Thursday, April 12, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Kejadian Hebat dan Penting : Peringatan ALLAH kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Fat1hah.gif




Menurut riwayat sebagaimana yang diriwayatkan oleh kebanyakan para ulama ahli tafsir, bahwa sebagian besar yang selalu menyebarkan fitnah kepada Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam itu ialah para ahli kitab yang ada di negeri Hijaz. Terutama yang berdiam dikota Madinah dan sekelilingnya. Karena jika tidak demikian, tentulah fitnah itu tidak sampai begitu luas tersebar dan tersiarnya. Kalau hanya dari kaum Musyrikin saja tentang fitnah yang berkenaan dengan peralihan qiblat atau lainnya, niscaya sedikit sekali orang yang mau mendengarkannya dan yang menerimanya.


Para ahli kitab (Yahudi) dikala itu sudah terkenal dalam urusan ilmu pengetahuan adalah melebihi dari pada bangsa (kaum) lainnya. Golongan orang yang terkenal sedemikian itu sudah barang tentu didengar dan diterima segala perkataannya, oleh orang banyak, walaupun mereka memperkatakan hal-hal atau urusan yang tidak benar, apalagi mereka (kaum Yahudi) itu terkenal pula sebagai golongan ahli agama.


Para pendeta dan para pemuka agama Yahudi, sebagaimana diatas telah diriwayatkan, senantiasa mencela, mencerca dan memperolok-olokkan Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam dan agama yang dibawanya, dengan macam-macam celaan dan cercaan. Dalam pada itu mereka mengemukakan alasan-alasan yang dikatakan kepada orang banyak, bahwa perkataan-perkataan mereka itu diambilkan dari kitab yang ada pada mereka; padahal - dalam hakikatnya - bukan dari kitab mereka, hanya mereka bermaksud mengelabuhi orang banyak, agar dipercaya segala usung fitnah yang dikatakannya.


Untuk membasmi segala usung fitnah yang disiarkan oleh mereka, terutama yang berkenaan dengan dengan urusan peralihan qiblat, maka oleh ALLAH dikala itu dengan tegas dinyatakan kedustaan mereka dengan ayat firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam yaitu yag berbunyi :


a144.png


sp1.gifDengarkan


''qad nar aa taqalluba wajhika fii al ssam aa -i falanuwalliyannaka qiblatan tar daa h aa fawalli wajhaka sya th ra a lmasjidi a l h ar aa mi wa h aytsu m aa kuntum fawalluu wujuuhakum sya th rahu wa-inna al la dz iina uutuu a lkit aa ba laya'lamuuna annahu a l h aqqu min rabbihim wam aa al l aa hu bigh aa filin'amm aa ya'maluun a.''


144. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit [96], maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.


Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 144


Tegasnya : Bahwa segala sesuatu yang dikatakan oleh para ahli kitab itu sebenarnya berlainan atau berbeda dengan apa yang telah dipercayai oleh mereka sendiri. Karena sesungguhnya mereka itu sudah mengerti tentang kebenaran Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam, dan juga sudah mengetahui tentang urusan qiblat itu, bahwa semuanya itu dari wahyu ALLAH yang di turunkan kepada Nabi-Nya (Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam).


Pribadi Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam dikala itu, sebagai seorang manusia oleh karena senantiasa mendengar dan menerima berita-berita usung fitnah dari pendeta-pendeta Yahudi, maka beliau mengharapkan bahwa mereka itu hendaknya mempercayai (mengimankan) agama yang dibawa olehnya. Pengharapan beliau yang sedemikian itu tidak sebagaimana pengharapan beliau kepada orang-orang musyrik. Dengan demikian, maka timbullah kerusuhan atau kesedihan hati beliau, karena dari banyaknya syubhat-syubhat yang dibikin dan didatangkan oleh oleh golongan ahli kitab terhadap agama Islam dan diri pribadi Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam.


Sekalipun para ahli kitab itu sebenarnya sudah tidak akan samar-samar lagi terhadap kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi wa Sallam. Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh wahyu ALLAH yang tertera tadi, namun pribadi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tetap berharap agar mereka itu mempercayai kepada beliau dan agama yang dibawa olehnya. Oleh sebab itu, maka sebagai kelanjutan ayat yang tertera di atas tadi, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dikala itu, ialah ayat yang mengandung peringatan kepada beliau, yang berbunyi :


a145.png


sp1.gifDengarkan


''wala-in atayta al la dz iina uutuu a lkit aa ba bikulli aa yatin m aa tabi'uu qiblataka wam aa anta bit aa bi'in qiblatahum wam aa ba' dh uhum bit aa bi'in qiblata ba' dh in wala-ini ittaba'ta ahw aa -ahum min ba'di m aa j aa -aka mina a l'ilmi innaka i dz an lamina al zhzhaa limiin a.''


145. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), merekatidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.


Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 145


Sudah berbudi yang sedemikian jeleknya dan sudah berkepala batu, sehingga berkelakuan pembantah dan penyangkal keterangan yang benar sudah mendarah dan mendaging dalam hati mereka, maka wahyu Al Qur'an yang sedemikian jelasnya itu sudah tidak akan dapat berpengaruh kepada mereka. Dengan demikian, maka jika sekiranya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mendatangkan atau menunjukkan beberepa keterangan kepada mereka, tidaklah mereka akan mau mengikut qiblat beliau, dan beliaupun tidak akan mengikut kepada qiblat mereka; dan sebenarnya di antara golongan ahli kitab sendiri (Yahudi dan Nasrani) sudah juga terjadi perselisihan tentang urusan qiblat, kaum Yahudi mempunyai qiblat sendiri, dan kaum Nasrani mempunyai qiblat sendiri. Dengan demikian, maka sebagian mereka tidak akan mengikut qiblat sebagian yang lain.


Berhubung dengan itu, maka Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diberi peringatan oleh ALLAH, yang berarti : Demi jika engkau (Muhammad) mengikut kemauan atau keinginan mereka sesudah datang kepada engkau ilmu pengetahuan maka sesungguhnya engkau seketika itu masuk daripada golongan orang-orang yang menganiaya diri sendiri.


Demikianlah di antara peringatan ALLAH kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dikala itu. Dan menurut riwayat, bahwa sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menerima peringatan yang tertera diatas itu, pernah juga diberi peringatan yang serupa. Karena beliau dikala itu merasa kesal dan pedih hati melihat dan merasakan orang-orang ahli kitab yang diharap-harapkan supaya mengikut Islam dan mempercayai agama beliau sudah memalingkan muka dari beliau. Adapun riwayatnya dengan singkat demikian :


Kaum Yahudi dikota Madinah dan sekelilingnya pada mulanya memang penuh harapan kepada Nabi dan kaum Muslimin akan dijadikan alat untuk menghantam agama Nasrani yang sudah mulai berkembang disekitar jazirah Arab. Dengan demikian mereka suka berdamai dan berlunak-lunak terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: sebaliknya kaum Nasrani berusaha dan mencari jalan sedemikian pula, dengan tujuan akan memperkuda terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin. Maka kaum Nasrani dari Najran mengirimkan utusan sebesar 60 orang dengan menyampaikan hadiah kepada Nabi dikala itu sebagai yang kami riwayatkan sebelumnya, karena ada pengharapan dan tujuan tertentu. Kedatangan mereka ke Madinah di waktu Nabi berselisih dengan kaum Yahudi tentang berbagai soal, terutama tentang soal peralihan qiblat di palingkan ke Mekah. Agar perslisihan itu bertambah ramai dan semakin menjadi-jadi, maka datanglah mereka kepada Nabi. Dalam pada itu, mereka mempergunakan kesempatan yang luas itu untuk mengembangkan agama Nasrani ke seluruh negeri Yaman dan Syam. Karena kalau keadaan kaum Yahudi tidak dalam kesulitan dan keributan, sudah barang tentu mereka tidak akan leluasa untuk mengembangkan agamanya.


Berhubung dengan itu, maka kekesalan dan kepedihan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai tersebut tadi, oleh ALLAH beliau diperingatkan dengan firman-Nya yang diturunkan di kala itu, yang berbunyi :


a120.png


sp1.gifDengarkan


''walan tar daa 'anka a lyahuudu wal aa al nna shaa r aa h att aa tattabi'a millatahum qul inna hud aa al l aa hi huwa a lhud aa wala-ini ittaba'ta ahw aa -ahum ba'da al la dz ii j aa -aka mina a l'ilmi m aa laka mina al l aa hi min waliyyin wal aa na sh iir in''


120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.


Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 120


Ayat ini dengan tegas dan menjelaskan, bahwa kaum Yahudi dan kaum Nasrani sekali-kali dan atau selamanya tidak akan rela, tidak akan suka hati kepada Nabi dan agama yang dibawanya, sehingga beliau mengikut agama mereka.


Pengharapan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan keinginannya supaya mereka itu beriman dan mengikut beliau itu tidak ada salahnya, dan beliau dari semula berpendapat dan merasa tidak ada yang lebih patut mengakui dan membenarkan agama Islam yang dibawanya itu selain daripada mereka, itupun ada benarnya, karena mereka itulah orang-orang ahli kitab dan banyak yang cerdik pandai, yang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah; akan tetapi karena mereka itu sudah merubah ajaran dasar agama mereka yang asli, dan dalam mereka beragama itu sudah bertaqlid buta saja, maka tidaklah akan mungkin lagi mereka itu dapat diharapkan untuk mempercayai, membenarkan dan mengikut Islam. Bahkan mereka (kaum Yahudi dan kaum Nasrani) itu selamanya tidak akan suka hati dan tidak akan rela terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, selama Nabi belum mengikut agama mereka.


Oleh sebab itu, maka dengan tegas Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diperintahkan oleh ALLAH supaya memberitakan kepada mereka : Bahwa sesungguhnya petunjuk dan pimpinan ALLAH itulah yang sebenar-benar petunjuk dan pedoman (pimpinan).


Ayat ini seakan-akan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diperintahkan supaya menegaskan pendirian yang sebenarnya, bahwa petunjuk ALLAH atau agama Islam itulah yang sebenar-benar petunjuk. Sebab itu, maka bukan kami yang harus mengikut agama kamu, tetapi kamulah yang sepatutnya mengikut kepada agama kami. Dan agar supaya para ahli kitab (Yahudi-Nasrani) mengerti tentang pendirian Nabi yang sebenarnya, dan agar mereka jangan lagi menaruh pengharapan kepada Nabi supaya mengikut kemauan mereka, maka ALLAH menegaskan kepada beliau yang berarti :''Dan demi jika engkau mengikut kemauan mereka, menurut keinginan hawa nafsu mereka, sesudah engkau mendapat pengetahuan dan keterangan tentang kesesatan mereka, niscaya engkau tidak akan mempunyai Pengawal dan Penolong dari ALLAH.


Tegasnya : Oleh ALLAH, Nabi diperingatkan, janganlah sekali-kali mengikut kemauan atau menurut keinginan mereka (Yahudi - Nasrani), dan jangan pula terpengaruh oleh buah fikiran mereka yang selalu menarik-narik dan mengajak kepada beliau. Jika sekiranya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sampai mengikuti dan menurut keinginan mereka barang sebentar dengan tujuan supaya mereka dapat pula nanti terpengaruh dan ditarik kepada ajaran dan ke dalam Islam, maka ALLAH seketika itu juga akan memutuskan penjagaan dan pertolongan-Nya dari beliau.


Penjelasan singkat :


Tentang ayat-ayat ALLAH yang mengandung perintah kepada Nabi sebagai tertera itu, oleh sebagian para ahli tafsir telah dijelaskan tujuannya, antara lain pentafsir Al Manar memberi penjelasan : Peringatan dan pengawasan ini buka ditujukkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, karena beliau itu selamanya awas dan waspada serta tidak ada putus-putusnyamenerima wahyu ALLAH yang memimpin dan mendukung beliau selama menyampaikan tugasnya yang amat berat dan besar itu.


Selanjutnya Pentafsir AL Manar menegaskan : adapun yang diperingatkan dalam ayat itu ialah segenap umat Islam, umat pengikut Nabi Muhammad, bukan Nabi-Nya, karena ALLAH mengetahui bahwa Nabi-Nya tidak akan mau mengikut kemauan atau menurut keinginan hawa nafsu kaum Yahudi dan Kaum Nasrani dalam hal apapun juga, dan karena Dia sudah memelihara Nabi-Rasul-Nya itu dari kegelinciran dan kesesatan. Sesungguhnya kedatangan ayat itu menurut rangkaian kata jelas, yaitu : Nabi dikhithab, tetapi yang dituju ialah umatnya, dengan tujuan untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada orang-orang yang datang di masa kemudian Nabi. Yakni : Orang-orang yang mengikut sunnahnya dan mengambil petunjuknya.


Al Qur'an Terjemah Bahasa Indonesia bersumber dari :

alquran_indonesia.png


Baca juga post sebelumnya :

<<==Kejadian Hebat dan Penting : Peristiwa beralih qiblat menjadi Fitnah besar


Jika Anda Sebarkan Content ini di Facebook, Twitter, forum maupun Blog, Insya ALLAH amal jariah untuk Anda.


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun