Wednesday, March 14, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Taktik Yahudi untuk memecah persatuan Kaum Muslimin



Kejahatan Yahudi : Taktik Yahudi untuk memecah persatuan Kaum Muslimin

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com - Selanjutnya di kala itu para ketua dan para pemimpin kaum Yahudi siang dan malam kerapkali mengadakan pemufakatan dan permusyawaratan di antara seorang dengan seorang yang lain. Dalam permusyawaratan itu tidak ada lain yang di bicarakan melainkan hal-hal dan cara-cara hendak merintangi berkembangnya dakwah Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam dan tipu daya hendak menghancurbinasakan kepemimpinan beliau, dengan jalan antara lain merenggangkan persatuan dan kesatuan kaum Muslimin (Kaum Aus dan Kaum Khazraj).

Diriwayatkan, bahwa pada suatu hari seorang Yahudi yaitu Syas bin Qais namanya (seorang ketua Yahudi yang sudah lanjut umurnya yang amat keras memusuhi Nabi Muhammad Sallallaahu'Alayhi wa Sallam)' sengaja berlalu di tempat-tempat berkumpulnya kaum Muslimin dari Aus dan Khazraj. Karena dia mengerti bahwa dengan persatuan dan kesatuan kaum Aus dan kaum Khazraj yang sudah kelihatan sangat erat itu, semakin susahlah bagi kaum Yahudi untuk melakukan perlawanan agama terhadap kaum Muslimin ataupun untuk menghambat kemajuan Islam yang kian hari bertambah pesat itu.


Dia berkata kepada kawan-kawannya :''Orang-orang bani Qailah (yang dimaksudkan kaum Al Aus dan Kaum Al Khazraj) telah bersatu di dalam negeri ini. Demi ALLAH, kita tidak akan mungkin berdiam lama lagi beserta mereka, apabila golongan mereka itu telah memenuhi kota ini.''


Setelah itu lalu di perintahkannya seorang pemuda Yahudi yang ada beserta dia ke tempat di mana kaum Muslimin berkumpul, lalu pemuda itu berdaya upaya memperoleh kesempatan waktu untuk menceriterakan peristiwa peperangan Bu'ats yang pernah terjadi pada masa lampau antara bangsa Arab Aus dan bangsa Arab Khazraj serta menyebut-nyebut (membacakan syair-syair) yang pernah di hambur-hamburkan oleh masing-masing fihak kepada yang lain (Menurut riwayat : bahwa peperangan Bu'ats itu terjadi pada masa belum selang lama dari kedatangan dakwah Islamiyyah ke Madinah ; di kala peperangan Bu'ats itu kaum Al Aus yang mendapat kekalahan dan kaum Al Khazraj mendapat kemenangan).


Tatkala pemuda tadi telah melakukan perbuatan yang mengandung arti peristiwa yang sudah atau mengobarkan semangat api permusuhan antara dua golongan yang sudah hidup rukun itu, maka seketika itu pula berkobarlah semangat api permusuhan itu di antara ke dua golongan, karena teringatlah oleh mereka masing-masing segala yang pernah terjadi diantara mereka di masa yang lampau. Maklumlah sebagai manusia bangsa Arab, apabila di ingatkan kembali dan di sebut-sebut sejarah peperangannya yang telah lampau, maka biasanya bangunlah dan hiduplah kembali semangat lama itu di dalam hati sanubari mereka.


Orang-orang Al Aus dan Al Khazraj yang sama-sam hadir berkumpul di tempat mereka berkumpul tadi karena mendengar riwayat peperangan mereka itu di masa yang lampau, di tambah pula dari kepandaian dan kelicinan pemuda Yahudi dalam menceriterakan riwayat itu, maka seketika itu hiduplah kembali semangat jahiliyah kaum Khazraj; dan seketika itu juga terjadilah perbantahan di antara kedua fihak.


Pada mulanya terjadilah pertengkaran mulut di antara ke dua belah fihak, karena masing-masing mempertahankan riwayat yang sebenarnya. Akan tetapi lantaran udara dan suasana mereka itu semakin panas, dan kepandaian pemuda Yahudi tadi dapat menyebabkan semangat Jahiliyah berkobar lebih besar lagi, maka berpindahlah pertengkaran mulut mereka itu kepada perbantahan yang bersifat panas-panasan. Dalam pada itu lalu terjadilah apa-apa yang sebenarnya tidak diinginkan oleh merek masingKmasing.


