Tuesday, April 17, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Kejadian Hebat dan Penting : Peringatan ALLAH kepada kaum Muslimin

bismilah2.gif




Sebagaimana di atas telah diriwayatkan, bahwa kaum muslimin beserta Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sudah lebih dari 16 bulan lamanya apabila mengerjakan shalat menghadap ke arah Baitul-Maqdis, yang terkenal kiblat kaum Yahudi dalam mengerjakan shalat, tetapi selama itu golongan kaum Yahudi tidak ada perhatian sedikitpun juga kepada agama Islam. Jangkan perhatian kepada Islam, sedangkan menampakkan persetujuannya saja tidak.


Kemudian tatkala peralihan kiblat shalat di kerjakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beserta kaum Muslimin, yaitu menghadap kearah Baitullah di Mekah, maka perhatian qiblat itu membawa perubahan besar bagi kaum Yahudi, dan menimbulkan fitnah besar dari mereka kepada kaum Muslimin.


Dan telah tercatat dalam sejarah bahwa sebelum pribadi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin berhijrah ke Madinah, keadaan kota Madinah baik di dalam maupun di sekelilingnya, segala kepentingan penduduknya dapatlah dikatakan terserah kepada kaum Yahudi dan ditangan kekuasaan mereka. Bukan saja yang mengenai urusan agama yang mereka pertahankan dengan sungguh-sungguh, tetapi yang mengenai urusan penghidupan dan sebagainyapun telah dibawah genggaman mereka pula.


Bangsa Arab pada umumnya terutama yang dikota Madinah dikala itu sangat menaruh penghargaan tinggi kepada mereka, karena mereka itu terkenal sebagai segolongan umat yang mempunyai kitab agama dan suatu kaum yang terkemuka diantara kaum-kaum atau bangsa-bangsa yang ada di dunia pada masa itu. Oleh sebab itu maka, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kaum Muslimin berpendapat dan berpendirian, bahwa sepatutnya kaum Yahudilah yang mula-mula menyambut dan mempercayai agama Islam. Karena mereka itulah segolongan umat yang paling hampir kepada Islam, disebabkan mereka itu terdiri daripada golongan yang mempunyai peraturan, mempunyai pengetahuan dan kecerdasan dan mempunyai kepercayaan yang beradal dari ALLAH.


Dengan berdasarkan inilah pada mulanya kaum Muslimin menyangka dan mengharap kepada kaum Yahudi supaya suka menerima Islam, suka menjadi tulang punggung kaum Muslimin dan menjadi kawan yang sehilir semudik untuk mengembangkan agama Islam di tanah negeri yang penuh dengan berhala-berhala dan patung-patung dan adat istiadat jelek yang biasa dilakukan oleh segenap penduduknya. Dan dengan berdasarkan inilah terbit pengharapan dalam hati sanubari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta kaum Muslimin : alangkah baiknya jika sekiranya kaum Yahudi mau memasukkan diri mereka ke dalam Islam; istimewa pula kedatangan Islam kepada mereka itu bukan berarti akan memberati beban mereka atau akan menyempitkan penghidupan mereka. Tetapi sebaliknya, kedatangan Islam membawa syariat yang hampir bersesuaian dengan syariat yang ada pada mereka. Bahkan Islam banyak memberikan kelapangan dan keleluasaan, terutama dalam soal-soal yang berkenaan dengan kepentingan mereka sehari-hari.


Sepanjang tabiat manusia, manakala ada jalan untuk menaruh pengharapan yang diinginkan, maka terbukalah pintu perhubungan untuk bergaul dan berteman dengan rapat. Kaum Muslimin yang baru saja menginjakkan kakinya di kota Madinah, sudah barang tentu mereka amat tertarik dengan kaum Yahudi yang cerdik, licin dan pandai mempergunakan kesempatan untuk bergaul dengan eratnya. Dan sudah menjadi adat kebiasaan bagi kaum Muslimin tidak suka main sembunyi-sembunyi dalam segala hal urusan, suka berterus terang dan berpendirian lurus dalam pergaulan, tidak suka menaruh curiga dan syak wasangka kepada seseorangpun yang sudah dipergaulinya. Apalagi mengingat, bahwa kaum Yahudi dikala itu sudah mengadakan perjanjian persahabatan dengan kaum Muslimin maka tetaplah mereka berlaku jujur terhadap kaum Yahudi.


Berhubung dengan itu, sebagaimana tersebut dalam kitab-kitab tarikh dan kitab-kitab tafsir, maka diantara kaum Muslimin di kala itu yang baru saja bertempat tinggal di Madinah ada yang terus bergaul dengan kaum Yahudi dengan akrab dan berhubungan erat, hingga dari karenanya ada yang sampai mengeluarkan isi hatinya, ada yang menanyakan ini dan itu, adan ada pula yang kadang-kadang membukakan rahasia-rahasia yang berkenaan dengan Islam.


Maklumlah kaum Yahudi pada umumnya memang pandai dan licin menarik perhatian dan memancing atau mencuri hati orang yang dipergaulinya, dengan tujuan akan melaksanakan cita-cita dan harapan mereka yang akan membahayakan bagi Islam dan kaum Muslimin. Mereka tidak segan-segan memutar lidah dan mengatakan hal-hal yang kiranya dapat memancing atau mencuri hati kaum Muslimin, karena yang menjadi pokok tujuan mereka hanya hendak menghancurkan membinasakan kaum Muslimin dan memadamkan cahaya Islam yang mulai memancarkan sinarnya di tengah-tengah masyarakat mereka.


Keadaan dan kelakuan kaum Muslimin yang jujur serta tidak ada kecurigaan sedikitpun juga kepada kaum Yahudi sebagai yang tersebut itu jika dibiarkan begitu saja, amatlah berbahaya sekali bagi Islam dan kaum Muslimin sendiri; maka perlulah pergaulan dan perhubungan mereka dengan kaum Yahudi yang sangat membahayakan itu diputuskan dengan cara yang mendatangkan keinsyafan bagi mereka, betapa besar akibat dan bahaya pergaulan mereka dengan kaum Yahudi itu. Berhubung dengan itu, maka dikala itu ALLAH menurunkan wahyuNya kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang berbunyi :

a075.png


sp1.gifDengarkan


afata th ma'uuna an yu/minuu lakum waqad k aa nafariiqun minhum yasma'uuna kal aa ma al l aa hi tsumma yu h arrifuunahu min ba'di m aa 'aqaluuhu wahum ya'lamuun a


75. Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?[65].


Keterangan Ayat :

[65] Yang dimaksud ialah nenek-moyang mereka yang menyimpan Taurat, lalu Taurat itu dirobah-robah mereka; di antaranya sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang tersebut dalam Taurat itu.
[color]


Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 75


Ayat ini dengan tegas memberikan peringatan kepada kaum Muslimin, yang seolah-olah IA menegur dengan keras; Apakah gunanya kaum Muslimin mengharap-harap selalu kepada kaum Yahudi, bahwa mereka itu supaya beriman dan mengikut agama Islam? Harapan kaum Muslimin yang sedemikian itu tidaklah akan ada gunanya sedikitpun. Karena segolongan daripada mereka, yaitu nenek moyang mereka dahulu, mendengar dan mengerti ayat-ayat ALLAH, kemudian mereka merobah-robah firman itu sesudah diakal-akali dan difikirkan terlebih dahulu menurut sekehendak mereka, padahal mereka itu mengetahui tentang perbuatan yang jelek itu. Kalau nenek moyang mereka sudah berbuat curang yang sedemikian curangnya, maka apalagi anak cucu mereka, tentu lebih jelek dan lebih jahat lagi, bukan? Oleh sebab itu, maka kaum Muslimin lebih baik dan lebih utama tidak usah mengharap-harapkan lagi akan keimanan mereka terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan agama Islam.


Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia bersumber dari :

alquran_indonesia.png


Baca juga post sebelumnya :


[color=green]Jika Anda Sebarkan Content ini di Facebook, Twitter, forum maupun Blog, Insya ALLAH amal jariah untuk Anda.

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun