu kepada kepala qabilahnya yang bernama Suraqah bin Malik Mudlij(kepala qabilah bani Mudlij), ketika itu Suraqah sedang duduk dengan di hadapi kaumnya. Maka orang yang datang itu menuturkan kepada Suraqah : ''Ya Tuanku, baru-baru ini saya melihat dari jauh ditepi laut di tempat ini dan ini tadi ada tertampak titik-titik hitam sebagai kendaraan unta, menurut dugaan saya barangkali itulah kendaraan Muhammad dan sahabatnya, yang baru tuan cari.''

Suraqah menyahut :''Ah, bukan! Itu sekali-kali bukan Muhammad dan sahabatnya, tetapi yang kamu lihat itu si fulan dan si fulan (Suraqah menyebutkan beberapa nama) yang baru saja lewat melalui disini, mereka itu hendak mencari baramg-barangnya yang hilang di tengah jalan.''

Orang yang melaporkan itu terdiam, karena tidak mengerti apa yang di kandung dalam hati Suraqah. Sesungguhnya perkataan-perkataan Suraqah itu hanya pura-pura, karena di dalam hatinya ia berkata : ''Barangkali itulah kendaraan-kendaraan Muhammad dan sahabatnya.'' Tetapi karena ia ingim sekali memperoleh hadiah seratus ekor unta itu, maka ia berpura-pura tidak mau membenarkan laporan yang diterimanya itu, dengan maksid supaya ia dapat pergi sendiri menangkap orang-orang buruan itu. Buktinya adalah kejadian-kejadian yang selanjutnya seperti tertera di bawah ini.

Tidak berapa lama kemudian Suraqah dengan cepat-cepat membibarkan orang-orang yang berhimpun di hadapannya dan cepat-cepat pula ia pulang ke rumahnya. Setibanya dirumah ia langsung berpakaian secukupnya dan bersenjata selengkapnya, lalu ia mengambil kudanya, sudah itu ia pergi berkuda dengan secepat-cepatnya mengejar perjalanan Nabu dan sahabatnya dan di dalam waktu yang sangat singkat ia telah sampai di belakang Nabi.

Waktu itu sahabat Abu Bakar selalu memalingkan mukanya ke belakang dan terasalah olehnya bahwa orang yang mengejarnya di belakang itu tidak lain dan tidak bukan adalan seorang musuh yang hendak menangkap Nabi. Akan tetapi Nabi tidak mau memalingkan mukanya ke belakang, sehingga Abu Bakar lalu berkata ''Ya Rasulullah! Ada orang mengejar kita dan sekarang kita tentu tertangkap oleh musuh.

Nabi s.a.w, bersabda :''Hai sahabatku, jangan bersusah hati, karena bahwasanya ALLAH beserta kita, bukan?''

Demikianlah percakapan seperti itu terjadi berulang-ulang.

Maka sesudah Suraqah sampai dekat di belakang perjalanan Nabi, Abu Bakar menangis sambil berkata : ''Orang itu tentu dapat menangkap kita sekarang?''

Nabi bersabda : ''Mengapa engkau menangis, hai sahabatku?''

Abu Bakar : ''Demi ALLAH, saya tidak menangisi kalau diri saya tertangkap atau terbunuh, tetapi saya menangisi diri tuan!''

Nabi : ''Oh sahabatku, ALLAH beserta kita!
Kemudian beliau berdoa kepada ALLAH :
''Allahummak finaa bimaa syi'ta''

''Ya ALLAH ! Cukupilah kami akan dia (Suraqah) sekehendak engkau.''

Seketika itu juga tergelincirlah kuda Suraqah, dan ia jatuh terpelangting ke tanah. Dan perjalanan Nabi terus berlangsung dengan tenang. Tidak berapa lama kemudian Suraqah dapat bangkit dan kudanyapun dapat di bangkitkan kembali, lalau ia berkuda lagi. Pada saat-saat itu Suraqah sudah merasa sedikit kurang enak terhadap perbuatannya, karena ia telah merasa pasti ada apa-apa, tetapi ia memaksa dirinya menaiki kudanya lagi mengejar Nabi lagi, dan setelah ia sampai lagi di dekat kendaraan beliau, dan dari dekatnya ia dapat mendengar apa yang di baca oleh beliau, dengan tiba-tiba pula tergelincirlah kudanya dengan lebih sangat dari pada yang sudah dan ia pun jatuh terpelanting ketanah lagi. Dan Nabi memeruskan perjalanan beliau dengan tenang.

