Monday, April 30, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Perang Badar Al Kubra : Kekacauan Tentara Quraisy di tengah Jalan


Lebih jauh diriwayatkan : Bahwa di dalam perjalanan keadaan tentara Quraisy telah timbul kekacauan yang hebat, kekacauan itu dengan singkat riwayatnya sebagai berikut :


Bermula setelah angkatan perdagangan Quraisy yang dikepalai oleh Abu Sufyan telah dapat melepaskan diri pada kejaran tentara kaum Muslimin, maka ketika sampai di dusun Juhfah, lalu Abu Sufyan menyuruh seseorang supaya menyusul tentara Quraisy dan disuruh mengkabarkan kepada kepala-kepala tentara Quraisy, bahwa Abu Sufyan meminta supaya tentara Quraisy kembali saja, jangan sampai meneruskan perjalanannya, karena barang apa yang dijaganya telah dapat terlepas dari bahaya yang dikuatirkan. Tetapi permintaan Abu Sufyan yang seperti itu ditolak dengan kekerasan dan kesombongan oleh kepala pasukan tentara Quraisy, ialah Abu Jahal bin Hisyam sebagaiamana di atas telah kami riwayatkan.


Abu Sufyan telah menerima kabar penolakan Abu Jahal yang begitu sombong lagi congkak, lalu berkata :''Inilah orang yang melewati batas. Orang semacam itu, tentulah akan malang dan jatuh pada akhirnya.''. Demikian pendapat Abu Sufyan.


Kemudian daripada itu, perjalanan tentara Quraisy belum berapa jauh lagi, terjadi keonaran yang ramai.


Juhaim bin As Shalt, demikianlah nama seorang dari Bani Muthalib yang ikut menjadi tentara Quraisy, waktu tentara Quraisy masih berada di Juhfah. Maka ketika itu dengan sekonyong-konyong tertidurlah ia, dan tidak antara lama bangunlah ia dari tidurnya dengan terkejut, lalu berkata kepada kawannya : ''Saya baru bermimpi sebagaimana impian orang tidur. Saya sedang di antara tidur dan jaga, dalam mimpi itu saya dapat melihat seorang laki-laki yang berkendaraan kuda dan dia membawa seekor unta, lalu ia berhenti di muka saya. Apakah kamu melihat seperti apa yang telah saya lihat tadi ?''


Salah seorang teman Juhaim menjawab : ''Tidak.''


Juhaim lalu berkata dengan perlahan-lahan : ''Abu Jahal akan mati terbunuh, Utbah akan mati terbunuh, Syaibah akan mati terbunuh, Zam'ah akan mati terbunuh, dan ...... Fulan itu akan mati terbunuh, dan ...... Demikian seterusnya, mengatakan satu persatu kepala-kepala dan pemimpin-pemimpin Quraisy yang akan terbunuh.''


Kemudian ia mengatakan pula satu persatu orang dari tentara Quraisy yang akan tertawan, diantara lain yang dikatakan : ''Suhail bin Amr akan tertawan, Aqil Abi Thalib akan tertawan, Sa'id bin Ubaid akan tertawan.'' dan begitu seterusnya.


''Lalu orang tadi memukul untanya ke arah tengkuk lehernya sehingga mengeluarkan darah yang tidak sedikit, dan untanya lalu dilepaskan dari tangannya, dan dari sebab itu lalu berlari kesana kemari di tengah-tengah kepungan tentara Quraisy. Darah tadi mengenai kemah-kemah tentara Quraisy, sehingga tidak ada suatu kemah-kemah tentara Quraisy yang tidak terkena oleh darah.''


Kawan-kawan Juhaim yang mendengar perkataan Juhaim yang semacam itu lalu menyahut : ''Ah, itu omomg kosong. Semuanya itu pasti mimpi dari godaan syaitan semata-mata, lain tidak.''


Pendek kata waktu itu banyaklah kawan-kawan tentara Quraisy yang sangat mencela akan perkataan Juhaim tadi. Dan dari mulut satu ke mulut yang lain lalu sebentar saja apa yang dikatakan oleh Juhaim itu terdengar oleh Abu Jahal, Utbah dan lain-lainnya.


Abu Jahal setelah mendengar perkataan Juhaim seperti diatas tadi, lalu segera datang menemui Juhaim seraya berkata : ''Hai Juhaim, saya dengar katanya kamu mendatangkan kabar dusta kepada banyak orang. Hm.. Kamu akan tahu sendiri nanti, siapa yang akan mati terbunuh ? Siapa yang akan kucar-kacir ? Dan nanti pasti kamu akan melihat sendiri, siapa yang terbunuh, saya ataukah Muhammad.''


Selanjutnya Abu Jahal berkata kepada orang banyak : ''Ini Nabi baru ! Inilah Nabi lagi keluaran dari bani Muththalib.'' Demikianlah perkataan Abu Jahal dengan kesombongannya. Maka seketika itu dari sebab pengaruh Abu Jahal, pada waktu itu juga sebagian banyak dari tentara Quraisy lalu timbul kebenciannya kepada Juhaim bin As Shalt.


Kemudian daripada itu ketika itu timbul pula suatu kejadian yang hebat di tengah perjalanan tentara Quraisy.


Diantara tentara Quraisy pada waktu itu ada segolongan pasukan yang orang-orangnya terdiri dari kaum Bani Zuhrah yang dikepalai oleh seorang yang bernama Akhnas bin Syraiq, banyaknya 100 orang tentara.


Ketika itu Akhnas berperasaan, bahwa jika kita mengikut kemauan Abu Jahal, kita akan mendapati kerugian yang tidak sedikit. Ah, sekarang buat apa kita mengikut kemauan orang sombong ! Maka dari itu Akhnas mengumpulkan tentara dari kaumnya disuatu tempat yang kurang lebih 100 orang, lalu Akhnas berkata : '' Hai Bani Zuhrah ! Kini, oleh karena Tuhan telah menyelamatkan harta benda kita dan pemuka kita dari kejaran Muhammad, angkatan perdagangan kita yang dipimpin oleh Abu Sufyan telah sampai di Mekah, padahal keluar kita dari Mekah ini sengaja hendak menjaga keamanan angkatan perdagangan kita dan memelihara diri Makhramah bin Naufal. Tetapi dari sebab sekarang telah selamat semuanya, maka lebih baik kita kembali (pulang) saja, sebab sudah tidak berguna lagi bagi kita meneruskan perjalanan ini, dan akan sia-sia jika kita sampai bertempur dengan Muhammad.''


Akhnas memang seorang pemimpin dari Bani Zuhrah, maka sudah barang tentu semua perkataannya diikuti oleh kaumnya. Abu Jahal setelah mendengar hasutan Akhnas kepada kaumnya tadi, lalu marah-marah dan murka kepada Akhnas. Lalu antara lain Abu Jahal berkata kepadanya : ''Mengapa kamu berani berkata kalau sampai kejadian bertempur dengan Muhammad, kamu anggap sia-sia?''


Akhnas menjawab : ''Ya, sudah barang tentu, kita masing-masing keluar dari Mekah ini tidak untuk bertempur dengan Muhammad dan kaumnya, bukan ? Tetapi hendak menjaga angkatan perdagangan kita, maka dari itu apa gunanya kita bertempur dengan Muhammad !''


Abu Jahal berkata : ''Meskipun begitu, apakah kamu tidak mengerti, bahwa Muhammad itu seorang pendusta besar, penyesat kepada orang banyak dan penipu yang licin ?''


Akhnas berkata : ''Saya mengerti. Tetapi pengertian saya tidak seperti pengertian kamu. Saya mengerti bahwa Muhammad itu seorang yang terpercaya. Dia dari sejak kecil sudah terkenal dengan nama ''Al Amin'' bukan ''Al Khain, bukan !''


Kemudian Abu Jahal dan Akhnas bertengkar mulut, dan makin lama makin ramai, lalu Akhnas mengundurkan diri. Dan akhirnya si Akhnas lalu menarik diri dari barisan Quraisy bersama kaumnya, kemudian terus berjalan kembali ke Mekah. Jadi dalam peperangan di Badar, tidak ada seorangpun dari Bani Zuhrah yang ikut serta berperang.


Demikian riwayat singkat kekacauan tentara Quraisy di tengah perjalanan ketika hendak berperang di Badar. Timbulnya kekacauan-kekacauan tadi sudah menjadi tanda-tanda akan jatuhnya dan kalahnya tentara Quraisy ketika hendak bertempur dengan tentara Islam.


Artikel Post terkait :

Perang Badar Al-Kubra : Awal Mula kejadian perang di Badar

Perang Badar Al-Kubra : Angkatan Perang Tentara Kaum Musyrikin

Perang Badar Al-Kubra : Keberangkatan Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam menuju ke Badar.


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun