Friday, February 10, 2012

Iman Hijrah dan Jihad : Nabi Muhammad s.a.w. tinggal di rumah sahabat Abu Ayyub r.a.

Selanjutnta Nabi Muhammad s.a.w. pada waktu itu bertempat-tinggal di rumah sahabat Abu Ayyub r.a. Mula-mula Nabi berdiam di bagian bawah dari rumah itu, sedang Abu Ayyub berdiam di bagian atas. Beberapa hari kemudian, oleh Abu Ayyub Nabi Di minta supaya suka berdiam di bagian atas, dan ia bersama keluarganya akan berdiam di bagian bawah. Tetepi waktu itu beliau tidak suka berdiam di bagian atas. Maka oleh beliau Abu Ayyub di persilahkan berdiam di bagian atas. Oleh sebab itu Abu Ayyub masih juga menaruh kekuatiran, karena mengingat akan kesopanan, kalau-kalau pada suatu ketika dengan tidak sengaja tempat Nabi kejatuhan (ketitikan air dari atas), Sehingga waktu itu Abu Ayyub tidak berani menaruh air di sebelah atas, karena di kuatirkan manakala di sebabkan oleh beberapa hal air dapat menetes atau mengalir ke bawah. Oleh sebab itu tidak henti-hentinya Abu Ayyub meminta kepada Nabi Muhammad supaya beliau suka pindah ke atas, dan Ab Ayyub pindah kebagian sebelah bawah.

Pada masa itu oleh Abu Ayyub, Sa'ad bin 'Ubadah' As'ad bin Zurarah dan lain-lainnya di kirim makanan-makanan sehari-harinya untuk Nabi Muhammad s.a.w. dengan secukup-cukupnya. Sahabat Abu Ayyub dan isterinya sesudah itu masak makanan sehari-harinya, tiap pagi dan petang, adalah lebih dulu menyajikan kepada Nabi, adapun yang selebihnya di ambil dan di makannya bersama keluarganya. Demikianlah budi pekerti Abu Ayyub dan keluarganya kepada diri Nabi Muhammad s.a.w.

Diriwayatkan bahwa suatu hari Ummu Ayyub memasak makanan yang bercampur bawang. Maka setelah makanan itu selesai di masaknya, sebagaimana biasa sebelum di makan oleh keluarganya di sajikan terlebih dahulu kepada Nabi. Oleh karena makanan itu berbau bawang maka tidak di makan oleh beliau. Ketika datang saatnya Abu Ayyub hendak mengambil kelebihan makanan itu, dengan terperanjat ia melihat bahwa pada makanan itu tidaklah namapk tanda-tanda atau bekas-bekas telah di makan oleh Nabi Muhammad sekalipun sedikit. Abu Ayyub lalu bertanya : ''Ya Rasulullah! Mengapa pada makanan tidak ada bekas dari tangan tuan? Padahal biasanya kita makan itu ialah makanan yang sudah berbekas tangan tuan.''

Nabi bersabda :
''Inna wajadtu fiihi riiha hadzihisysyajarat, wa anaa rujulun unaaji wa amma antum fakuluuh.''
''Bahwasanya saya mendapat di dalamnya bau pohon bawang padahal saya seorang yang memuja kepada ALLAH, adapun kamu semua, makanlah dia bawang olehmu.''

Riwayat tersebut itu juga termaktub dalam kitab shahih Bukhary dan lain-lainnya.

Makanan itu lalu di ambil dan di makan oleh Abu Ayyub sekeluarga, dan sejak itu Ummu Ayyub tidak pernah lagi untuk Nabi memasaka makanan yang bercampur bawang, baik dari bawang merah ataupun bawang putih.

1 comment:

Berkomentarlah dengan santun