Tidak berselang lama bangunlah Suraqah dari tanah, lalu membangunkan lagi kudanya yang hampir tidak dapat berdiri. Dengan memaksa diri ia menaiki kudanya lagi, lantas mengejar perjalanan Nabi lagi. Tidak lama kemudian sampailah ia di belakang beliau lagi. Sebab itu beliau berdoa lagi kepada ALLAH seperti tadi, dan seketika itu juga tergelincirlah pula kudanya dengan lebih cepat sangat dari pada yang sudah-sudah, sampai kaki kuda itu terpendam sampai kelututnya di dalam pasir, dan bersamaan dengan itu pula Suraqah pun jatuh terpelanting lagi ke tanah. Dan Nabi meneruskan perjalanan beliau dengan amannya. Beberapa saat kemudian bangunlah Suraqah dari jatuhnya, lalu membangunkan lagi kudanya, yang waktu itu hampir-hampir kaki kuda tak dapat keluar dari dalam tanah, sekonyong-konyong keluarlah pula asap. Terasa oleh Suraqah dalam jiwanya bahwa apa yang telah di perbuatnya itu adalah amat membahayakan jiwanya, dan terbit pula perasaan dalam dirinya bahwa kemenangan akan di dapat oleh Muhammad. Oleh sebab itu ia lalu mengejar Nabi lagi sambil berteriak-teriak dari belakang, memanggi-manggil nama Nabi dan meminta perlindungan dari bahaya yang amat menguatirkan itu tadi.

Tetapi Nabi dan sahabat Abu Bakar terus berjalan dengan tenang. Karena itu Suraqah terus memanggik-manggil Nabi dengan suara sekeras-kerasnya, dan meminta supaya beliau menghentikan perjalanan beliau sebentar.

Karena waktu itu hati Suraqah telah bersih dari maksud dan kehendak yang jahat, Nabi dan Abu Bakar mau menghentikan perjalanan mereka. Lalu Suraqah mendekatkan diri kepada Nabi Muhammad s.a.w, dan setelah berhadapan muka dengan beliau ia meminta beribu-ribu ma'af atas kesalahannya yang baru di perbuatnya, dan ia memohon juga agar suapaya kesalahannya itu tidak di balas oleh beliau, manakala kelak di kemudian hari beliau memperoleh kemenangan dan memegang tampuk kekuasaan di seluruh Jazirah Arab. Nabi Muhammad s.a.w, mengabulkan permintaan Suraqah itu dengan perjanjian tertulis. Waktu itu sahabat Abu Bakar membawa alat-alat tulis menulis, untuk dipergunakan mencatat wahyu-wahyu ALLAH sewaktu-waktu dalam perjalanan itu ada wahyu ALLAH yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Adapun yang diserahi menulis surat perjanjian Suraqah dengan Nabi itu ialah sahabat 'Amir bin Fuhairah.

Selanjutnya Suraqah lalu menuturkan kepada Nabi Muhammad s.a.w, tentang keaadan kaum Musyrikin Quraisy di Mekah sepeninggal beliau. Antara lain Suraqah berkata :''Bahwasanya kepala-kepala kaum Quraisy ada memaklumatkan bahwa barang siapa dapat menangkap engkau dan mengirim engkau kembali ke Mekah akan mereka beri hadiah seratus ekor unta.

Mendengar berita dari Suraqah itu Nabi s.a.w tersenyum. Lalu Suraqah ingin menyampaikan bekal-bekal dan alat-alat yang sangat berguna bagi orang berpergian jauh kepada beliau, tetapi sedikitpun beliau tidak mau menerimanya. Hanya saja beliau berpesan kepada Suraqah bahwa hendaknya ia jangan sampai menyiarkan kepergian beliau ke Madinah kepada kaum Quraisy dan lain-lainnya, dan supaya ia bersunggih-sungguh merahasiakannya. Dan Suraqah sanggup menerima pesanan tersebut.

Lebih jauh diriwayatkan bahwa sesudah Nabi memberikan surat perjanjian tersebut tadi kepada Suraqah, ia berkata : Ya Rasulullah, surat ini buat saya? Saya ini Suraqah bin Ju'sum

Lalu Nabi bersabda kepadanya : ''Hai Suraqah bahwasanya engkau suatu saat akan berpakaian dan berperhiasan gelang-gelang dan binggal-binggal emas yang biasa di pakai raja-raja Persia.
(Nubuat Nabi s.a.w, tentang diri Suraqah sebagai tersebut itu terjadi pada 24 tahun kemudian, yakni zaman Khalifah 'Umar bin Khathab r.a, yaitu ketika beliau ini dapat menaklukan kerajaan Persia, lalu beliau memanggil Suraqah ke Masjid Madinah dan setelah ia ini datang ke mesjid itu menghadap Khalifah 'Umar, dengan di hadapan orang banyak ia di suruh beliau memakai pakaian dan perhiasan bekas raja Persia, seperti mahkotanya, benggal-benggalnya dan sebagainya)

1 comment:

Berkomentarlah dengan santun