Dua orang dari Aus dan Khazraj, yaitu Ais bin Qaidly dari fihak Aus dan Shakhar bin Jabbar dari fihak Khazraj, sudah sama-sama kilaf dan gelap ingatan, lantaran dari kemarahan mereka yang sudah memuncak, lalu meloncotlah mengendarai kendaraannya masing-masing, lalu berkatalah salah seorang di antara ke dua orang itu kepada kawannya dengan suara yang keras : ''Demi ALLAH, jika kamu berkehendak, marilah kita hidupkan kembali peperangan itu dengan hebatnya.'' Kemudian dari kedua belah fihak berteriak dengan megah : ''Marilah kita lakukan ! Marilah kita lakukan ! Perjanjian kamu di Adl-Dlahirah ! Senjata ! Senjata !'' (kata ''Dlahirah'' itu menurut lughat artinya ''tanah yang berbatu hitam '', dan yang dikehendaki dengan kata itu ialah tempat di luar kota Madinah. Diriwayatkan Ibnu Hisyam dalam Sierahnya)


Kemudian mereka masing keluarlah dan berangkatlah mereka ke tempat yang telah di janjikan, yaitu Adl-Dlahirah, dan masingKmasing sudah dengan persiapan membawa senjata. Tetapi tidak semuanya dari kedua fihak tadi berangkat ke tempat yang di tuju, hanya sebagian dari mereka saja. Dan ketika itu kelihatanlah, bahwa orang-orang dari Al Aus menyebelah ke fihak Al Aus, dan orang-orang Al Khazraj menyebelah ke fihal Al Khazraj. Dan masing-masing golongan sudah tidak berbeda dengan yang pernah terjadi di zaman jahiliyah mereka.


Peristiwa yang sedemikian itu seketika itu terdengarlah beritanya oleh Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam, dan seketika itu juga Nabi keluar bersama sebagian para sahabat Muhajirin terus menuju ke tempat mereka berkumpul dan hendak bertempur. Setiba Nabi Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam ke tempat itu, dengan segera beliau bersabda :


Yaa ma'syaral muslimiin ! ALLAH ! ALLAH ! Abida'wal jaahilyah wa ana baina adlhurkum ba'da anhada kumullah lil islami wa akramakum bihi waqatha'a 'ankum amral jaahiliyah wastanqadakum bihi minal kufra wallafa bihi baina quluu bikum ?

''Wahai kaum Muslimin ! ALLAH ! ALLAH ! Apakah kamu menyerukan kembali ke masa jahiliyah, sedang saya masih di hadapan kamu, setelah ALLAH memberi petunjuk kepadamu mengikut kepada ISLAM, dan setelah ALLAH memuliakanmu dengan agama itu, dan IA telah memutuskan dari kamu urusan-urusan jahiliyah, dan IA telah menyelamatkan kamu dari kekafiran, dan IA telah mempersatukan dan menjinakkan hati hati kamu dengan agma itu?''


Setelah mereka mendengar sabda Nabi Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam yang sesingkat itu, teringatlah dan insyaflah mereka masing-masing, bahwa mereka itu rupanya telah terkena pengaruh syaithan dan telah masuk ke dalam perangkap musuh-musuh mereka (kaum Yahudi). Seketika itu juga mereka pun melepaskan senjata-senjatanya, dan berpeluk-peluklah sebagaian mereka dengan sebagiannya, kaum Aus memeluk kaum Khazraj, dan sebaliknya kaum Khazraj memeluk kaum Aus. Kemudian mereka kembali bersama-sama Nabi Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam dengan hati yang penuh ketenangan dan dengan perasaan yang penuh kegembiraan, sambil mendengarkan perintah-perintah Nabi Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam. Demikianlah dengan perkataan yang singkat yang di keluarkan oleh Nabi Muhammad Sallallaahu 'Alayhi wa Sallam, maka api fitnah yang di kobar-kobarkan oleh Sya bin Qais, seorang ketua Yahudi yang sudah tua bangka itu dengan idzin ALLAH telah dapat di padamkan dan di musnahkan dengan segera. Dan dengan demikian, maka tipu daya kaum Yahudi yang hendak memecah belah persatuan dan kesatuan kaum Muslimin di kala itu telah kandas, tidak berhasil.

Sumber Al Qur'an Terjemahan Bahasa Indonesia,

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun